Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: ReForminer Institute
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Banyak Dilirik, Ternyata Indonesia Punya Harta Karun Ini
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Bukan menjadi rahasia umum lagi bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki harta karun batu bara. Batu bara yang dimiliki tanah air bahkan telah memenuhi hajat energi banyak negara di dunia.
Faktanya, SDA tambang batu bara di Indonesia bahkan masih menyimpan banyak stok yang memungkinkan Indonesia dapat terus secara berkelanjutan memenuhi stok pasokan sumber daya energi bagi negeri maupun untuk diekspor.
Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), cadangan batu bara Indonesia mencapai sebanyak 31,7 miliar ton. Tahun ini produksi batu bara Indonesia ditarget mencapai 663 juta ton.
Banyaknya 'Harta karun' emas hitam yang dimiliki Indonesia ini dinilai bikin dunia iri dan menjadi rebutan. Apalagi di benua Eropa, mereka memang sedang membutuhkan bahan baku batu bara untuk kebutuhan energi kelistrikan negaranya di tengah krisis energi yang sedang melanda negara-negara Uni Eropa tersebut.
Batu bara asal Indonesia menjadi substitusi impor Eropa tatkala, negara-negara tersebut mengenakan sanksi ekonomi berupa penyetopan batu bara dari Rusia yang menjadi andalan mereka.
Direktur Eksekutif Asosiasi Pertambangan Batu Bara Indonesia (APBI), Hendra Sinadia mengatakan berdasarkan data unofficial, ekspor batu bara dari Indonesia ke negara-negara Eropa mencapai sebanyak 3,5 juta - 4 juta ton.
Ekspor ini menjadi yang terbesar pertama sepanjang sejarah. Dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, volume ekspor batu bara Indonesia ke Eropa biasanya kurang dari 1 juta ton per tahun.
"Tentu saja jumlah tersebut ada peningkatan yang signifikan. Ini memang belum angka resmi, kalau memang jumlahnya segitu (4 juta ton) ini yang terbesar (sepanjang sejarah)," terang Hendra kepada CNBC Indonesia, dikutip Senin (17/10/2022).
Sementara itu, Direktur Eksekutif Reforminer Institute, Komaidi Notonegoro mengatakan bahwa ketergantungan dunia terhadap batu bara masih cukup tinggi. Ditambah masa pemulihan ekonomi pasca pandemi Covid-19, sehingga membutuhkan pasokan energi yang besar dengan harga terjangkau.
"Harga murah dan itu ada pada batu bara. Saya kira menghilangkan peran batubara untuk saat ini dan beberapa tahun ke depan masih akan sulit," jelasnya.
Dengan semua keuntungan tersebut, menurutnya batu bara masih sangat dibutuhkan sebagai sumber energi yang murah dan potensial. Industri batu bara bahkan punya peran besar terhadap terciptanya lapangan pekerjaan baik di dalam maupun luar negeri.
Namun di sisi lain, batu bara juga mulai disingkirkan secara perlahan diganti dengan energi baru terbarukan (EBT), demi terciptanya dunia yang bersih.
Indonesia sendiri menjadi salah satu negara yang berkomitmen untuk melakukan transisi energi dari energi fosil menjadi EBT. Namun sayangnya, usaha tersebut memang tidak mudah, terlebih batu bara menjadi sumber energi yang dibutuhkan seluruh dunia di tengah gejolak perang Rusia-Ukraina.
Jika kondisi minat pada batu bara RI nantinya sudah benar-benar surut, hal ini pun tampaknya bukan menjadi masalah besar karena Pemerintah telah mendorong percepatan proyek gasifikasi batu bara. Proyek gasifikasi ini diharapkan dapat menghasilkan (Dimethyl Ether/DME) sebagai substitusi LPG, sehingga dapat menekan impor LPG yang terus meningkat.
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Arifin Tasrif mengatakan pemilihan DME untuk subtitusi sumber energi bagi Pemerintah mempertimbangkan pada dampak lingkungan. DME dinilai mudah terurai di udara sehingga tidak merusak ozon dan meminimalisir gas rumah kaca hingga 20%.
"Diharapkan ke depan, ini (gasifikasi batu bara) masif dilakukan sehingga mengurangi ketergantungan kita terhadap impor LPG. Ini merupakan cerminan ketahanan energi nasional yang berlandaskan pada bahan baku lokal," papar Arifin.
[-]
-
Boris Ingin Industri Batu Bara Inggris "Membara" Lagi(rah/rah)
Sentimen: positif (100%)