Sentimen
Negatif (98%)
19 Okt 2022 : 00.01
Informasi Tambahan

Club Olahraga: Persib Bandung

Event: kongres luar biasa

Institusi: IPB

Kab/Kota: bandung, Bogor

Kasus: Kemacetan

Tokoh Terkait

Pemkot Bandung Gelontorkan Miliaran Rupiah Bangun Kolam Retensi untuk Atasi Banjir, Efektifkah?

Ayobandung.com Ayobandung.com Jenis Media: Nasional

19 Okt 2022 : 00.01
Pemkot Bandung Gelontorkan Miliaran Rupiah Bangun Kolam Retensi untuk Atasi Banjir, Efektifkah?

SUMUR BANDUNG, AYOBANDUNG.COM -- Memasuki musim penghujan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandung hingga saat ini terus berupaya mengatasi banjir. Salah satunya dengan mengglontorkan dana miliaran rupiah untuk membangun kolam retensi yang diharapkan bisa mereduksi banjir dan genangan air ketika hujar mengguyur Kota Bandung.

Meski begitu, banjir dan genangan air masih terjadi terutama di titik-titik yang menjadi langganan banjir di Kota Bandung. Seperti, Terowongan Cibaduyut, Kawasan Simpang hingga Pasar Gedebage dan beberapa titik lainnya.

Tak jarang, banjir itu menyebabkan kemacetan panjang akibat ruas jalan tak bisa dilalui oleh kendaraan karena terendam banjir.

Baca Juga: Profil Adzra Nabila, Mahasiswi IPB yang Hilang Terseret Arus Banjir di Bogor, Videonya Sempat Viral

Berdasarkan data LPSE Kota Bandung, Pemkot Bandung sudah mulai membangun kolam retensi sejak tahun 2017. Kolam retensi Sarimas yang ada di kawasan Sukamiskin dibangun pada tahun 2017 dengan pagu anggaran Rp9,8 miliar.

Secara rinci, kontrak pengerjaan pembangunan kolam retensi ini mencapai Rp7,7 miliar. Kemudian, penambahan anggaran untuk pengawasan teknik pembangunan kolam retensi Sarimas ini mencapai Rp229 juta.

Pada tahun 2018, Pemkot Bandung kembali menggelontorkan anggaran sebesar Rp6,5 miliar untuk pembangunan kolam retensi Sirnaraga. Sebelum pembangunan, Pemkot Bandung pun mengeluarkan Rp251 juta untuk biaya jasa konsultasi.

Pada tahun yang sama, Pemkot Bandung juga merencanakan pembangunan kolam retensi Gedebage dengan anggaran Rp 286,6 juta. Dua tahun berselang, lelang pembangunan kolam retensi Gedebage dengan nilai kontrak Rp6,6 miliar resmi dibuka.

Baca Juga: Polisi Ungkap Kronologi Mobil Brio Ugal ugalan hingga Terbalik Di Wilayah Kosambi Kota Bandung

Kemudian, pada 2021, pemkot menganggarkan pembangunan kolam retensi Bima dan pengawasan tekni pembangunannya, anggarannya masing-masing adalah Rp 4,9 miliar dan Rp 215,4 juta.

Tahun ini, pemkot telah menganggarkan pembangunan kolam retensi Cisanggarung senilai Rp 5,6 miliar. Lelang proyek ini sempat gagal.

Sekretaris Daerah Kota Bandung Ema Sumarna mengungkapkan, pembangunan kolam retensi untuk mengatasi banjir di Kota Bandung masih perlu dilakukan. Hal itu untuk terus menekan potensi banjir yang ada di Kota Bandung.

"Kebijakan kajian pembangunan kolam retensi itu ada di Dinas Sumber Daya Air dan Bina Marga (DSDABM). Menurut saya, pembangunan kolam retensi itu yang jelas sebanyak mungkin," ujar Ema Sumarna di Balai Kota Bandung, Selasa, 18 Oktober 2022.

Baca Juga: Komisaris Persib Bandung Kecewa Muncul Berita Bohong Kongres Luar Biasa PSSI

Menurut Ema, saat ini progres pembangunan kolam retensi Cisanggarung terus berjalan. Adapun tujuan pembangunan kolam retensi Cisanggarung untuk menanggulangi banjir dan limpahan air yang terjadi di daerah Arcamanik dan Cisaranten.

"Memang kemarin sempat gagal (lelang kolam retensi Cisanggarung). Sekarang sudah dikejar lagi. Mudah-mudahan tahun ini selesai," imbuhnya. ‎

Tak berhenti pada kolam retensi Cisanggarung, Ema juga menyebutkan saat ini pihaknya sedang melakukan kajian ulang untuk pembangunan kolam retensi di Cipamokolan. Hal itu merujuk pada masyarakat yang ada di kawasan tersebut sudah meminta dibangun kolam retensi untuk penanggulangan banjir.

"Karena, sejumlah kolam retensi seperti di Bima, Gedebage dan Sirnaraga itu efektif. Mungkin ya, mungkin tahun depan (pembangunan kolam retensi di Cipamokolan)," jelas Ema.

Baca Juga: Banjir Terjang Cililin Bandung Barat, Air Warna Cokelat Masuk ke Jalan dan Pemukiman

Meski sudah dibangun beberapa kolam retensi, banjir tetap terjadi. Ema pun tak menampik kondisi demikian. Namun, Ema menyoroti soal kewenangan daerah yang berbatasan dengan Kota Bandung.‎

"Kan volume air data dari atas. Bandung tentu tidak bisa mengendalikan, yang di atas itu kan harus berbuat juga," tandas Ema.***

Sentimen: negatif (98.8%)