JAKARTA - Guru Besar Universitas Islam Internasional Indonesia, Nina Nurmala mengapresiasi atas terbentuknya Peraturan Menteri Agama (PMA) tentang Pencegahan dan Penanganan Kekerasan Seksual. Menurutnya, dengan adanya PMA ini merupakan wujud nyata kepedulian Kemenag tentang kekerasan seksual yang akhir-akhir ini marak terjadi di satuan pendidikan.

Diketahui, PMA ini ditujukan bukan hanya ke satuan pendidikan islam saja, namun ditujukan ke semua satuan pendidikan agama yang berada di naungan Direktorat Jenderal Pembinaan Masyarakat (Bimas) Kemenag.

"Karena Kemenag milik semua bangsa Indonesia, bukan hanya umat muslim," kata Nina dalam Webinar Partai Perindo bertajuk 'Kriteria Kekerasan Seksual Versi Kemenag, Mempertegas atau Membingungkan', Jumat (28/10/2022).

Apresiasi juga ia tuukan kepada Partai Perindo. Ia menyebutkan, dengan menggelar webinar tersebut, maka Partai Perindo turut andil dalam mensosialisasikan tentang PMA tersebut.

Baca Juga: Ini Cara Gadai BPKB Mobil di Inafina.com serta Syarat dan Ketentuannya

Nina melanjutkan, kekerasan seksual merupakan buntut dari ketidakadilan gender yang disebabkan oleh faktor budaya patriarki dan ketimpangan relasi kuasa. Budaya patriarki adalah budaya yang menempatkan laki-laki pada posisi utama atau sentral, sementara perempuan dianggap banyak tidak mampu mengerjakan apa yang laki-laki bisa mengerjakan.

"Ketika kita berada di budaya patriarki, perempuan dipandang lebih rendah dari laki-laki, hanya diciptakan untuk melayani danmenyenangkan laki-laki,atau hanya dijadikan objek kesenangan laki-laki saja," ujarnya.

Yang kedua, penyebab kekerasan seksual adalah ketimpangan relasi kuasa. Hal ini sering terjadi di lingkungan pekerjaan di mana beberapa kasus ditemukan atasan yang berbuat semena-mena sehingga tercipta kekerasan seksual.