Sentimen
Positif (96%)
23 Okt 2022 : 21.54

IGP Wiranegara: Riset Kunci Pembuatan FIlm

24 Okt 2022 : 04.54 Views 1

Gatra.com Gatra.com Jenis Media: Nasional

IGP Wiranegara: Riset Kunci Pembuatan FIlm

Jakarta, Gatra.com - Dosen sekaligus pembuat film dokumenter, IGP Wiranegara, menyebutkan bahwa dalam proses pembuatan film, proses riset penting dilakukan. Hal ini bertujuan untuk menggambarkan keadaan yang sebenarnya, sehingga penonton yang menerima bisa memahaminya.

"Apa yang diceritakan tidak boleh salah, harus melalui riset, terutama film dokumenter. Riset harus dilakukan agar konten yang ingin dipaparkan tidak salah karena film bisa menjadi sebuah acuan kebenaran," katanya dalam diskusi bertajuk "Warna Lokal Film Indonesia di Mata Dunia" yang digelar secara daring, Jumat (21/10).

Menurutnya, film dokumenter harus mampu memperhatikan akurasi dengan baik. Hal ini dilakukan untuk menjaga kebenaran dalam film yang nantinya bisa dijadikan acuan penggambaran yang sebenarnya. Namun, proses riset dalam cerita fiksi juga penting untuk menunjukkan bagaimana penggambaran yang ditampilkan tidak menimbulkan kebingungan sehingga pesan yang ingin disampaikan dalam film bisa diterima dengan baik oleh penonton.

Baca jugaFilm Indonesia Perlu Lebih Tonjolkan Keberagaman Budaya Lokal

Wira juga menjelaskan bahwa karya film merupakan kolaborasi dari tujuh profesi utama perfilman. Hasil kolaborasi dengan peran masing-masing bisa membuat karya yang dihasilkan memiliki keunggulan dan nilai positif.

"Ada produser, penulis skenario, sutradara, penata kamera, penata artistik, penata suara, dan editor," ujarnya.

Baca jugaUnsur Kedekatan Jadi Alasan Kamila Andini Gemari FIlm Indonesia dan Asia

Ia menjelaskan bahwa masing-masing memiliki perannya. Produser dilihat sebagai penanggung jawab film dan pemimpin administratif. Kemudian, penulis dan sutradara memiliki peran dalam mewujudkan blue print atau penceritaan yang nantinya akan sampai ke penonton. Sementara, penata kamera, artistik, dan suara berperan dalam proses pembuatan secara langsung, tentang bagaimana teknis perlakuan dalam mewujudkan cerita. Editor akan berperan sebagai pengkonstruksi cerita sehingga bisa disajikan secara utuh.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa untuk memulai pembuatan film, bisa dilakukan dengan membiasakan diri merekam kejadian yang ada di sekitar. Dengan peralatan yang ada di genggaman, Wira menilai proses pembelajaran dalam membuat film bisa terlaksana dengan lebih mudah dibanding di era lalu saat peralatan dan teknologi belum berkembang seperti saat ini. Selain itu, proses distribusi juga bisa lebih mudah dengan banyaknya media penyebaran sehingga setiap orang bisa mulai untuk membuat filmnya.

"Di era digital, ada teknologi untuk merekam apa saja yang ada di sekitar kita, untuk dibagikan. Alat sudah murah, bahkan dengan handphone kita sudah bisa mendapat suara dan gambar yang jernih. Dengan rajin merekam sekitar kita, kita seperti membuat catatan. Suatu saat akan sangat bermanfaat," ucapnya.

Sentimen: positif (96.9%)