Sentimen
Positif (100%)
24 Okt 2022 : 18.29
Informasi Tambahan

Institusi: MUI

Rangkaian Hari Santri 2022 Hasilkan Tiga Rekomendasi Penting

24 Okt 2022 : 18.29 Views 1

Jawapos.com Jawapos.com Jenis Media: Nasional

Rangkaian Hari Santri 2022 Hasilkan Tiga Rekomendasi Penting

JawaPos.com – Diantara rangkaian Hari Santri 2022 adalah pelaksanaan Simposium Khazanah Pemikiran santri dan Kajian Pesantren. Kegiatan yang berlangsung sampai Minggu (23/10) malam itu menghasilkan tiga rekomendasi penting. Diantaranya adalah dukungan gelaran G20 Presidensi Indonesia hingga komitmen moderasi beragama.

Ketiga rekomendasi simposium itu adalah mendukung setiap upaya dan langkah-langkah pemerintah untuk penguatan moderasi beragama. Kemudian para santri dan pesantren tetap berkomitmen pada Pancasila, Bhineka Tunggal Ika, NKRI, dan UUD 1945.

Rekomendasi yang kedua adalah para santri dan pesantren mendukung penuh dan ikut menyukseskan G20 Presidensi Indonesia. Kegiatan ini dinilai sebagai bagian kontribusi Indonesia dalam merespon tiga isu global yang dihadapi dunia saat ini. Mulai dari arsitektur kesehatan, transformasi digital, hingga ketahanan pangan dan energi berkelanjutan.

Lalu rekomendasi yang terakhir adalah kegiatan simposium atau mu’tamad dinilai penting karena mempersatukan tiga kegiatan utama di lingkungan pesantren. Yaitu urusan pendidikan, dakwah, dan pemberdayaan masyarakat. Untuk itu forum tersebut merekomendasikan supaya simposium atau Mu’tamad digelar rutin setiap momen peringatan Hari Santri.

Selain itu di malam puncak gelaran simposium diumumkan para peserta terbaik. Diantaranya untuk kategori best presenting diraih oleh Muhammad Taufiq Maulana dengan judul Menggagas Fikih Minoritas Bali. Kemudian untuk kategori presenter favorit diraih oleh Dhurrotun Nafisah dengan judul Peran Ning Influencer dalam Mewujudkan Moderasi Beragama di Media Sosial.

Ketua Tim Akademik Mu’tamad Muhammad Sofi Mubarok mengatakan ada 547 judul artikel yang diterima oleh tim akademik. Kemudian diseleksi hingga menjadi 87 artikel terbaik. ’’Proses ini melibatkan peneliti dari BRIN, akademisi, dan tokoh pesantren,’’ katanya di sela kegiatan Mu’tamad di Jakarta.

Mubarok mengatakan selama ini pesantren dinilai lemah dalam melakukan riset. Untuk itu kegiatan simposium ini mendorong pesantren untuk menjadi terdepan dalam melakukan riset. ’’Karena santri banyak yang menguasai berbagai bidang ilmu. Seperti ushul fiqih, ilmu tasawuf, dan lainnya,’’ tuturnya.

Penutupan kegiatan simposium tersebut menghadirkan sejumlah tokoh. Diantaranya adalah Ketua Bidang Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Asrorun Ni’am Sholeh. Dia menyampaikan bahwa para santri di semua lini, telah mewarnai kebijakan dan perangkat hukum dengan semangat keislaman. Meskipun begitu secara regulasi, hukum yang berlaku di Indonesia adalah hukum negara.

Editor : Mohamad Nur Asikin

Reporter : Hilmi Setiawan

Sentimen: positif (100%)