Sentimen
Positif (99%)
23 Okt 2022 : 19.04
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Surabaya, Banyumas

Kolaborasi Tangani Sampah Plastik, Greenhope-Pemerintah Dukung Solusi 4R

24 Okt 2022 : 02.04 Views 1

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Kolaborasi Tangani Sampah Plastik, Greenhope-Pemerintah Dukung Solusi 4R
Jakarta -

Perusahaan teknologi penghasil resin plastik ramah lingkungan, Greenhope menciptakan solusi untuk menangani polusi sampah plastik. Salah satunya melalui kolaborasi dengan pemerintah hingga komunitas.

Hal ini dilakukan untuk mendukung target pemerintah mengurangi sampah laut hingga 70 persen pada tahun 2025. Tak tanggung-tanggung, 16 kementerian dan lembaga berkolaborasi untuk memenuhi target ambisius tersebut sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 83 yang diterbitkan pada tahun 2018.

Dalam kegiatan Silaturahmi Industri Hijau yang diinisiasi Greenhope bersama Gerakan Pasti (Plastik Akal Sehat untuk Indonesia) pada Senin (17/10), Greenhope dan Gerakan Pasti melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) kolaborasi 4R (Reduce, Reuse, Recycle, dan Return to Earth).

-

-

Kesepakatan tersebut dilakukan oleh entitas pelaku usaha dan NGO bersama tiga perusahaan rintisan pengelolaan sampah, yaitu Jangjo, Rekosistem, dan Green Prosa.

Sekjen Gerakan Pasti Variaty Johan dalam Silaturahmi Industri Hijau menjelaskan kolaborasi ini meliputi edukasi untuk perubahan pola pikir masyarakat terhadap penangan sampah, pemilahan dan pengelolaan sampah plastik, pengelolaan sampah organik, serta penggunaan plastik yang mudah terurai. Ia menyebutkan proyek-proyek tersebut akan dilaksanakan di Jakarta, Banyumas, dan Surabaya.

"Dengan kolaborasi ini, kita mau tunjukkan bahwa masing-masing solusi bisa saling melengkapi dan impactnya bagi masyarakat akan semakin besar," ujarnya dalam keterangan tertulis, Minggu (23/10/2022).

Co-Founder dan CEO Greenhope, Tommy Tjiptadjaja menambahkan perlu adanya pertimbangan beragam variabel untuk menyelesaikan masalah solusi sampah plastik yang ada di Indonesia.

"Semua solusi atau inovasi yang muncul harus memperhatikan aspek lokal, yakni budaya, tingkat sosio-ekonomi, infrastruktur penanganan sampah, kompleksitas geografi dan iklim," ungkap Tommy.

Pria peraih penghargaan Sociopreneur dari World Economic Forum itu menilai ekonomi sirkular di Indonesia akan berjalan bila dilakukan dengan tiga tahapan inovasi.

"Perlu dilakukan inovasi teknologi yang menghasilkan plastik mudah terurai, inovasi proses yang menyangkut proses pemilahan hingga pengolahan sampah serta inovasi sosial yang menstimulasi perubahan mindset dan perilaku," urai Tommy.

Ia menekankan masing-masing solusi, baik reduce, reuse, recycle, maupun return to earth (4R) sama-sama memiliki kelebihan dan kekurangan. Sehingga perlu dikelola efek sampingnya.

"Masalah sampah plastik merupakan masalah yang sistemik sehingga tidak ada satupun solusi R yang paling hebat sendiri, semua harus holistik dan kontekstual serta terjangkau," ujarnya.

Dengan keyakinan ini, ia mengatakan Greenhope siap bermitra dengan berbagai pihak untuk melakukan kolaborasi dalam penanganan sampah plastik. Adapun salah satu langkah yang dilakukan pihaknya adalah pencegahan di hulu hingga penanganan di hilir dengan penggunaan bahan plastik yang mudah terurai (biodegradable).

Baca halaman berikutnya soal Dukungan Pemerintah, Lembaga, dan Komunitas

Simak juga 'Inovatif! Satpam Ini Sulap Sampah Plastik Jadi BBM':

[-]

Sentimen: positif (99.1%)