Perludem: Pemilih Berpengatahuan Baik adalah Prasyarat Demokrasi
29 Okt 2022 : 15.29
Views 1
Medcom.id Jenis Media: News
Jakarta: Anggota Dewan Pembina Perkumpulan untuk Pemilu dan Demokrasi (Perludem) Titi Anggraini menyatakan pemilih yang berpengetahuan baik adalah prasyarat demokrasi. Karena, satu suara mereka menentukan arah bangsa ini.
"Tantangan terbesar pemilih pada Pemilu 2024 nanti adalah mendapatkan informasi yang kredibel," kata Titi saat menjadi narasumber dalam Program Live Event Metro TV bertajuk Mengawal Pemilu Jurdil dan Bermartabat, Jumat, 28 Oktober 2022.
Titi berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu benar-benar bekerja untuk memberikan informasi yang kredibel bagi pemilih. Pasalnya, saat ini informasi begitu berseliweran. Bahkan berhadapan dengan tantangan disinformasi.
"Pemilih pada Pemilu 2024 nanti akan kesulitan berhadapan dengan disinformasi yang luar biasa melalui media sosial," kata Titi.
Titi mengibaratkan media sosial sebagai dua sisi mata uang yang saling bertolak belakang. Di satu sisi memberikan kemudahan dalam menyalurkan informasi.
"Namun, di saat yang sama, menjadi ruang penyebaran disinformasi dan hoaks," kata Titi.
Baca: KPU Jatim Target Partisipasi Pemilih 85% pada Pemilu 2024
Pemilu 2024 akan lebih rumit dari Pemilu 2019 lalu. Pemilu 2019 saja, kata Titi, didapuk sebagai pemilihan serentak satu hari terbesar di dunia. Apalagi dengan Pemilu 2024.
Pada Pemilu 2024, semua pemilu akan dilaksanakan berbarengan. Pada 14 Februari 2024 akan diserentakkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Pada 27 November 2024, kembali dilaksanakan Pemilu Kepala Daerah.
"Makanya, penjangkauan informasi menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara dan peserta pemilu," kata dia.
"Tantangan terbesar pemilih pada Pemilu 2024 nanti adalah mendapatkan informasi yang kredibel," kata Titi saat menjadi narasumber dalam Program Live Event Metro TV bertajuk Mengawal Pemilu Jurdil dan Bermartabat, Jumat, 28 Oktober 2022.
Titi berharap Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu benar-benar bekerja untuk memberikan informasi yang kredibel bagi pemilih. Pasalnya, saat ini informasi begitu berseliweran. Bahkan berhadapan dengan tantangan disinformasi.
-?
- - - -"Pemilih pada Pemilu 2024 nanti akan kesulitan berhadapan dengan disinformasi yang luar biasa melalui media sosial," kata Titi.
Titi mengibaratkan media sosial sebagai dua sisi mata uang yang saling bertolak belakang. Di satu sisi memberikan kemudahan dalam menyalurkan informasi.
"Namun, di saat yang sama, menjadi ruang penyebaran disinformasi dan hoaks," kata Titi.
Baca: KPU Jatim Target Partisipasi Pemilih 85% pada Pemilu 2024
Pemilu 2024 akan lebih rumit dari Pemilu 2019 lalu. Pemilu 2019 saja, kata Titi, didapuk sebagai pemilihan serentak satu hari terbesar di dunia. Apalagi dengan Pemilu 2024.
Pada Pemilu 2024, semua pemilu akan dilaksanakan berbarengan. Pada 14 Februari 2024 akan diserentakkan Pemilu Legislatif dan Pemilu Presiden. Pada 27 November 2024, kembali dilaksanakan Pemilu Kepala Daerah.
"Makanya, penjangkauan informasi menjadi tantangan tersendiri bagi penyelenggara dan peserta pemilu," kata dia.
(UWA)
Sentimen: negatif (66.7%)