Sentimen
Negatif (98%)
23 Okt 2022 : 19.37
Informasi Tambahan

Event: Pilkada Serentak

Kab/Kota: Sukabumi, Paris

Tokoh Terkait

Ancaman 2024

Fin.co.id Fin.co.id Jenis Media: Nasional

23 Okt 2022 : 19.37
Ancaman 2024

Reporter: Khanif Lutfi|

Editor: Khanif Lutfi|

Minggu 23-10-2022,13:15 WIB

Pengamat intelijen Pilkada Stepi Anriani.--

JAKARTA, FIN.CO.ID - Pengamat intelijen Stepi Anriani memetakan sejumlah potensi dan ancaman jelang Pemilu dan Pilkada 2024 mendatang. 

Anriani mengatakan, di 2024 merupakan terobosan untuk  mewujudkan pemilu yang efisien dan demokratis.

BACA JUGA:Hotman Paris Jadi Pengacara Teddy Minahasa Setelah Rayakan Ulang Tahun di Bali

Menurutnya, perlu adanya antisipasi potensi ancaman yang akan terjadi di 2024.

Dalam hajat demokrasi tersebut, terdapat pasangan capres-cawapres, 575 DPR RI dan 575 Anggota DPD dari seluruh provinsi yang harus dipilih. 

Termasuk 2.232 Anggota DPRD Provinsi dan 17.340 anggota DPRD kabupaten Kota, 33 Gubernur hingga 502 bupati/wali kota.

"Dari fenomena tersebut saya coba membuka kembali timeline dan runtutan dinamika lingstra juga potensi ancaman, sedikitnya terdapat lima cluster ancaman," ujarnya dikutip Minggu 23 Oktober 2022.

BACA JUGA:Ayah dan Anak Tertimbun Longsor Sukabumi, Yayan Selamat Fauzi Meninggal Dunia

Berikut lima potensi ancaman yang perlu diwaspadai di 2024:

1. Potensi ancaman terkait pemilu: tumpang tindih aturan, persoalan teknis, beban kerja penyelenggara, masalah hak pilih, penyebaran logistik sampai money politik.

2. Cyber attack: di Tahun Politik 2023-2024, ada beberapa jenis serangan seperti Hack, crack kemudian leak ( kebocoran data) termasuk ketidakamanannya, amplify ( penyebarluasan info) dan aalware/ransomware. 

3. Ancaman propaganda: di Medsos (hoax, fake news, hate speech) jika terus dibiarkan dapat merambat kepada black cCampaign dan polarisasi di masyarakat sehingga berkembang kepada konflik sosial.

4. Potensi Ancaman Ideologi: yang berbahaya seperti radikalisme, terorisme dan separatisme. Konfik akibat gerakan separatis di Papua misalnya, perlu dibuatkan pengelompokan agar memudahkan mitigasi risiko.

BACA JUGA:Obat Gagal Ginjal Akut Masih Langka, Menkes: Saya Telepon Singapura sama Australia Langsung Dikasih

Sumber:

Sentimen: negatif (98.5%)