Menkes akan Beli Penawar Gangguan Ginjal Akut dari Amerika dan Jepang
Republika.co.id Jenis Media: Nasional
Antidotum Fomepizol dinilai ampuh sebagai penawar gangguan ginjal akut
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Menteri Kesehatan RI, Budi Gunadi Sadikin mengatakan, antidotum Fomepizol sudah terbukti ampuh sebagai penawar Gangguan Ginjal Akut (GGA). Hal tersebut ia sampaikan saat ditemui di Jakarta, Rabu (27/10/2022).
"Yang kena serangan ginjal data kita kan 57 persen meninggal. Itu tujuh sudah sembuh, yang tiga biasanya kondisi menurun itu sesudah diterima (diberi antidotum fomepizol) itu jadi stabil," ujar Budi.
Diketahui, pemerintah sudah mendatangkan obat antidotum Fomepizol dari Singapura sebanyak 26 vial dan dari Australia sebanyak 16 vial. Selanjutnya akan mendatangkan ratusan vial dari Jepang dan Amerika Serikat. Penawar ini akan segera didistribusikan ke RS rujukan pemerintah dan obat ini gratis.
"Oleh karena itu obatnya efikasinya keampuhannya bagus, kemarin saya datang ke Singapura saya minta lagi dikasih 10 vial, Australia kan sudah dikasih 16 vial sekarang kita lagi finalisasi untuk beli dari Amerika dan Jepang," kata Mantan Wakil Menteri BUMN tersebut.
Dari hasil pemberian obat Fomepizol di RSCM, 10 dari 11 pasien terus mengalami perbaikan klinis. Tidak ada kematian dan tidak ada perburukan lebih lanjut. Anak sudah mulai dapat mengeluarkan air seni (BAK). Dari hasil pemeriksaan laboratorium, kadar etilen glikol (EG) dari 10 anak tersebut sudah tidak terdeteksi zat berbahaya tersebut.
Hingga Senin (24/10/2022), terdapat 251 kasus gagal ginjal akut yang berasal dari 26 provinsi. Sekitar 80 persen kasus terjadi di DKI Jakarta, Jawa Barat, Aceh, Jawa Timur, Sumatera Barat, Bali, Banten, dan Sumatera Utara.
Persentase angka kematian ada di 56 persen atau sebanyak 143 kasus. Penambahan 6 kasus, termasuk 2 kematian, yang dilaporkan bukanlah kasus baru.
Walau tidak ada penambahan kasus baru, pemerintah tetap waspada dan mengambil langkah-langkah pencegahan lanjutan. Tenaga Kesehatan pada Fasilitas Pelayanan Kesehatan dapat meresepkan atau memberikan obat dalam bentuk sediaan cair/sirup berdasarkan pengumuman dari BPOM RI terhadap 156 jenis obat.
Terdapat pula 12 merk obat yang mengandung zat aktif asam valporat, sidenafil, dan kloralhidrat dapat digunakan, tentunta pemanfaatannya harus melalui monitoring terapi oleh tenaga kesehatan. Apotek dan toko obat dapat menjual bebas dan/atau bebas terbatas kepada masyarakat sebagaimana aturan dari BPOM RI.
Sentimen: negatif (80%)