Sentimen
Informasi Tambahan
Hewan: Sapi, Babi, Anjing
Kab/Kota: Cengkareng, Kalideres
Kasus: covid-19
Tokoh Terkait
Kasus Gagal Ginjal Akut di DKI Terdeteksi di Kalideres dan Cengkareng
Tempo.co Jenis Media: Nasional
TEMPO.CO, Jakarta - Pemprov DKI Jakarta melalui Suku Dinas (Sudin) Kesehatan Jakarta Barat terus memantau perkembangan kasus gagal ginjal akut misterius yang menyerang anak-anak. Sosialisasi dan edukasi kepada orang tua terus dilakukan.
"Setiap ada kasus, kami langsung lakukan penanganan sekaligus pemantauan untuk mengetahui penyebabnya," kata Kasudin Kesehatan Jakarta Barat, Erizon Safari dalam keterangan tertulis, Kamis, 20 Oktober 2022.
Dari hasil survei yang dilakukan, kata Erizon Safari, terdeteksi adanya kasus gagal ginjal akut misterius di wilayah Kecamatan Kalideres dan Cengkareng.
Menurutnya, anak-anak yang terdiagnosa mengalami gejala gangguan ginjal sudah ditangani dokter. Gangguan ginjal ini banyak penyebabnya yang salah satunya adalah Leptospirosis.
Leptospirosis disebabkan oleh bakteri Leptospira. Bakteri ini dapat menyebar melalui urine atau darah hewan yang terinfeksi seperti tikus, sapi, babi, dan anjing.
"Kami imbau orang tua untuk selalu menjaga kebersihan, terutama di musim penghujan seperti ini," ujarnya.
Ia berharap, upaya yang dilakukan pihaknya dapat mengurangi atau mencegah penyebaran penyakit tersebut. "Harapan saya anak-anak di Jakarta Barat semua sehat," ucap Erizon.
Sebelumnya, Kepala Seksi Surveilans Epidemiologi dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Ngabila Salama mengatakan jumlah kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah dari 42 menjadi 49 kasus. Untuk mencegah kasus gagal ginjal akut bertambah, masyarakat bisa memeriksakan diri ke seluruh pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) di Jakarta secara gratis.
DKI Jakarta memiliki 44 puskesmas tingkat kecamatan dan 301 puskesmas tingkat kelurahan. Puskesmas memiliki fasilitas pemeriksaan awal lengkap, bisa Covid-19, demam berdarah, hingga tifus dan semuanya gratis.
"Puskesmas, bisa diakses gratis dan layanan sudah lengkap," kata Ngabila dalam diskusi di Jakarta, Selasa, 18 Oktober 2022, seperti dikutip Antara.
Ngabila mengatakan, meski kasus gagal ginjal akut misterius pada anak bertambah, kasus meninggal tidak bertambah.
"Tidak ada penambahan kematian pada balita dan anak, baik itu kematian diagnosis secara umum maupun gagal ginjal akut," ujarnya.
Ngabila menganjurkan masyarakat segera periksa ulang ke dokter atau fasilitas kesehatan apabila kondisi anak di bawah usia 6 tahun tidak mengalami perbaikan setelah mengalami demam, batuk, pilek, gangguan pencernaan, muntah dan mual selama dua hingga tiga hari.
MUTIA YUANTISYA
Baca juga:Â Kasus Gagal Ginjal Akut di Jakarta Bertambah Jadi 49, Masyarakat Bisa Periksa Gratis di Puskesmas
Sentimen: negatif (99.9%)