Sentimen
Informasi Tambahan
Brand/Merek: Tesla
Kab/Kota: Bintaro
Tak Perlu ke Luar Negeri, Indonesia Punya Robot untuk Operasi Tulang Belakang
Merdeka.com Jenis Media: Nasional
Merdeka.com - RS Premier Bintaro (RSPB) meluncurkan ROBBIN (Robot Bintaro), sebuah terobosan baru dalam prosedur bedah tulang terutama di Asia Tenggara. Navigasi Robotik ini digunakan pada operasi tulang belakang dan juga kasus bedah tulang lainnya. Teknologi ini memungkinkan pemasangan implan pada operasi tulang belakang memiliki tingkat akurasi yang sangat tinggi.
"Teknologi ini juga menggunakan teknik operasi minim sayatan dan cidera jaringan sehingga risiko pendarahan dan infeksi menjadi lebih sedikit. Serta dapat mempersingkat waktu operasi dan pemulihan pasien," ujar CEO RS Premier Bintaro, dr. Martha M.L. Siahaan, MARS MHKes di Jakarta, Sabtu (22/10).
"Robotic Navigation Spine Surgery telah terintegrasi dengan CT scan 256 slices, C-Arm dan didukung dengan teknologi MRI 3 Tesla. Sebelumnya operasi tulang belakang memakan waktu 8 jam, namun dengan menggunakan Robbin dapat dipangkas menjadi 2 jam," kata dia menambahkan.
Martha mengungkapkan fenomena digitalisasi di industri kesehatan membuatnya harus siap menghadapi perkembangan teknologi.
"Jadi tidak perlu ke Eropa atau Amerika lagi untuk melakukan operasi dengan teknologi ini," tutur dia.
2 dari 2 halaman
Sementara itu, Dr. Asrafi Rizki Gatam sebagai salah satu dokter spesialis tulang belakang mengatakan Robotic Navigation Spine Surgery atau Robot Assisted Spine Surgery adalah suatu tindakan pembedahan yang menggunakan teknologi lengan robot dalam melakukan operasi pada tulang belakang.
"Pada umumnya seorang dokter orthopaedi melakukan pemasangan implan pada tulang belakang dengan cara ‘free hand’, cara ini mengandalkan pengetahuan anatomi tulang belakang dan dengan bantuan x-ray," jelas Asrafi.
Dokter orthopaedi, kata dia, melakukan tindakan tersebut harus menjaga stabilitas tangannya ketika melakukan pemasangan implan. Pemasangan melalui koridor yang sangat sempit dekat dengan struktur-struktur penting seperti saraf dan pembuluh darah.
"Tetapi operasi tulang belakang dengan durasi yang cukup lama dapat menyebabkan seorang dokter kelelahan baik secara fisik maupun mental," kata dia.
Sementara robot yang digunakan pada operasi tulang belakang dapat melakukan pekerjaan berulang-ulang kali dengan ketahanan yang sangat tinggi tanpa mengurangi performa dan mengurangi risiko human error karena kelelahan, Sehingga akan meningkatkan hasil operasi pada pasien.
"Selain akurasi, penggunaan robot juga dapat meminimalisir dosis radiasi baik pada pasien, dokter dan staf kamar operasi," ujar Asrafi.
[ded]Sentimen: positif (79.9%)