Sentimen
Negatif (88%)
18 Okt 2022 : 09.13
Tokoh Terkait

10 Negara Dengan Inflasi Tertinggi di Dunia per September 2022

18 Okt 2022 : 16.13 Views 1

Harianjogja.com Harianjogja.com Jenis Media: News

10 Negara Dengan Inflasi Tertinggi di Dunia per September 2022

Harianjogja.com, JAKARTA – Tingginya inflasi menghantui perekonomian banyak negara di dunia, dipicu lonjakan harga pangan dan energi serta perang Rusia-Ukraina.

Di Indonesia, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat Indeks Harga Konsumen (IHK) atau inflasi tahunan pada September 2022 mencapai 5,95 persen (year-on-year/yoy).

Pada bulan lalu, inflasi tercatat 1,17 persen (mtm) setelah pada bulan sebelumnya mengalami deflasi sebesar 0,21 persen (mtm).

PROMOTED:  Resmikan IKM di Umbulharjo, Dinas Perinkopukm Jogja Berharap IKM Naik Kelas

"Inflasi terutama bersumber dari peningkatan harga kelompok administered prices, di tengah penurunan inflasi inti dan deflasi pada kelompok volatile food," ujar Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia Erwin Haryono dalam keterangan resmi, Senin (4/10/2022).

Tak hanya di Indonesia, sejumlah negara lain di dunia juga masih mengalami lonjakan inflasi, bahkan ada negara dengan inflasi melampaui 200 persen.

Berikut ini daftar negara dengan tingkat inflasi tertinggi di dunia pada September 2022, berdasarkan data Trading Economics yang diolah Bisnis, Senin (17/10/2022):

Zimbabwe

Zimbabwe mencatat inflasi tahunan sebesar 280 persen pada September 2022, menurut badan statistik nasional. Adapun indlasi bulanan mencapai 3,5 persen (mtm).

Dilansir dari Bloomberg, pemerintah menargetkan inflasi bulanan sebesar 3 persen. Inflasi September lebih rendah dari Agustus 2022 yang mencapai 285 persen (yoy) yang merupakan level tertinggi sejak Februari 2021.

Turki

Dilansir Bloomberg pada Senin (3/10), Badan Statistik Turki melaporkan indeks harga konsumen (IHK) naik 83,45 persen pada September 2022 dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (year-on-year/yoy).

Angka inflasi tahunan ini menjadi yang tertinggi sejak pertengahan 1998 dan sejalan dengan perkiraan median dalam survei Bloomberg. Adapun inflasi bulanan mencapai 3,1 persen yoy, di bawah proyeksi analis dalam jajak pendapat terpisah.

Argentina

Inflasi tahunan Argentina melonjak 83 persen pada September 2022, level tertinggi dalam 30 tahun terakhir. Meskipun inflasi tahunan lebih rendah dibandingkan Turki, inflasi bulanan Argentina mencapai 6,2 persen pada September.

Inflasi ini lebih tinddi dibandingkan bulan Agustus sebesar 78,5 persen (yoy). Meskipun begitu, pemerintah mengklaim mampu menekan inflasi.

“Ini adalah bulan kedua berturut-turut kami berhasil menekan inflasi, tetapi angka itu belum memuaskan saya,” kata Menteri Ekonomi Sergio Masas seperti dikutip Bloomberg.

Sri Lanka

Inflasi tahunan Sri Lanka mencapai rekor tertinggi baru sebesar 69,8 persen pada September 2022, di tengah krisis ekonomi yang diperparah oleh depresiasi tajam mata uangnya.

Berdasarkan data bank sentral Sri Lanka, kontribusi kenaikan terbesar berasal dari biaya makanan yang mencapai 94,9 persen pada September, naik dari 93,7 persen bulan sebelumnya.

Adapun angka inflasi bulanan Sri Lanka mencapai 3,8 persen pada September, naik dari kenaikan 2,5 persen pada bulan Agustus.

Ghana

Badan Statistik Nasional mencatat inflasi Ghana meningkat selama 16 bulan berturut-turut menjadi 37,2 persen pada September 2022 (yoy) dari 33,9 persen pada Agustus, level tertinggi sejak Juli 2001.

Lonjakan ini terjadi bahkan setelah bank sentral Ghana kembali menaikkan suku bunga 250 bps dalam pertemuan kebijakan pada Oktober. Harga barang impor (40,7 persen) meningkat lebih cepat dari barang domestik (35,8 persen), sebagian besar disebabkan oleh pelemahan mata uang.

Selain kelima negara tersebut, sebenarnya terdapat negara-negara lain yang mengalami inflasi di tinggi namun belum merilis data terbaru pada bulan September. Berikut daftarnya:

Libanon – 162 persen (Agustus 2022)Sudan – 125 persen (Juli 2022)Venezuela – 114 persen (Agustus 2022)Iran – 52,2 persen (Agustus 2022)Suriname – 39,1 persen (Agustus 2022)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber : JIBI/Bisnis.com

Sentimen: negatif (88.9%)