Ini Penyebab Tingginya Angka Kematian Akibat Gagal Ginjal Misterius
Antvklik.com Jenis Media: News
Antv – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengungkapkan bahwa 99 anak di Indonesia meninggal karena gagal ginjal akut misterius.
Juru Bicara (Jubir) Kemenkes, Mohammad Syahril menjelaskan, ginjal sebagai pusat metabolisme memegang peranan penting dalam tubuh manusia.
Sehingga jika kerusakan terjadi pada ginjal, maka dapat memberikan efek langsung pada alur metabolisme tubuh.
“Ginjal ini kan apabila terjadi gangguan kan ginjal ini sebagai pusat metabolisme ya, organ yang sangat penting,” ujarnya, Rabu (19/10/2022).
“Maka ini akan mengganggu metabolisme dan gangguan metabolisme ini akan menyebabkan organ lain terganggu juga,” tambahnya.
Gangguan pada ginjal, menurut masih dapat diobati. Namun, jika kerusakan yang ada pada ginjal telah parah dan menyebabkan gagal ginjal, maka organ tubuh ini tidak bisa lagi melakukan tugas sebagaimana mestinya, berujung hemodialisa atau cuci darah.
“Nah, untuk itu (ginjal) kita boleh sampai ke terganggu tapi jangan sampai gagal. Gagal ginjal itu artinya apa, ginjal itu tidak bisa lagi melakukan aktivitasnya sebagai alat metabolisme tubuh,” kata Dr. Syarif.
Tanda-tanda ginjal bermasalah dapat diperhatikan lewat jumlah dan frekuensi urine seseorang. Apabila jumlah dan frekuensi urine berkurang tanpa ada perubahan pada pola makan, ada kemungkinan orang tersebut mengalami gangguan pada ginjalnya.
“Ditandai dengan apa? Ditandai dengan frekuensi kencing kemudian jumlah urine sangat sedikit bahkan (jika) betul-betul terjadi kerusakan yang lebih berat maka tidak terjadi produksi air kencing atau urine,” jelasnya.
Sayangnya, gejala-gejala seperti ini yang kerap luput dari perhatian masyarakat. Padahal, keterlambatan pemeriksaan gangguan ginjal pada tahap ini dapat berakibat fatal.
“Tingkat kematiannya tinggi itu dikarenakan tadi ya sudah masuk ke dalam fase (gagal ginjal) itu,” ujarnya,
Kemenkes mengimbau masyarakat untuk segera memeriksakan anaknya pada tenaga kesehatan bila merasa intensitas buang air kecil menurun.
“Makanya saat ini kita sampaikan imbauan pada masyarakat pada tenaga kesehatan untuk lebih waspada, cepat melakukan tindakan apabila ada gejala yang saya sebutkan tadi. Yaitu frekuensi kencing kemudian jumlah kencingnya itu sangat menurun dan bisa disertai dengan demam, diare, mual, batuk, dan pilek. Tapi tidak selalu,” tandasnya.
Sentimen: negatif (100%)