Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Gajah
Kab/Kota: Klaten, Dukuh
Partai Terkait
Kreatif Mengolah Limbah, Pria Klaten Sulap Batok Kelapa jadi Benda Pendulang Cuan
Indozone.id Jenis Media: News
INDOZONE.ID - Asal kreatif, setiap orang sebetulnya bisa berkarya dan menghasilkan cuan. Sehingga tidak perlu pergi ke kota dan kebingungan mencari pekerjaan.
Itulah yang menjadi prinsip hidup Dwi Okta Riko (43 tahun), warga Dukuh Srebeg Gede, Desa Trucuk, Kecamatan Trucuk, Klaten, Jawa Tengah. Kesehariannya, Riko berkreasi membuat kerajinan dari tempurung kelapa atau batok.
Dengan ketekunan dan keseriusannya, ia mampu menghidupi keluarganya.
Riko dengan batok kelapa daur ulangnya (Z Creators/Edelweis Ratushima)Riko menceritakan, ia menggeluti usaha ini sejak 10 tahun yang lalu. Diawali dari usaha istrinya yang memproduksi jajanan klepon. Istrinya sering membeli butiran kelapa, karena usaha klepon butuh parutan kelapa yang banyak.
Setiap hari Riko melihat batok dalam jumlah yang banyak dan hanya dijadikan bahan bakar saja di tungku.
"Awalnya saya mencoba membuat mangkuk, gantungan kunci, dan kerajinan yang berbentuk sederhana dulu," kisah Riko sambil bekerja.
Di luar dugaan, ternyata respon teman dan para tetangganya sangat baik. Banyak yang suka dengan mangkuk buatannya. Terlihat unik dan alami sekali.
Dulu belum ada media sosial (media sosial) untuk menawarkan hasil produksinya. Sehingga usahanya ini berjalan merangkak pelan-pelan.
Begitu ada medsos, ia banyak diuntungkan. Anaknya ikut membantu mempromosikan melalui market online.
Kerajinan batok kelapa made in Klaten (Z Creators/Edelweis Ratushima)Segala jenis kerajinan pernah ia buat. Ada mangkuk, gantungan kunci, sendok kecil dan celengan. Ia kini juga memproduksi custom hewan lucu, ada kepiting, bulus, gajah, dan lain-lain.
Pembeli yang tertarik dengan hasil karyanya tersebut, berasal dari berbagai kota di Indonesia. Bahkan, orang Belgia juga tertarik untuk dibuatkan kursi dari sabut kelapa.
"Yang paling diminati adalah gantungan kunci untuk souvernir pernikahan, juga celengan dan custom hewan," kata Riko.
Perbulan, Riko bisa memproduksi 300 sampai 500 kerajinan aneka bentuk. Ia dibantu istri dan tetangganya. Untuk memperoleh bahan baku, Riko mengaku tidak kesulitan. Ia biasanya membeli di pasar Gentongan, Kalikotes, Klaten, karena sudah langganan.
"Alhamdulillah, bahan baku tidak pernah kekurangan, di wilayah Klaten stoknya melimpah," kata bapak berputra tiga ini.
Bila mempunyai waktu luang, seusai berjualan klepon, istrinya sering membantu. Biasanya sang istri menggambar kaki hewan custom di bilah kayu.
Untuk membuat kerajinan batok, memang dibutuhkan ketelatenan agar hasilnya maksimal.
Riko mematok harga bervariasi. Dari Rp3 ribu sampai Rp120 ribu, tergantung jenis dan tingkat kerumitannya.
Aneka kerajinan dari batok kelapa (Z Creators/Edelweis Ratushima)Atas kerja keras dan kemandiriannya, Riko bisa menghasilkan cuan antara Rp3 juta sampai Rp5 juta per bulan. Riko mengaku sangat bersyukur karena hasil produksinya laris.
"Alhamdulillah, rejeki selalu ada. Sedikit tidak apa-apa, yang penting cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga," kata Riko.
Pemerintah Desa MendukungMelihat potensi warganya, Pemerintah Desa Trucuk sangat mengapresiasi apa yang dilakukan Riko.
Pihak Pemdes akan selalu mendorong dan memfasilitasi para warganya yang kreatif, untuk mengikuti pameran di tingkat Kecamatan, Kabupaten dan seterusnya bila memungkinkan. Agar hasil karyanya lebih dikenal masyarakat luas.
"Kami akan terus mendorong warga kami yang kreatif, agar lebih maju dan berkembang," kata Sagiyo, Kades Trucuk.
Pihak Pemdes akan memajang hasil kerajinan tersebut di balai desa. Selain sebagai pajangan, sekaligus menjadi wadah promosi kalau ada tamu atau kunjungan kerja.
Ya, berkarya memang enggak perlu modal besar. Asal kreatif dan tekun, limbah batok-pun bisa bernilai tinggi dan masalah limbah bisa teratasi.
Artikel menarik lainnya:
Bikin cerita serumu dan dapatkan berbagai reward menarik! Let’s join Z Creators dengan klik di sini.
Z CreatorsSentimen: positif (94.1%)