Sentimen
Informasi Tambahan
Kab/Kota: Klaten
Kasus: covid-19, PHK
Tak Terduga! Jutaan Limbah Tekstil Ternyata Berasal Dari Sini
CNBCindonesia.com Jenis Media: News
Jakarta, CNBC Indonesia - Pandemi Covid-19 bukan hanya menghantam sektor kesehatan, melainkan juga sendi perekonomian secara keseluruhan, baik dari skala besar maupun kecil. Salah satu pekerjaan yang terdampak imbas pandemi adalah jasa dan konstruksi.
Direktur Pelaksana Bank Dunia Mari Elka Pangestu mengemukakan sektor jasa dan konstruksi bukanlah satu-satunya yang terdampak. Para pekerja informal di sektor tekstil juga megap-megap memburu peluang di tengah situasi pandemi yang belum sepenuhnya berakhir.
Data Kementerian Perindustrian pada 2020 lalu menunjukkan, industri garmen mengalami penurunan jumlah produksi yang berimbas pada turunnya tingkat utilisasi industri garmen, dari 84,93% ke 65%, yang disebabkan kelangkaan dan mahalnya harga bahan baku, merosotnya jumlah permintaan, hingga kesulitan distribusi akibat pembatasan mobilitas,
Asosiasi Pertekstilan Indonesia bahkan melaporkan, sebanyak 1,8 juta tenaga kerja dari sektor tekstil dirumahkan dan di-PHK. Sampai hari ini, sebagian besar UKM bahkan masih "tidur pulas" alias gulung tikar.
Tak cuma di kota- kota kecil, bahkan di kota-kota besar sekalipun kondisinya tak kalah suram. Bali, yang merupakan episentrum andalan Indonesia untuk wisatawan domestik dan mancanegara, bahkan mencatat kehilangan potensi ekonomi hingga 90%.
"Situasi ini sangat memprihatinkan. Ini salah satu alasan kami menggagas Our Reworked World, yaitu gerakan untuk membantu para pekerja informal, khususnya para penjahit, serta UKM yang terimbas dan kehilangan pendapatan," kata Annika Rachmat, Co-Founder Our Reworked World.
Slow fashion merupakan antitesis dari fast fashion, yang mana lebih mengutamakan kualitas produk dan usia pemakaian yang lebih lama. Meski relatif lebih mahal, namun, secara etika dan kualitas produk, slow fashion jauh lebih unggul dan ramah lingkungan ketimbang fast fashion.
Sektor lingkungan akibat tren fast fashion mencuat di tingkat global dan kian mengkhawatirkan, termasuk masalah limbah tekstil, polusi udara karena pembakaran pakaian bekas, dan yang terburuk adalah, eksploitasi anak-anak menjadi pekerja berupah rendah.
"Limbah tekstil adalah pencemar air kedua terburuk di dunia setelah limbah industri. Menurut data kami, dari total 200 miliar potong pakaian yang diproduksi setiap tahun, 85% di antaranya berakhir di tempat sampah," katanya.
"Tak terkecuali, Indonesia, yang juga membutuhkan perhatian lebih pada isu ini. Kami mencatat, dari sekitar 33 juta ton pakaian yang diproduksi, hampir satu juta di antaranya menjadi limbah tekstil tiap tahun," jelasnya.
Our Reworked World sendiri telah menggandeng UKM Bali dan Klaten untuk pengerjaan ke sejumlah fabrik, seperti tas jinjing dua sisi, tas, tas ransel, kantong, hingga "Travel Cube" yang seluruhnya diproduksi melalui proses alami tanpa kimia dan energi fosil.
"Ini bukan hanya tentang kemanusiaan, tetapi apresiasi atas kontribusi mereka yang sangat signifikan untuk masa depan yang berkelanjutan. Karena, dengan cara ini, mereka juga telah mengurangi limbah tekstil berkat slow fashion," kata Annika.
[-]
-
'Tsunami' Resesi di Depan Mata, Hantu Stagflasi Kian Nyata!(cha/cha)
Sentimen: negatif (100%)