Sentimen
Negatif (61%)
20 Okt 2022 : 19.45
Informasi Tambahan

Kab/Kota: Beijing, Washington

AS Beri Sinyal 'Benci tapi Rindu' pada China, Seperti Apa?

21 Okt 2022 : 02.45 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

AS Beri Sinyal 'Benci tapi Rindu' pada China, Seperti Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengatakan siap untuk bekerja sama dengan China demi kepentingan bersama. Hal ini disampaikan saat Negeri Tirai Bambu menggelar Kongres Partai Komunis di mana Presiden negara itu, Xi Jinping, mempersiapkan masa jabatan ketiga.

Dalam sebuah keterangan yang dikutip The Straits Times, Selasa (18/10/2022), Menteri Luar Negeri Antony Blinken sebenarnya menyebut kepimpininan Xi membawa Negeri Tirai Bambu ke arah yang lebih agresif. Bahkan, agresivitas China pun terlihat dalam kebijakan di luar negerinya.

"Kami telah melihat China yang sangat berbeda muncul dalam beberapa tahun terakhir di bawah kepemimpinan Xi Jinping. Itu lebih represif di rumah; itu lebih agresif di luar negeri. Dan dalam banyak kasus, hal itu menimbulkan tantangan bagi kepentingan kita sendiri serta nilai-nilai kita sendiri," paparnya dalam sebuah forum di Universitas Stanford dengan mantan Menteri Luar Negeri Condoleezza Rice.

-

-


Blinken mengatakan bahwa hubungan antara dua ekonomi terbesar dunia tidak boleh direduksi. Di tengah-tengah pemaparannya, ia menyebut Washington pada dasarnya mengharapkan kedua kekuatan untuk bekerja sama dalam perubahan iklim, kesehatan global, dan penindakan perdagangan narkotika.

"Masalah global jauh lebih sulit untuk dipecahkan jika AS dan dan China tidak benar-benar terlibat."

Di forum yang sama, Blinken juga mengatakan pendekatan Beijing terhadap Taiwan telah berubah dalam beberapa tahun terakhir. Ia merasa bahwa China telah membuat keputusan mendasar bahwa status quo tidak lagi dapat diterima sehingga Beijing harus menyiapkan langkah reunifikasi segera.

"Jika cara damai tidak berhasil, maka itu akan menggunakan cara koersif," katanya. "Dan mungkin, jika cara koersif tidak berhasil, maka mungkin cara paksa untuk mencapai tujuannya. Dan itulah yang sangat mengganggu status quo dan menciptakan ketegangan yang luar biasa."

Taiwan sendiri adalah titik nyala utama antara AS dan China. Ketegangan di kawasan itu tetap meningkat sejak Ketua DPR Nancy Pelosi mengunjungi pulau itu pada Agustus. Ini juga akhirnya mendasari langkah Beijing untuk mengadakan latihan militer dan menembakkan rudal ke perairan sekitar Taiwan.

Meskipun pejabat pemerintahan Biden secara teratur menuduh China mengikis keseimbangan kekuatan di Selat Taiwan, komentar tentang niat Beijing sehubungan dengan invasi tidak begitu lazim terjadi.

Departemen Luar Negeri sendiri tidak segera menanggapi pertanyaan tentang apakah komentar Blinken mencerminkan penilaian formal bahwa China akan meningkatkan agendanya dengan serangan militer untuk mengambil Taiwan.

Pada bulan Maret tahun lalu, Laksamana Philip Davidson, yang saat itu menjadi komandan Komando Indo-Pasifik AS, mengatakan kepada Komite Angkatan Bersenjata Senat bahwa China ingin mengambil Taiwan dalam enam tahun ke depan.


[-]

-

AS-China Lakukan Rekonsiliasi, Biden & Xi Jinping Bakal Akur?
(luc/luc)

Sentimen: negatif (61.5%)