Sentimen
Negatif (99%)
29 Okt 2022 : 08.20
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Cianjur, Senen

Pasca Ngadu ke Istana, Polisi Serius Tangani IRT yang Disiksa Majikan dengan Cara Disiram Air Cabai dan Disuruh Bugil

Pojoksatu.id Pojoksatu.id Jenis Media: Nasional

29 Okt 2022 : 08.20
Pasca Ngadu ke Istana, Polisi Serius Tangani IRT yang Disiksa Majikan dengan Cara Disiram Air Cabai dan Disuruh Bugil

POJOKSATU.id, JAKARTA-  RNA seorang pekerja rumah tangga (PRT) asal Cianjur, Jawa Barat, yang mengalami tindak kekerasan oleh majikan saat bekerja, dan sempat mengadu ke Kantor Staf Presiden di Jakarta laporannya kini didalami Polisi.

Berdasarkan keterangan korban, dia diduga mengalami penyiksaan mulai dari disiram air cabai hingga disuruh tidur telanjang di lantai oleh majikannya.

Pemeriksaan terhadap yang bersangkutan bakal dilakukan hari ini.

Hal itu diungkap Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Metro Jaya, Komisaris Besar Polisi Endra Zulpan. Pemeriksaan baru dilakukan hari ini lantaran korban belum fit.


“Rencananya, kami akan BAP (Berita Acara Pemeriksaan) korban,” kata Zulpan kepada wartawan, Jumat 28 Oktober 2022.

Zulpan menjelaskan, pihaknya bakal jemput bola mendatangi korban untuk dimintai keterangannya.

BACA : Acara yang Dipandunya Kerap Bahas KDRT, Dewi Perssik Marah Besar Diserang Fans Lesti dan Rizky Billar

Sebab, yang bersangkutan masih menjalani perawatan medis. Dimana, lanjut Zulpan, penyidik akan mendatangi korban yang dirawat di Rumah Sakit Pusat Angkatan Darat (RSPAD) Gatot Soebroto, Senen, Jakarta Pusat.

“Untuk korban saat ini sedang dalam penanganan medis di RSPAD,” kata dia lagi.

Sebelumnya diberitakan, seorang pekerja rumah tangga (PRT) asal Cianjur, Jawa Barat, RNA, mengalami tindak kekerasan oleh majikan saat bekerja, mengadu ke Kantor Staf Presiden di Jakarta, Selasa.

Berdasarkan siaran pers yang diterima, dia datang didampingi pamannya, Ceceng, dan aktivis dari Jaringan Nasional Advokasi Pekerja Rumah Tangga (Jala PRT), dan diterima langsung Kepala Staf Kepresidenan, Moeldoko, Deputi II KSP, Abetnego Tarigan, serta Tenaga Ahli Utama KSP, dr Noch T Mallisa.

Kepada Moeldoko, RNA mengaku menjadi korban kekerasan oleh majikannya berupa penyiksaan secara fisik maupun psikis, seperti pemukulan, disiram dengan air cabai, hingga kekerasan verbal berupa ancaman-ancaman.

Remaja putri berusia 18 tahun itu juga mengaku tidak mendapatkan hak penuh atas pekerjaan yang sudah dia lakukan, di mana gaji yang dijanjikan yakni Rp1.800.000 per bulan, selalu dipotong majikan setiap dia melakukan kesalahan.

“Satu bulan saya digaji satu juta delapan ratus. Tapi selalu dipotong kalau saya melakukan kesalahan. Enam bulan kerja, saya hanya bisa bawa pulang uang dua juta tujuh ratus saja bapak,” ucap dia. (ade/pojoksatu)

Sentimen: negatif (99.9%)