Sentimen
Negatif (100%)
17 Okt 2022 : 05.00
Informasi Tambahan

Club Olahraga: Arema FC

Grup Musik: iKON

Institusi: Oxford

Kasus: Narkoba, pembunuhan, nepotisme

[POPULER NASIONAL] Polisi Ikon Hedonis Naik Jabatan

17 Okt 2022 : 12.00 Views 1

Kompas.com Kompas.com Jenis Media: Nasional

[POPULER NASIONAL] Polisi Ikon Hedonis Naik Jabatan

JAKARTA, KOMPAS.com - Keputusan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo dengan menaikkan jabatan dan pangkat Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Bareskrim Polri Brigjen Andi Rian disorot oleh pengamat kepolisian, Bambang Rukminto.

Penyebabnya adalah meski Andi berprestasi dengan mengungkap kasus pembunuhan berencana Brigadir J, tetapi dia juga dikritik masyarakat karena beberapa kali terlihat mengenakan pakaian yang harganya cukup mahal dalam beberapa kali jumpa pers.

Baca juga: Jauh Berbeda dari Teddy Minahasa, Harta Kekayaan Kapolda Jatim Toni Hermanto Hanya Rp 1,59 M

Di sisi lain, Bambang juga menyoroti proses promosi Irjen Teddy Minahasa sebagai Kapolda Jawa Timur, sebelum akhirnya dibatalkan oleh Sigit karena diduga terlibat peredaran narkoba.

1. Pengamat: Belum Kering Bibir Presiden, Malamnya Ikon Hedonis di Polri Malah Naik Jabatan

Peneliti Institute for Security anda Strategic Studies (ISESS) Bidang Kepolisian, Bambang Rukmianto, menilai peringatan Presiden Joko Widodo yang meminta pejabat kepolisian berhati-hati dengan gaya hidup mereka tidak berarti bagi Polri.

Menurut Bambang, malam hari setelah Jokowi mengumpulkan pejabat Polri di Istana dan menyampaikan wejangan tersebut, Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo justru menunjuk Direktur Tindak Pidana Umum (Dirtipidum) Polri Brigjen Andi Rian sebagai Kapolda Kalimantan Selatan.

“Ini belum kering bibir presiden, malamnya ikon hedonis yang sebulan lalu mendapat sorotan publik, dan juga belum tuntas menyelesaikan kasus Sambo dan turunannya, malah dapat promosi naik jadi bintang dua dan jadi Kapolda Kalsel,” kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/10/2022).

Baca juga: Menanti Kapolri Menindak Polisi yang Bermain di Bisnis Tambang

Adapun Andi Rian belum lama ini menjadi sorotan netizen karena disebut-sebut mengenakan barang-barang mewah.

Andi pernah kedapatan mengenakan pakaian bermerek Check Stretch Cotton Poplin Shirt dari Burberry.

Penelusuran Kompas.com, Burberry membanderol kemeja itu seharga 490 dolar AS atau Rp 7,2 juta per potong baju. Andi juga pernah kedapatan mengenakan kemeja mewah White Embroidered Logo Oxford Shirt seharga 470 dollar AS atau berkisar Rp 7 jutaan.

Menurut Bambang, terdapat barang mewah lain yang dikenakan Andi.

"Artinya, pernyataan presiden di depan semua Kasatwil itu tak ada artinya bagi Polri," ujar Bambang.

Baca juga: Kisah Bripka Septinus yang Mengajar di SD Inpres Papua Barat, Dikenal sebagai Polisi Guru dan Polisi Pendeta

Sebelumnya, di hadapan ratusan perwira Polisi yang dikumpulkan di Istana, Presiden Jokowi mengingatkan mereka agar memiliki sense of crisis dan respons cepat dalam menanggapi keluhan masyarakat.

Dengan demikian, Polri bisa melaksanakan penegakan hukum sebagaimana diharapkan publik.

Jokowi kemudian mengingatkan agar mereka berhati-hati dengan gaya hidup dan tindakan yang masuk kategori pelanggaran.

"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle, jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena ada kecemburuan sosial ekonomi, kecemburuan sosial ekonomi, hati-hati," kata Jokowi saat memberikan arahan kepada pejabat Polri di Istana Negara, Jakarta, Jumat (14/10/2022).

Baca juga: Update Polri: 6 Arahan Jokowi ke Pejabat Polri hingga Jadwal Rekonstruksi Tragedi Kanjuruhan

2. Pengamat Duga Irjen Teddy Minahasa Lolos dan Dapat Promosi karena Hal Ini

Peneliti Institute for Security anda Strategic Studies (ISESS) Bidang Kepolisian Bambang Rukmianto menduga lolosnya Irjen Teddy Minahasa mendapatkan promosi sebagai Kapolda Jawa Timur karena terdapat masalah dalam proses di Dewan Jabatan dan Kepangkatan Tinggi (Wanjakti).

Padahal, jenderal bintang dua tersebut diduga turut mengedarkan narkoba. Namun, hal itu baru terungkap ke publik empat hari setelah Kapolri menunjuknya sebagai Kapolda Jawa Timur yang baru.

“Artinya ada problem dalam proses Wanjakti (dewan jabatan dan kepangkatan tinggi),” kata Bambang saat dihubungi Kompas.com, Minggu (16/10/2022).

Baca juga: Mahfud Sebut Kapolri Sudah Tegas Tindak Ferdy Sambo dan Teddy Minahasa

Menurut Bambang, Badan Intelijen dan Keamanan (Baintelkam), Divisi Profesi dan Pengamanan (Divpropam) tidak memberikan masukan kepada Kapolri terkait penunjukkan Teddy.

Kemungkinan lainnya adalah adanya intervensi dari pihak eksternal yang membuat perwira tinggi bermasalah dipromosikan mendapatkan jadwal strategis. Intervensi tersebut, kata dia, bisa dari titipan politisi.

“(Untuk) mengamankan kepentingannya (politis) lah,” ujar Bambang.

Di sisi lain, Bidang Sumber Daya Manusia (SDM) di Polri tidak memiliki rekam jejak anggotanya yang digadang-gadang duduk di posisi penting.

Baca juga: 4 Polisi yang Terlibat Peredaran Narkoba Bersama Teddy Minahasa Terancam Dipecat

Selain itu, terdapat rahasia umum bahwa merit system di Polri diwarnai nepotisme, koneksi, hingga gratifikasi.

Hal ini mengakibatkan munculnya faksi, geng, atau gerbong-gerbong dalam tubuh Korps Bhayangkara.

“Akibatnya munculah Irjen Teddy Minahasa, menyusul Ferdy Sambo dan lain-lain,” tuturnya.

Sebelumnya, Mabes Polri menetapkan Kapolda Jawa Timur yang baru, Irjen Teddy Minahasa sebagai tersangka pada Jumat (14/10/2022) setelah menjalani pemeriksaan oleh Polda Metro Jaya pada hari sebelumnya.

Jenderal berharta Rp 29,9 miliar tersebut diduga terlibat dalam peredaran narkoba jenis sabu.

Baca juga: Teddy Minahasa Tolak Didampingi Pengacara dari Polda Metro Jaya

Ia disangka Pasal 114 Ayat 2 subsider Pasal 112 Ayat 2, juncto Pasal 132 Ayat 1, juncto Pasal 55 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 dengan ancaman hukuman maksimal hukuman mati dan hukuman minimal 20 tahun.

Kasus Teddy lantas menjadi sorotan. Sebab, ia baru saja ditunjuk menggantikan Irjen Nico Afinta yang dicopot pasca tragedi Kanjuruhan yang menewaskan ratusan suporter Arema FC.

-. - "-", -. -

Sentimen: negatif (100%)