Sentimen
Informasi Tambahan
Kasus: Narkoba, Teroris
Tokoh Terkait
Arab Saudi Dukung stabilitas dan Keseimbangan Pasar Minyak Global
Jurnas.com Jenis Media: News
Supianto | Senin, 17/10/2022 16:43 WIB
Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz saat berpidato melalui konferensi video. (SPA)
JAKARTA, Jurnas.com - Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz mengatakan bahwa Kerajaan berusaha untuk mendukung stabilitas pasar minyak global. Demikian disampaikan dalam pidatonya melalui konferensi video pada Senin (17/10).
"Negara kami bekerja keras dalam strategi energinya untuk mendukung stabilitas dan keseimbangan pasar minyak global," kata Raja Salman, seperti dilansir Saudi Press Agency, "karena minyak bumi merupakan elemen penting dalam mendukung pertumbuhan ekonomi global."
Anggota OPEC+ juga mengeluarkan pernyataan pada Senin pagi untuk mendukung deklarasi Raja, setelah Gedung Putih menuduh Arab Saudi memaksa anggota untuk mendukung keputusan untuk memangkas produksi minyak.
Menteri Energi Uni Emirat Arab, Suhail al-Mazrouei mengatakan di Twitter, "Saya ingin mengklarifikasi bahwa keputusan OPEC+ terbaru, yang disetujui dengan suara bulat, adalah keputusan teknis murni, tanpa niat politik apa pun."
Pemasar minyak Irak SOMO juga menerbitkan sebuah pernyataan yang mengatakan, "Ada konsensus lengkap di antara negara-negara OPEC+ bahwa pendekatan terbaik dalam menangani kondisi pasar minyak selama periode ketidakpastian dan ketidakjelasan saat ini adalah pendekatan pre-emptive yang mendukung stabilitas pasar dan memberikan bimbingan yang diperlukan untuk masa depan.”
Chief Executive Officer Kuwait Petroleum Corporation Nawaf Saud al-Sabah menyambut baik keputusan tersebut dalam sebuah pernyataan, kantor berita negara KUNA melaporkan.
Oman dan Bahrain mengeluarkan pernyataan terpisah yang mengkonfirmasikan bahwa OPEC dengan suara bulat menyetujui pengurangan tersebut, dan menteri energi Aljazair menyebut keputusan itu bersejarah dan menyatakan kepercayaan penuhnya terhadapnya, Ennahar TV Aljazair melaporkan.
Arab Saudi akan terus mengembangkan ladang gas alam yang baru ditemukan di seluruh negeri, serta menargetkan netralitas karbon dan pengurangan emisi sebesar 278 juta ton per tahun pada tahun 2030, tambahnya.
Berbicara melalui tautan video untuk meresmikan pertemuan badan penasihat Dewan Syura, Raja Salman juga mengatakan bahwa Kerajaan adalah mediator perdamaian, menyoroti inisiatif Putra Mahkota Mohammed bin Salman untuk membebaskan tawanan perang dari Rusia.
Raja Salman mendesak Iran untuk memenuhi komitmen nuklirnya, dan bekerja sama dengan Badan Energi Atom Internasional (IAEA).
Raja menyoroti perkembangan pesat yang terjadi di Arab Saudi, mencatat bahwa negara tersebut bergerak ke fase kedua reformasi Visi 2030 yang dimulai pada 2016.
Proyek-proyek yang sangat penting termasuk pengembangan NEOM, AlUla, dan Diriyah, yang katanya akan meningkatkan kehidupan warga sekaligus melindungi warisan Saudi.
Prioritas nasional lainnya termasuk strategi investasi nasional, pembiayaan untuk UKM, strategi kecerdasan buatan nasional, pengembangan pariwisata wilayah Asir, dan strategi game yang baru diumumkan, katanya.
Peran perempuan dalam kehidupan profesional Saudi telah “mengkristal,” kata Raja Salman, dengan banyak perempuan mengambil peran kepemimpinan di lembaga swasta dan pemerintah.
Raja Saudi menangani sejumlah masalah regional dan internasional.
Di Yaman, Raja Salman menegaskan kembali dukungan Kerajaan untuk semua upaya yang dapat berkontribusi pada gencatan senjata permanen dan memulai proses politik antara pemerintah Yaman dan milisi Houthi yang didukung Iran.
Dia juga menyuarakan pentingnya mengakhiri “pelanggaran provokatif” Houthi di Yaman.
Mengenai Lebanon, Raja mengatakan penting untuk menerapkan reformasi politik dan ekonomi komprehensif yang membantu negara itu mengatasi krisisnya.
"Penting juga bagi pemerintah untuk memaksakan kewenangannya di semua wilayah Lebanon untuk [menjaga] keamanan dan menghadapi operasi penyelundupan narkoba dan kegiatan teroris yang diluncurkan dari sana dan yang mengancam stabilitas dan keamanan kawasan." tuturnya.
Sumber: Alarabiya/Reuters
TAGS : Arab Saudi Minyak Dunia Amerika Serikat Perang Rusia dan Ukraina Salman bin Abdulaziz
Sentimen: positif (100%)