Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: UGM
Tokoh Terkait
Banyak Negara Gagal Bayar Utang, RI Gimana Bu Sri Mulyani?
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah mengungkapkan banyak negara berpotensi gagal membayar utang atau default. Hal ini disampaikan langsung oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani.
Sri Mulyani menjelaskan, inflasi yang tinggi di sejumlah negara terutama di negara maju, mengharuskan bank sentral di negara tersebut harus menaikkan suku bunga acuannya.
"Dengan kenaikan suku bunga dan likuiditas yang naik, maka akan terjadi kenaikan cost of fund dan kemungkinan terjadinya default," jelas Sri Mulyani dalam Seminar Nasional Badan Keahlian DPR RI, Rabu (19/10/2022).
"Banyak negara yang selama ini sudah dalam posisi eksposur utang dan debt service-nya sangat tinggi," kata Sri Mulyani melanjutkan.
Sri Mulyani bilang, persoalan default di banyak negara tersebut juga menjadi salah satu pembahasan oleh para pengambil kebijakan di Negara G20.
Kombinasi antara inflasi dan suku bunga yang tinggi, akan memukul agregat demand atau permintaan. Sehingga akan memukul sangat besar perekonomian global.
Tentunya akan berdampak terhadap kemampuan bayar utang di banyak negara.
"Negara-negara yang mengalami eksposur terhadap interest rate yang tinggi dan pengetatan likuiditas akan memukul kemampuan membayar utang atau sektor keuangannya ini menjadi perhatian pada pertemuan G20," jelas Sri Mulyani.
Guru Besar Ilmu Ekonomi pada Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada (FEB UGM) Mudrajad Kuncoro menjelaskan, semua indikator utang, debt to service ratio (DSR) Indonesia cukup mengkhawatirkan.
"Membahas indikator utang, ada tiga yaitu debt to service ratio, debt export ratio dan debt to GPD ratio," ujarnya dalam kesempatan yang sama.
Dari ketiganya, Mudrajad mengungkapkan ada satu indikator yang berada di atas 20%, yaitu debt to service ratio (DSR).
"Yang lain-lain fine, DSR kita sejak pemerintahan Jokowi itu di atas 20%," ungkapnya.
DSR sendiri adalah rasio utang menghitung kemampuan pembayaran bunga dan cicilan utang yang dibagi dengan penerimaan ekspor. Sebagai perbandingan, data terakhir Bank Dunia, menunjukkan DSR Indonesia berada pada level 36,7%.
Sejak 2016 sampai 2018, DSR Indonesia mengalami tren penurunan hingga mencapai 25,1% pada 2018. DSR meningkat pada 2019 menjadi 39,4%.
Semakin tinggi DSR, maka semakin tinggi beban utang luar negeri yang harus dibayar. Kisaran aman DSR berada di rentang 20-25%. Melebihi angka tersebut, maka risiko utang semakin besar.
[-]
-
Hot News! Dampak Resesi Ri Hingga Rusia Kirim Rudal Ke Ukrain(cap/mij)
Sentimen: negatif (50%)