Merdeka.com - Seorang anggota Polres Penukal Abab Lematang Ilir (PALI), Sumatera Selatan, Bripka F, diduga melakukan tindak pidana pemerasan terhadap warga. Modusnya menuduhkan perbuatan kriminal lalu menjanjikan tidak memprosesnya dengan syarat pemberian sejumlah uang.

Ulah Bripka F terungkap setelah seorang warga melaporkannya ke Mabes Polri. Polda Sumsel pun menonaktifkannya dari semua tugasnya sebagai penyidik.

Bripka F diduga melakukan pemerasan dengan cara menuduh seseorang telah bertindak kriminal, seperti judi, menadah barang curian, lainnya. Pelaku pun melakukan pendekatan berupa meminta sejumlah uang dengan iming-iming kasus tidak diproses.

Uang yang dimintanya beragam, mulai Rp20 juta hingga Rp40 juta. Ada seorang ibu rumah tangga yang diminta uang damai sebesar Rp30 juta namun setelah negosiasi disepakati membayar Rp8 juta sehingga batal ditetapkan sebagai tersangka.

2 dari 2 halaman

Kapolres PALI AKBP Efrannedy membenarkan informasi itu. Menurut dia, Bripka F telah dinonaktifkan sebagai penyidik untuk memudahkan pemeriksaan di Bid Propam Polda Sumsel.

"Sudah saya keluarkan dari fungsi Reskrim ke staf," ungkap Efrannedy, Jumat (21/10).

Dia mengatakan, ulah Bripka F tersebut diharapkan tidak diikuti anggota lain karena merusak citra Polri di mata masyarakat. Sebagai sanksinya, Bripka F terancam sanksi tegas dari Kepolisian. Ancamannya hingga pemberhentian tak dengan hormat (PTDH).

"Kasusnya sedang diproses di Propam Polda Sumsel, tinggal menunggu hasil dan sanksinya saja," tegasnya.

Baca juga:
Bripka SP Ditangkap usai Pesta Sabu
Dituding Rekayasa Kasus dan Peras Keluarga Tersangka, Polresta Tangerang Minta Bukti
Membaca Makna Ketegasan Kapolri 'Tak Bisa Ikut Perintah, Silakan Keluar Gerbong'
Ultimatum Keras Kapolri Anggota Tak Patuh Keluar Gerbong, Untuk Siapa?
Edarkan Sabu-Sabu di Gowa, Anggota Polda Sulsel Ditangkap
Diduga jadi Calo Penerimaan Bintara Polri, Seorang Polisi di NTT Dilaporkan ke Propam