Sentimen
Positif (80%)
19 Okt 2022 : 22.21
Tokoh Terkait
Chatib Basri

Chatib Basri

Dunia Resesi 2023, Tak Ada Lagi Pesta 'Durian Runtuh' di RI

20 Okt 2022 : 05.21 Views 1

CNBCindonesia.com CNBCindonesia.com Jenis Media: News

Dunia Resesi 2023, Tak Ada Lagi Pesta 'Durian Runtuh' di RI

Jakarta, CNBC Indonesia - Banyak negara di dunia, terutama di Eropa dan Amerika Serikat pada 2023 diramal akan mengalami resesi ekonomi. Dua ekonomi terbesar dunia melambat, maka akan berimbas terhadap ekonomi di dunia, termasuk Indonesia.

Ekonom Senior Chatib Basri menjelaskan, perlambatan ekonomi dunia akan berdampak bagi perekonomian Indonesia, salah satunya melalui neraca perdagangan.

-

-


"Ekonomi yang melambat membuat permintaan komoditas energi menurun," jelas Chatib dalam SOE International Conference di BNDCC Nusa Dua, Bali, Selasa (18/10/2022).

Jelas, penurunan permintaan energi dan komoditas tersebut berdampak pada perekonomian Indonesia, karena 60% ekspor di dalam negeri disumbang dari komoditas energi, seperti batubara, nikel, dan sebagainya.

Implikasinya kata Chatib akan terasa di tahun depan, neraca perdagangan Indonesia kemungkinan tidak akan lagi mencatatkan surplus. Karena ekspor menurun. "Jadi saya bisa bayangkan, dengan melambatnya harga komoditas, maka ekspor juga akan melambat," jelas Chatib.

"Neraca perdagangan bisa 0, atau bahkan mungkin defisit yang relatif kecil di tahun depan," kata Chatib lagi.

Kendati demikian, masih ada optimistik dari komoditas batubara. Karena, menurut Chatib sebagian besar negara-negara di Eropa tidak dapat mengandalkan gas alam dari Rusia, sehingga mereka perlu mencari kebutuhan batubara untuk kebutuhan sumber energi dan listrik.

"Permintaan itu bisa didatangkan dari Indonesia. Itu menjelaskan juga mengapa harga batu bara berada di kisaran US$ 412 saat ini," tuturnya.

"Ini akan memberi keuntungan bagi Indonesia, karena Indonesia salah satu eksportir terbesar," jelas Chatib.

Seperti diketahui, sejak 2021, neraca perdagangan Indonesia mengalami surplus. Terakhir pada September 2022, neraca perdagangan Indonesia kembali surplus sebesar US$ 4,99 miliar, ini merupakan 29 kalinya Indonesia mencatatkan surplus secara beruntun.

Surplus tersebut ditopang oleh lonjakan harga komoditas internasional yang muncul bak durian runtuh. Komoditas tersebut merupakan ekspor andalan Indonesia, seperti batu bara, nikel. bauksit, tembaga hingga minyak kelapa sawit.


[-]

-

Wuzzz! Ekspor RI Terus Melesat, Juni 2022 Tumbuh 40,6%
(cap/mij)

Sentimen: positif (80%)