PIKIRAN RAKYAT - Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta memberi imbauan kepada masyarakat untuk tidak menggunakan antibiotiik tanpa resep dokter.

Dalam aturan pakai, penggunaan antibiotik diharuskan sesuai dengan resep dokter.

Pasalnya, apabila tidak sesuai resep dokter, dikhawatirkan akan menimbulkan efek samping yang berbahaya bagi tubuh.

"Kalau demam, batuk, pilek tanpa gejala, itu sebaiknya tidak menggunakan antibiotik dulu. Kecuali setelah tiga hari masih berlanjut baru dikasih antibiotik," kata Kasie Kefarmasian Dinkes DKI Jakarta, Hari Sulistyo.

Baca Juga: Memupuk Jiwa Toleran dalam Kehidupan Berbangsa dan Bernegara 

Fungsi antibiotik yaitu untuk menghambatt atau mencegah pertumbuhan bakteri yang menyebabkan penyakit.

Oleh karena itu, penggunaan antibiotik harus dihabiskan sesuai aturan pakai.

Apabila diresepkan 10 butir antibiotik, obat tersebut harus dihabiskan semua.

Jika tidak, akan membuat tubuh kebal dengan antibiotik yang membuat jenis obat tersebut tidak bisa bekerja sesuai dengan fungsinya dan justru menimbulkan penyakit lain.

Baca Juga: Soal Peredaran Obat dengan Kandungan Berbahaya, Dinkes Jakarta: Masyarakat Harus Pintar dan Cerdas

"Antibiotik juga harus sesuai dengan instruksi dari dokter. Jadi setelah minum obat itu, harus sampai diselesaikan karena nanti dampaknya terhadap resistensi penyakitnya, bukan orangnya yang kebal," ujar Hari Sulistyo dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Pada saat ini, lingkup farmasi sedang menjadi sorotan dengan adanya zat berbahaya yang ada dalam obat sirup yaitu etilen glikol dan dietilen glikol.

Ada lima obat sirup yang peredarannya ditarik oleh Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) karena mengandung etilen glikol yaitu Termorex Sirup, Flurin DMP Sirup, Unibeni Cough Sirup, Unibebi Demam Sirup, dan Unibebi Demam Drops.***