Sentimen
Negatif (100%)
26 Okt 2022 : 19.40
Informasi Tambahan

Kab/Kota: bandung

Kasus: kebakaran

Ratika Yuli Puspita, Damkar Wanita Yang Berjibaku dengan Panas Api dan Kepulan Asap

27 Okt 2022 : 02.40 Views 1

Prfmnews.id Prfmnews.id Jenis Media: Nasional

Ratika Yuli Puspita, Damkar Wanita Yang Berjibaku dengan Panas Api dan Kepulan Asap


PRFMNEWS - Kebakaran besar yang melalap sebuah gudang penyimpanan triplek di kawasan jalan Soekarno-Hatta Bandung, menorehkan deretan pengalaman kembali bagi sejumlah petugas pemadam kebakaran kota Bandung.

Adalah Ratika Yuli Puspita, satu di antara sejumlah petugas pemadam kebakaran yang sejak pagi tadi turut berjibaku mengatasi amukan si jago merah di areal seluas 2000 m2 itu. Ratika, dengan perlengkapan pemadam yang mumpuni, menepis anggapan bahwa pekerjaan penuh resiko ini hanya bagi kaum pria saja.

Bahkan dengan tegas, wanita ini mengatakan pekerjaan yang digelutinya tersebut sejak tahun 2006 lalu, sangat dinikmatinya. Ia pun sadar akan bahaya yang mengintai setiap saat ketika tengah bertugas.

Baca Juga: Kebakaran Gudang Triplek Masih Berlangsung Hingga Malam Ini, Nyaris 24 Jam

"Kalau namanya berbahaya, semua pekerjaan itu ada resikonya, mau dimanapun juga. Karena memang saya pribadi suka tantangan," kata Ratika ditemui di lokasi kebakaran Gudang triplek, Jalan Soekarno-Hatta 501, Selasa 25 Oktober 2022.

Ibu dari dua orang anak yang bersuamikan sesama petugas pemadam kebakaran ini pun mengakui, pada awal menjalani tugasnya, rasa takut sempat hinggap pada dirinya. Terlebih lagi, pekerjaannya yang harus berhadapan langsung dengan amukan api, tentu membuat ciut nyali.

"Api dalam jarak 4 meter saja udah kerasa panasnya, di muka itu. Apalagi ini kita bisa cuma jarak 2 meter. Tapi sesudah turun ke lapangan, mungkin karena naluri kitanya ini senang buat bantu nolong orang, jadi kayak udah panggilan jiwa aja gitu," katanya.

Rafika Yuli Puspita bersama sejumlah pemadam kebakaran di lokasi kebakaran Gudang Triplek Jalan Soekarno-Hatta 505 Kota Bandung TOMMY RIYADI/PRFM

Baca Juga: Banyak Material Mudah Terbakar Sebabkan Kebakaran Gudang Triplek di Jalan Soekarno Hatta Bandung Sulit Padam

Ratika mengatakan, sejak bergabung dengan pasukan pemadam kebakaran di Dinas Kebakaran dan Penanggulangan Bencana (Diskar PB) kota Bandung tahun 2006 lalu, sudah tak terhitung berapa banyak kasus kebakaran yang dalam penanganannya ia terlibat langsung.

Beberapa kasus kebakaran besar menjadi cerita khusus yang membekas saat berpacu dengan waktu berjibaku menangani api.

Bahkan, Ratika mengakui, beberapa di antaranya masuk dalam kategori berbahaya dan mengancam keselamatan jiwanya. Ia mengambil sejumlah contoh, diantaranya kasus kebakaran Pusat Perbelanjaan Kings di jalan Dalem Kaum beberapa tahun lalu.

Baca Juga: Damkar Terus Berupaya Padamkan Api Kebakaran Gudang Triplek di Jalan Soekarno Hatta Bandung

Saat kejadian tersebut, kata Ratika, dirinya bahkan sempat mengalami tidur dibawah reruntuhan toko toko, karena penanganan yang cukup lama dari pemadaman hingga pendinginan.

"Yang paling serem banget (penanganannya) itu waktu kebakaran pabrik yang di Ujungberung, pabrik kapas. Itu tembok (pabriknya) nya sampai udah miring dan kita ada di sebelahnya. Jadi begitu kita masuk pun, itu kan kapas ya, udah banyak air, kaki diangkat pun udah ngeri. Kita bawa air mineral itu meleleh semua. Itu tahun 2021," ungkapnya.

Lain halnya dengan pengalaman Ratika saat berjibaku menangani kebakaran Pasar Kosambi. Ia menuturkan, bangunan pasar yang memiliki sirkulasi udara kurang optimal tersebut, membuatnya sesak nafas.

Baca Juga: Kronologi Kubah Masjid Islamic Centre Terbakar, Terungkap Penyebab Kebakaran

Namun penanganan kebakaran yang sempat membuatnya sakit, justru saat kebakaran sebuah toko cat dan bahan kimia di Jalan Ahmad Yani Kosambi. Selain memakan waktu penanganan cukup lama, dua rekannya pun harus dilarikan ke rumah sakit karena pingsan.

"Itu yang terbakar toko cat, tapi di sebelah toko itu ada (toko) kayak bahan bahan kimia. Itu kebakarannya itu kalau gak salah tiga harian juga (penanganannya). Bukan karena api besar, tapi itu karena ada bahan kimia, kepulan asapnya jadi lama," ungkap Ratika

"Dan kebetulan ada kebakaran juga di kawasan Lengkong Kecil (saat bersamaan), jadi kita berbagi. Waktu itu dua rekan kita juga terpaksa dilarikan ke rumah sakit karena pingsan di dalam (lokasi kebakaran). Saya sendiri selama satu minggu suara saya menghilang, karena ada gangguan di saluran pernafasan," tambahnya.

Baca Juga: VIDEO KEBAKARAN: Detik-detik Kubah Masjid Islamic Centre Terbakar Hebat Hari Ini

Ketika ditanya tentang pengalaman tertimpa reruntuhan, Ratika mengatakan hingga kini dirinya masih dilindungi dari bahaya tersebut. Namun jika luka goresan, sesekali ia pernah mengalaminya meskipun tidak besar.

"Kalau reruntuhan sih alhamdulillah nggak ya, dan rekan kita yang pria selalu melindungi ketika situasinya cukup membahayakan. Nah kalau luka bakar sih gak usah ditanya lah, pernah ngalamin. Seperti menggulung selang itu kan kadang ada serpihan kaca, itu sudah gak aneh kalo kita tergores," tandasnya.

Sentimen: negatif (100%)