Sentimen
Negatif (99%)
24 Okt 2022 : 02.25
Informasi Tambahan

Agama: Kristen

Kab/Kota: Sleman

Psikolog Berperan Penting bagi Penyandang Disabilitas Psikososial, Begini Penjelasannya

24 Okt 2022 : 09.25 Views 1

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

Psikolog Berperan Penting bagi Penyandang Disabilitas Psikososial, Begini Penjelasannya

Harianjogja.com, SLEMAN -Angka gangguan jiwa di DIY tercatat tertinggi kedua di Indonesia setelah Bali berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesda) 2018.

Untuk itu, Yayasan Kristen untuk Kesehatan Umum (Yakkum) bekerja sama dengan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma menggelar kuliah umum bertajuk Peran Psikologi dalam Kesehatan Jiwa Berbasis Masyarakat bagi Disabilitas Psikososial di Kampus III Sanata Dharma, Sabtu (22/10/2022).  

Project Manager Kesehatan Jiwa Pusat Rehabilitas Yakkum, Siswaningtyas, menyampaikan angka tersebut menjadi gambaran lebih banyak orang telah terdeteksi daripada yang belum.

PROMOTED:  Presidensi G20 Indonesia, Momentum Pulihkan Dunia dari Krisis Global

Siswaningtyas menyampaikan perlu ditingkatkan kesadaran mengakses layanan psikologis lebih awal, agar tidak sampai akut. Dalam 10 tahun terakhir, isu kesehatan jiwa menjadi isu yang berkembang, dan menjadi perhatian masyarakat. "Selama ini orang yang mengalami gangguan jiwa dianggap sebagai tabu, padahal bukan sesuatu yang tabu," kata Siswaningtyas.

BACA JUGA: Ini Persiapan Sleman Menghadapi Dampak La Lina Triple Dip

Sayangnya, tingginya angka gangguan jiwa di DIY tidak berbanding lurus dengan jumlah psikolog yang ada di kabupaten/kota di DIY. Siswaningtyas menyampaikan di Kulonprogo yang jumlah kasusnya tertinggi se-DIY, psikolog yang ada hanya di RSUD. Padahal psikolog menjadi kebutuhan paling dasar sebelum ke psikiater. 

"Saat ini, sudah mulai banyak yang tertarik [masalah kesehatan jiwa]. Kami selalu menggaungkan dimana-mana, kalau ada kegelisahan, stres yang tidak tertangani, segera ke psikolog, psikiater," kata Siswaningtyas.

Siswaningtyas berharap dengan diadakannya kuliah umum, mahasiswa Psikologi Sanata Dharma tertarik untuk berkecimpung di komunitas untuk masyarakat.

"Mereka mau berkontribusi untuk masyarakat, mereka belajar bukan hanya di kampus tapi juga di masyarakat. Karena budaya psikologi di DIY belum semuanya, meski yang sampai memberikan treatment psikologi teknis yang sudah profesi, tapi [mahasiswa Fakultas Psikologis Sanata Dharma] juga bisa membantu dengan kasus yang sedemikian besar, ketersediaan psikolog masih minim yang mau di komunitas," kata Siswaningtyas.

Disabilitas Psikososial dampingan Pusat Rehabilitasi Yakkum, Desty Endah, menyampaikan pengalamannya mengalami dan berdamai dengan gangguan psikososial yang dialaminya.

"Saya tidak menyangka bahwa saya terkena gangguan jiwa, hal ini di luar dugaan saya," Saat itu Desty tengah mempersiapkan wisuda, dan mengalami beberapa gejala gangguan jiwa dalam beberapa bulan.

Awalnya, ia dan keluarganya tidak menyadari bahwa itu gangguan jiwa, setelah makin lama, akhirnya keluarganya membawanya ke RSUP Dr. Sardjito. 

Menurut Desty, seorang orang dengan disabilitas psikososial (ODDP) perlu perlu dukungan dari keluarga dan lingkungan, selain psikiater dan obat.

"Waktu itu saya bersama Yakkum dilatih dengan beberapa skill, di antanya memasak dan mengikuti seminar gangguan jiwa. Proses itu yang membantu saya untuk sadar, ketika seseorang mengalami gangguan jiwa yang dibutuhkan bukan hanya psikiater dan obat, tetapi juga keluarga. Bantuan yang dibutuhkan seseorang yang terkena penyakit jiwa harus melibatkan intervensi dari masyarakat," kata Desty.

"Ini salah satu upaya mahasiswa belajar realitas, bukan hanya teksbook," kata Yohannes Babtista Cahya Widiyanto, Dekan Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma. 

Kuliah umum ini menjadi penutup rangkaian peringatan Hari Kesehatan Jiwa Sedunia tahun ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sentimen: negatif (99.8%)