Sentimen
Negatif (99%)
22 Okt 2022 : 18.18
Informasi Tambahan

Kasus: HAM

Tokoh Terkait

Obat Gagal Ginjal Akut Didatangkan dari Singapura, Menkes: Hasil Uji Coba ke Pasien Positif

Pikiran-Rakyat.com Pikiran-Rakyat.com Jenis Media: Nasional

22 Okt 2022 : 18.18
Obat Gagal Ginjal Akut Didatangkan dari Singapura, Menkes: Hasil Uji Coba ke Pasien Positif

PIKIRAN RAKYAT - Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mendatangkan obat gagal ginjal akut yang saat ini merebak di Indonesia, dari Singapura.

Menurutnya, berdasarkan hasil uji coba terhadap pasien gagal ginjal akut di Rumah Sakit, obat tersebut memberikan respons positif.

"Nah sekarang sudah ditemuin obatnya, tim RSCM sebagai tim ahli ginjal nasional, kita datangkan obatnya dari Singapura," kata Budi Gunadi Sadikin dalam konferensi pers Capaian Kinerja pemerintah Tahun 2022, Jumat, 21 Oktober 2022.

"Sudah tiba, kita coba, dari 6 pasien, 4 positif responsnya," ucapnya menambahkan.

Melihat efek yang positif dari obat tersebut, Kementerian Kesehatan pun akan mendatangkan solusi untuk kasus gagal ginjal akut itu dalam jumlah banyak.

Baca Juga: Menkes: Obat Gagal Ginjal Akut Sudah Ditemukan!

Begitu obat gagal ginjal akut ini sampai di Indonesia, akan langsung disebarkan ke seluruh rumah sakit.

"Jadi obat ini begitu kita lihat positif, kita akan segera datangkan dalam jumlah yang cukup banyak untuk bisa disebarkan di seluruh rumah sakit," tutur Budi Gunadi Sadikin.

"Karena ini kejadiannya sudah teridentifikasi di 20 provinsi di seluruh Indonesia, dengan totalnya lebih dari 200 kasus," ujarnya menambahkan.

Akan tetapi, sekarang masyarakat tampaknya bisa bernafas lega karena obat untuk gagal ginjal akut sudah ditemukan.

"Tapi obat-obatannya sekarang udah teridentifikasi, dan sudah kita tes dalam sampel tertentu, aman dan relatif menyembuhkan," kata Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: Komnas HAM Pastikan Tidak Ada CCTV di Stadion Kanjuruhan yang Dihapus

"Sekarang kita sedang datangkan dalam jumlah yang cukup besar, sehingga mudah-mudahan bisa memberikan perlindungan bagi balita-balita kita kalau misalnya terkena keracunan ini," ucapnya menambahkan.

Sebelum kasus ini merebak, Budi Gunadi Sadikin menyebutkan bahwa biasanya kematian akibat gagal ginjal ini hanya satu atau dua kasus setiap bulannya.

Akan tetapi, kasus kematian tiba-tiba merangkak naik pada bulan Agustus 2022 dengan jumlah 36 orang.

"Kita sudah melihat ini ada warning, kita melakukan penelitian, di bulan September kita menduga ini penyebabnya adalah patogen. Patogen itu bisa virus, bakteri, atau parasit, karena pengalaman kita sebelumnya terjadi di hati seperti itu," tutur Budi Gunadi Sadikin.

Baca Juga: IDAI Berikan Solusi Gantikan Vitamin Sirup untuk Anak

"Di akhir September, di Gambia, peneliti-peneliti WHO menemukan bahwa kasus yang sama disebabkan oleh toksikologi dari 3 jenis zat kimia yang ada di beberapa obat-obatan," ujarnya.

"Sehingga kita lakukan review kembali di bulan Oktober, dan kita menemukan pasien-pasien yang meninggal ini di atas 50 persen dari yang sakit," ucapnya menambahkan.

Pasien-pasien yang meninggal ini kemudian dicek ginjalnya, dan benar ditemukan adanya dampak dari senyawa kimia.

Sehingga Kemenkes mendatangi rumah para korban untuk melihat apa saja obat yang dikonsumsi mereka selama sakit.

Ternyata ditemukan adanya obat-obatan yang harus dijaga, dan kemarin sudah diumumkan mana saja yang berisiko membahayakan.***

Sentimen: negatif (99.2%)