Sentimen
Negatif (100%)
28 Okt 2022 : 18.47
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Serang, Purwakarta

Partai Terkait

Digugat Cerai Ambu Anne, Dedi Mulyadi Serang Habis-Habisan Kebijakan Bupati Purwakarta, Makan Bakso sampai Tidak Jadi

28 Okt 2022 : 18.47 Views 4

Gelora.co Gelora.co Jenis Media: News

Digugat Cerai Ambu Anne, Dedi Mulyadi Serang Habis-Habisan Kebijakan Bupati Purwakarta, Makan Bakso sampai Tidak Jadi

GELORA.CO -Mantan Bupati Purwakarta dua periode, Dedi Mulyadi terlihat memperlihatkan wajah tidak enak.

Rencana Dedi Mulyadi untuk makan bakso di tengah suasana dinginnya Purwakarta mendadak batal.

Dedi Mulyadi mendadak hilang selera lantaran saat akan makan bakso, tiba-tiba mencium aroma bau sangat menyengat.

Selera makan Dedi Mulyadi seketika hilang, dan dia lebih memilih mencari sumber bau sampah yang mengganggunya.

Rupanya setelah ditelusuri, bau menyengat tersebut dari tempat sampah yang membanjir di area lapang.

“Maksud hati ingin makan bakso enak, namun apa daya karena mencium bau sampah malah jadi enek,” kata Kang Dedi Mulyadi sapaannya.

Dedi Mulyadi terang-terangan mengatakan seleranya menjadi hilang karena hal yang tidak membuatnya nyaman.

Bukan itu saja, Dedi Mulyadi juga mengutarakan isi hatinya dengan mengaku harus tegar.

“Seringkali memang selera mendadak hilang akibat hal yang tidak nyaman. Meski begitu, tetap tegar,” kata Dedi Mulyadi.

Ungkapan Dedi Mulyadi itu terekam dalam unggahan di akun media sosialnya.

Kamera tim Dedi Mulyadi langsung mengarah pada lautan sampah yang berserakan.

Dalam melengkapi video dalam unggahannya itu, Dedi Mulyadi menuliskan caption tentang selera makannya yang hilang.

“Maksud hati ingin makan baso (bakso) enak, namun apa daya karena mencium bau sampah malah jadi enek (mual). Seringkali memang selera mendadak hilang akibat hal yang tidak nyaman. Meski begitu, tetap tegar,” tulis kang Dedi Mulyadi.

Seperti diketahui jika Dedi Mulyadi pernah menjabat wakil bupati, bupati dua periode, begitu terganggu dengan pemandangan yang dia lihat.

Dia tahu betul jika Purwakarta di masanya tidak seperti saat dilihat di depan matanya.

Dedi Mulyadi kemudian terang-terangan ‘menyerang’ kebijakan pemerintah daerah setempat dalam hal ini bupati soal penumpukan sampah.

Secara terang-terangan Dedi Mulyadi mengatakan jika warga membayar pajak, bahkan setor uang kebersihan.

Akan tetapi, apa yang terjadi, warga Purwakarta kata Dedi Mulyadi malah mendapatkan hadiah sampah.

Dedi Mulyadi lantas mempertanyakan kebijakan bupati terkait dengan banyaknya penumpukan sampah.

Sepertinya Dedi Mulyadi mulai geram dengan pemandangan yang dilihat.

Satu lokasi miri pasar, menjadi tempat tujuan Dedi Mulyadi dalam mencari sumber bau menyengat.

Setiba Dedi Mulyadi di lokasi mirip dengan pasar, terlihat tanah lapang, dipenuhi sampah yang mengeluarkan bau menyengat.

Kemudian tampak wajah bingung dan seolah tidak percaya diperlihatkan Dedi Mulyadi.

Jika harus diangkut dalam satu waktu bersamaan, Dedi Mulyadi memperkirakan sekitar 50 truk sampah harus dikerahkan.

"Ini sudah kayak lautan sampah,” kata Dedi Mulyadi.

“Ini lebih banyak dibanding dulu,” ucap Dedi Mulyadi sambal menutup hidungnya.

“Kalau dulu saya sekitar 30 truk, ini perkiraan saya 50 truk,” tutur Dedi Mulyadi.

“Sampah menumpuk, sudah kayak lautan sampah," kata Kang Dedi Mulyadi seperti dikutip dari unggahan di akun instagramnya Kamis (27/10/2022).

Di saat malam itu, Dedi Mulyadi memiliki jadwl di Purwakrata.

Dedi Mulyadi pada esok harinya memang harus menghadiri agenda mediasi di Pengadilan Agama Purwakarta atas gugat cerai sang istri Anne Ratna Mustika.

Posisi Anne Ratna Mustika sendiri saat ini secara politik adalah penerus dari Dedi Mulyadi sebagai Bupati Purwakarta.

Dedi Mulyadi mengusung Anne Ratna Mustika yang tak lain istri sendiri, dengan tujuan melanjutkan masa emas Kabupaten Purwakarta.

Namun, dengan kondisi saat ini Dedi Mulyadi malah banyak mengkritik kebijakan Bupati Purwakarta, Anne Ratna Mustika.

Tidak hanya menyaksikan lautan sampah seorang diri, Dedi Mulyadi lantas menghampiri warga di sana.

"Ini sudah berapa bulan (sampah tidak diangkut)," tanya Kang Dedi Mulyadi.

Warga tersebut kemudian menjawab, sekitar tiga hari sampah menumpuk dan belum diangkut..

"Ini (sampah) kalau dua hari, dua hari, lama-lama menumpuk dong pak. Baru tiga hari tidak terangkut saja segini," jelas Dedi Mulyadi.

Langkah Dedi Mulyadi mengarah pada satu took dimana terlihat ada pedagangnya.

Dedi Mulyadi menanyakan apakah kondisi lautan sampah mengganggu penjualan dan kenyaman took.

"Toko keganggu semua (oleh sampah dan bau yang ditimbulkan), omset turun drastis," kata pemilik toko kepada Kang Dedi Mulyadi.

Saat itu, Dedi Mulyadi langsung memotong pembicaraan, dan bertanya apakah sudah diusulkan ke bupati.

"(Usul) Gak didenger pak," jawab pemilik warung menjawab pertanyaan Dedi Mulyadi.

Di sana Dedi Mulyadi mengatakan, jika masalah yang ada di hadapannya tersebut adalah tugas pemerintah.

"Ini kan (masalah sampah) tugas pemerintah,” kata Dedi Mulyadi.

“Kan sudah bayar pajak, bayar kebersihan kok diberi hadiah tumpukan sampah,” ucap Dedi Mulyadi.

“Ini kan orang malas belanja kalau (kondisi) begini," jelas Dedi Mulyadi.

"Dulu pernah saya bersihin, tapi ketika saya bersihkan ribut dianggap ikut campur,” kata Dedi Mulyadi.

“Makanya biar gak dianggap ikut campur, beresin dong," kata Dedi Mulyadi terlihat menyindir.

"Nanti kalau saya ikut bersihin (sampah) dianggap pencitraan," ungkap Dedi Mulyadi.

Dedi Mulyadi langsung memberi solusi melalui videonya untuk bupati, untuk segera menyiapkan armada truk sampah, dan segera mengangkut sampah tersebut.

Sentimen: negatif (100%)