Sentimen
Positif (99%)
25 Okt 2022 : 12.04
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Lombok

Kasus: covid-19

Tokoh Terkait

4 Fakta Subvarian Omicron XBB yang Sudah Masuk Indonesia, Masyarakat Diminta Waspada

Akurat.co Akurat.co Jenis Media: News

25 Okt 2022 : 12.04
4 Fakta Subvarian Omicron XBB yang Sudah Masuk Indonesia, Masyarakat Diminta Waspada

AKURAT.CO Di saat masyarakat tengah diresahkan dengan kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak, Covid subvarian baru Omicron XBB dikabarkan sudah terdeteksi di Tanah Air. Situasi pandemi Covid-19 di Indonesia sendiri memang belum sepenuhnya pulih namun dilaporkan sudah mengalami penurunan. Namun laporan mengenai adanya subvarian Omicron XBB menambah keresahan masyarakat. 

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendeteksi subvarian Omicron XBB tersebut sehingga Kemenkes mengimbau kepada masyarakat untuk waspada dan memperkuat kembali protokol kesehatan. Berikut sederet fakta mengenai subvarian Omicron XBB yang telah dirangkum Akurat.co dari berbagai sumber. 

1. Telah terdeteksi di Indonesia 

Subvarian Omicron XBB tersebut dikabarkan telah terdeteksi di Indonesia. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan jika subvarian Omicron itu merebak dari Singapura. 

baca juga:

"Singapura kasusnya naik lagi ke 6000 per hari, karena ada varian baru namanya XBB, varian ini juga sudah masuk ke Indonesia, kita amati," kata Budi pada Jumat (21/10/2022). 

Sementara itu dilansir dari laman sektkab.go.id Juru Bicara Covid-19 Kementerian Kesehatan M. Syahril menyatakan temuan kasus subvarian Omicron XBB terjadi pada seorang perempuan berusia 29 tahun yang baru saja kembali dari Lombok, Nusa Tenggara Barat. 

Di Singapura sendiri peningkatan kasus gelombang XBB ini berlangsung cepat. 

"Peningkatan kasus gelombang XBB di Singapura berlangsung cepat dan sudah mencapai 0,75 kali gelombang BA.5 dan 0,46 kali gelombang BA.2," kata Syahril.

2. Gejala pada pasien 

Syahril menambahkan jika perempuan yang baru saja tiba dari Lombok tersebut mengalami beberapa gejala ringan seperti batuk, pilek, dan demam. 

"Ada gejala seperti batuk, pilek, dan demam. Ia kemudian melakukan pemeriksaan dan dinyatakan positif pada 26 September. Setelah menjalani isolasi, pasien telah dinyatakan sembuh pada 3 Oktober," papar Syahril. 

Sentimen: positif (99%)