Sentimen
Negatif (96%)
25 Okt 2022 : 10.18
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Tangerang

Seperti Lesti, Sebagian Besar Korban KDRT di Kabupaten Tangerang Memilih Rujuk

25 Okt 2022 : 17.18 Views 1

Medcom.id Medcom.id Jenis Media: News

Seperti Lesti, Sebagian Besar Korban KDRT di Kabupaten Tangerang Memilih Rujuk
Tangerang: Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DPPPA) Kabupaten Tangerang, mencatat peningkatan jumlah kasus kekerasan dalam rumah tangga (KDRT). Tercatat ada 38 kasus KDRT sejak Januari-September 2022. 
 
Kepala DPPPA Kabupaten Tangerang, Asep Suherman, menerangkan kenaikan jumlah tersebut, berdasarkan data laporan yang diterima DPPPA Kabupaten Tangerang.
 
"Itu karena adanya aplikasi Si Sabar, dengan aplikasi ini kami akui banyak korban akhirnya berani speak up. Dia mau curhat sebenarnya, kalau sebelum ada aplikasi entah segan, malu dan sebagainya," ucap Asep Suherman, ditemui, Senin 24 Oktober 2022. 

-?

- - - -
Dia menerangkan, dalam pelaporan KDRT itu, pihaknya lebih banyak mendegar cerita dari korban. Untuk kemudian diberikan pendampingan psikologis untuk proses trauma healing. 
 
Dengan begitu, kata Asep, para korban KDRT yang melapor kemudian lebih banyak rujuk dan tidak melanjuti dengan proses hukum pidana atau perceraian. 
 
"Sehingga penanganan kita lebih ke mediasi, upaya penyelesaian dengan satu dua kali mediasi bisa selesai. Dengan dipanggil kita, mereka para suami biasanya mau datang untuk mediasi dengan melibatkan mediator profesional," katanya.
 
Menurut Asep, para korban KDRT biasanya datang dan bercerita secara emosional. Namun, setelah pertemuan mediasi kedua belah pihak akhirnya saling memaafkan. 
 
"Biasanya karena emosi, kadang esok harinya kita panggil berikutnya sudah mereda lagi. Kami hanya menjadi pendengar yang baik, karena biasanya mereka butuh teman curhat. Ada juga ke perceraian, kami hanya memberikan advice untuk menindaklanjuti perkara perceraianya atau kasus hukum pidananya," ucap dia. 
 
Dia mencatat, dari 38 laporan KDRT sejak Januari-September 2022 ini, 24 kasus didominasi kekerasan fisik terhadap perempuan sebagai korban. 
 
"Selebihnya itu kekerasan psikis. Bisa berupa kekerasan verbal atau pun penelantaran suami terhadap istrinya. Penyebabnya macam-macam, paling tinggi karena faktor ekonomi, dan mis komunikasi keluarga," jelas dia.
 

(WHS)

Sentimen: negatif (96.8%)