AKURAT.CO  Para miliarder dunia yang berasal dari 75 negara atau wilayah di enam benua telah mengklaim tempatnya di daftar miliarder tahunan ke-36 Forbes. Secara keseluruhan, tahun ini, ada 2.668 orang dengan kekayaan mencapai sepuluh digit. Jumlah ini anjlok jika dibanding tahun lalu, yang menyentuh 2.755 orang. Secara kolektif, kekayaan mereka bernilai USD 12,7 triliun, turun dari rekor USD 13,1 triliun pada daftar 2021.

Alasan terbesar untuk penurunan miliarder adalah lantaran China telah mengalami wabah Covid-19 yang terus-menerus, yang kemudian mengganggu rantai pasokan dan manufaktur. Dan, terlepas dari tahun yang bergejolak, tercatat 1.050 miliarder lebih kaya daripada tahun lalu. 

Sementara daftar 'kelas berat' China jatuh, AS masih berkuasa, dengan 735 warga negaranya masuk dalam daftar miliarder. Angka miliarder di AS adalah 11 lebih banyak dari tahun lalu, termasuk Elon Musk yang menempati peringkat pertama dengan kekayaan mencapai USD 219 miliar, mengalahkah Jeff Bezos. Lalu bagaimana dengan Asia Tenggara?

Asia Tenggara pun masih menjadi salah satu wilayah di benua Asia yang memiliki penduduk terkaya. Sepuluh negara anggota ASEAN memiliki lebih dari 100 miliarder. Lantas negara mana saja di Asia Tenggara yang pada tahun ini mencetak jumlah konglomerat terbanyak?

Berikut AKURAT.CO pada Senin (17/10) menghimpun 6 negara di Asia Tenggara dengan jumlah miliarder terbayak di dunia, versi Forbes tahun 2022. Anggota keluarga bangsawan atau politisi tidak termasuk.

Tahun ini, Indonesia menempati ranking pertama sebagai negara pencetak miliarder terbanyak di Asia Tenggara. Tercatat, jumlah miliarder di Indonesia saat ini mencapai 30 orang, bertambah 11 orang dibanding tahun 2014 silam. 

Orang terkaya di Indonesia dipegang oleh bos besar Djarum Grup, Robert Budi Hartono dan adiknya Michael Bambang Hartono. Dilansir dari situsnya, Forbes pun menempatkan R. Budi Hartono (81 tahun) di ranking pertama sebagai orang terkaya di Indonesia dan ranking 64 dalam daftar dunia. Adapun kekayaannya mencapai hingga USD 23,3 miliar (Rp360,5 triliun). Di bawahnya, Michael (82 tahun) didaftarkan dengan kekayaan mencapai USD 22,3 miliar (Rp344,8 triliun), menjadikannya sebagai orang terkaya ke-69 di dunia. 

Sumber kekayaan kedua konglomerat Indonesia itu didominasi dari usahanya di bidang perbankan dan tembakau. Diketahui Budi menjadi salah satu pemegang saham terbesar di Bank Central Asia (BCA). Dari sektor lain, Budi dan Michael adalah pemilik salah satu peralatan elektronik, Polytron. 

Selain Budi dan Michael, daftar miliarder di Indonesia yang masuk jajaran Forbes antara lain Chairul Tanjung, Sri Prakash Lohia, Prajogo Pangestu, Low Tuck Kwong, hingga Jerry Ng.