Sentimen
Informasi Tambahan
Club Olahraga: Arema FC
Kab/Kota: Bekasi, Malang
Kasus: HAM
Tokoh Terkait
Korban Tewas Tragedi Kanjuruhan Bertambah Jadi 134 Orang!
Fin.co.id Jenis Media: Nasional
Reporter: Afdal Namakule|
Editor: Afdal Namakule|
Jumat 21-10-2022,10:29 WIBPelaksanaan doa bersama dan 1000 lilin untuk tragedi kanjuruhan malang dari the jak mania Unisma Bekasi-Tuahta Simanjuntak untuk FIN.CO.ID-
JAKARTA, FIN.CO.ID- Jumlah korban tragedi Stadion Kanjuruhan kini bertambah jadi 134 orang pada Jumat 21 Oktober 2022.
Bertambah jumlah korban tragedi Kanjuruhan setelah salah seorang supoter Arema FC atau Aremania meninggal dunia pada Jumat pagi tadi.
Korban bernama Revano, asal Sumberpucung, Kabupaten Malang. Dia diketahui meninggal setelah menjalani perawatan intensif di RSUD dr Saiful Anwar, Malang, Jawa Timur.
Anggota Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan, Akmal Marhali mengonfirmasi adanya kabar tersebut.
"Benar (meninggal)," kata Akmal, Jumat 21 Oktober 2022.
Dengan demikian, jumlah korban meninggal Tragedi Kanjuruhan saat ini secara total berjumlah 134 orang.
Korban Meninggal di Tragedi Kanjuruhan Karena Tembakan Gas Air Mata.
BACA JUGA:Komnas HAM Sebut Ada Penggantian CCTV di Stadion Kanjuruhan, Pengakuan Langsung dari Teknisi
BACA JUGA:5 Jam Diperiksa Terkait Tragedi Kanjuruhan, Iwan Bule Bicara Singkat: Alhamdulillah Selesai
Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD menegaskan, gas air mata yang menyebabkan 132 orang meninggal di tragedi Kanjuruhan pada Sabtu 1 Oktober 2022 lalu.
Mahfud menjelaskan bahwa, bukan racun di dalam gas air mata, tapi tembakan gas air mata oleh kepolisian yang menyebabkan kepanikan hingga meninggal dunia karena berdesak-desakan.
"Saya nggak peduli sekarang seberapa besar kandungan kimia yang mematikan (dalam gas air mata), itu tidak penting. Karena bukan kimianya yang menyebabkan, tetapi penembakannya yang menyebabkan orang panik kemudian berdesak-desakan dan mati," kata Mahfud, Kamis 20 Oktober 2022.
Mahfud yang juga sebagai Ketua Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan ini mengatakan, pihak yang paling bertanggungjawab dalam tragedi Kanjuruhan adalah PSSI dan Kepolisian.
"Mungkin gas air matanya sendiri tidak menyebabkan kematian langsung, tetapi penyemprotan ke tempat-tempat tertentu menyebabkan orang panik, nafasnya sesak, lalu lari ke tempat yang sama, desak-desakan, mati. Jadi, penyebabnya ya gas air mata," kata Mahfud lagi.
Sumber:
Sentimen: negatif (100%)