Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Moskow
Tokoh Terkait
Putin Tak Akan Segan Luncurkan Senjata Nuklir, Ini Syaratnya
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Rusia dilaporkan masih memiliki kemungkinan untuk meluncurkan senjata nuklir yang dimilikinya dalam peperangan di Ukraina. Langkah ini akan dilakukan bila militer Kyiv terus menekan posisi tentara Moskow.
Max Bergmann, Direktur Program Eropa Pusat Studi Strategis dan Internasional (CSIS), mengatakan kepada Newsweek bahwa dia yakin Presiden Rusia Vladimir Putin sekarang putus asa. Ia disebut sedang mencari cara untuk membalikkan keadaan ini, salah satunya dengan senjata nuklir.
"Ada banyak rasa frustrasi yang Anda miliki. Jika Anda orang Rusia, cadangan besar senjata nuklir ini, yang sekarang menjadi klaim Anda atas status kekuatan besar, agak tidak relevan. Anda tidak bisa benar-benar menggunakannya. yang bisa Anda lakukan hanyalah mengancam untuk menggunakannya," katanya kepada Newsweek, Kamis (20/10/2022).
Bergmann menambahkan ia yakin Putin lebih mungkin menggunakan senjata nuklir atau mengancam untuk melakukannya jika mobilisasi parsial cadangan Rusia ternyata tidak efektif dalam perang dengan Ukraina ini.
"Jika Ukraina terus membuat keuntungan besar dan mendekati Krimea, itulah skenario di mana Anda mungkin bisa melihat Rusia menjadi sangat serius dalam membuat ancaman nuklir."
Adapun, tentara Ukraina telah melakukan serangan balasan sejak awal September di wilayah Lyman di Timur dan Kherson di Selatan. Mereka bahkan semakin dekat dengan wilayah yang diambil Rusia dalam referendum yang baru dilaksanakan.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky juga telah berjanji untuk merebut kembali semenanjung Krimea di selatan Ukraina. Wilayah itu dianeksasi oleh Rusia pada 2014.
Pada saat yang sama, Putin bulan lalu mengancam bahwa Rusia siap menggunakan senjata nuklir untuk mempertahankan 'integritas teritorial' Rusia.
Kremlin pada hari Selasa menggandakan peringatan nuklir Putin. Juru Bicara Dmitry Peskov mengatakan bahwa empat wilayah Ukraina yang telah direbut Moskow berada di bawah perlindungan persenjataan nuklirnya.
"Semua wilayah ini adalah bagian yang tidak dapat dicabut dari Federasi Rusia dan mereka semua dilindungi. Keamanan mereka diberikan pada tingkat yang sama dengan (untuk) wilayah Rusia lainnya," kata Peskov.
Dengan situasi ini, Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden mengatakan pada 6 Oktober bahwa resiko 'Armageddon' nuklir berada pada tingkat tertinggi sejak Krisis Rudal Kuba 1962. Saat itu, banyak yang khawatir perang nuklir akan segera terjadi.
Tak hanya Biden, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Kemenko Marves) Indonesia, Luhut Binsar Pandjaitan, juga mengatakan bahwa dengan situasi yang tak dapat ditebak di dalam perang antara Rusia dan Ukraina, dunia telah dibayang-bayangi potensi perang nuklir.
[-]
-
Putin Buka Suara Lagi soal Perang Nuklir, Jadi?(luc/luc)
Sentimen: negatif (99.4%)