Sentimen
Positif (100%)
15 Okt 2022 : 23.16
Informasi Tambahan

Kasus: covid-19, Narkoba

Kritik Gaya Hidup Mewah hingga soal Pungli

15 Okt 2022 : 23.16 Views 8

Detik.com Detik.com Jenis Media: News

Kritik Gaya Hidup Mewah hingga soal Pungli

Jakarta -

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memberikan sejumlah arahan kepada jajaran kepolisian di Istana Merdeka, Jakarta. Dalam kesempatan itu, Jokowi mengapresiasi kerja keras Polri dalam menangani COVID-19 yang hasilnya sangat signifikan. Namun, di sisi lain, Jokowi juga mengkritisi sejumlah hal, di antaranya soal gaya hidup mewah pejabat di Polri yang menjadi sorotan.

"Pertama-tama saya ingin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi atas kerja keras Polri beserta seluruh jajaran TNI, jajaran pemerintah, dan seluruh komponen masyarakat dalam menangani COVID. Itu dilihat masyarakat dan itu juga saya lihat dan saya rasakan. Kerja keras itu dan hasilnya juga sangat signifikan. Sampai hari ini yang mendorong paling kuat memang ada dari Polri telah 440 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan kepada masyarakat dan hasilnya pandemi COVID mereda dan hasilnya ekonomi kita bisa tumbuh 5,44 persen, dan hasilnya indeks kepercayaan masyarakat juga menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu," kata Jokowi seperti dilihat di YouTube Sekretariat Presiden, Sabtu (15/10/2022).

Jokowi mengatakan adanya kasus Ferdy Sambo membuat indeks kepercayaan Polri turun. Jokowi meminta jajaran kepolisian mengembalikan indeks kepercayaan masyarakat kepada Polri.

-

-

"Tetapi begitu ada peristiwa FS runyam semuanya dan jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain tertinggi sekarang Saudara harus tahu menjadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras saudara saudara sekalian. Di November itu masih 80,2 sangat tinggi sekali bukan tinggi, sangat tinggi sekali. Sekarang kemarin Agustus berada di 54, jatuh, turun sangat rendah sekali. Begitulah pekerjaan berat yang saudara saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini," jelas Jokowi.

Jokowi juga sempat menyentil gaya hidup para anggota Polri. Jokowi berpesan agar mereka bisa mengerem gaya hidup mewah.

"Saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle, jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi, kecemburuan sosial ekonomi, hati hati. Saya ingatkan yang namanya Kapolres Kapolda yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi ngerem total, masalah gaya hidup, jangan gagah gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Saya ingatkan hati-hati," ujar Jokowi.

Berikut ini pernyataan lengkap Jokowi:

Pertama-tama saya ingin menyampaikan penghargaan dan apresiasi yang tinggi atas kerja keras Polri beserta seluruh jajaran TNI, jajaran pemerintah, dan seluruh komponen masyarakat dalam menangani COVID. Itu dilihat masyarakat dan itu juga saya lihat dan saya rasakan. Kerja keras itu dan hasilnya juga sangat signifikan. Sampai hari ini yang mendorong paling kuat memang ada dari Polri telah 440 juta dosis vaksin yang telah disuntikkan kepada masyarakat dan hasilnya pandemi COVID mereda dan hasilnya ekonomi kita bisa tumbuh 5,44 persen, dan hasilnya indeks kepercayaan masyarakat juga menempatkan Polri di puncak teratas pada saat itu.

Tetapi begitu ada peristiwa FS runyam semuanya dan jatuh ke angka yang paling rendah. Dulu dibandingkan institusi-institusi penegak hukum yang lain tertinggi sekarang Saudara harus tahu menjadi terendah. Ini yang harus dikembalikan lagi dengan kerja keras Saudara sekalian. Di November itu masih 80,2 sangat tinggi sekali, bukan tinggi, sangat tinggi sekali. Sekarang kemarin Agustus berada di 54, jatuh, turun sangat rendah sekali. Begitu lah pekerjaan berat yang Saudara harus kerjakan untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat kepada Polri di tengah situasi yang juga tidak mendukung saat ini. Kita tahu semua negara sedang sulit, dunia sedang sulit, kita ini menakhodai negara ini juga menghadapi gelombang dan badai dari ekonomi global yang tidak gampang.

Perlu saya sampaikan 66 negara berada dalam posisi rentan, 345 juta orang di 82 negara sudah masuk menderita kekurangan pangan akut. Ini yang semua Kapolda Kapolres pejabat utama Polri harus tahu. Keadaan situasi seperti ini harus ngerti, sehingga punya sense of crisis yang sama. Hati-hati dengan ini. Oleh sebab itu saya ingatkan masalah gaya hidup, lifestyle, jangan sampai dalam situasi yang sulit ada letupan-letupan sosial karena adanya kecemburuan sosial ekonomi, kecemburuan sosial ekonomi, hati hati.

Saya ingatkan yang namanya Kapolres, Kapolda yang namanya seluruh pejabat utama, perwira tinggi ngerem total, masalah gaya hidup, jangan gagah-gagahan karena merasa punya mobil bagus atau motor gede yang bagus. Hati-hati. Saya ingatkan hati-hati. Masanya yang lalu-lalu sudah usai, teknologi sekarang ini menyebabkan interaksi sosial berubah total. Sosial media bisa mengabarkan bukan hanya TV, bukan hanya media cetak, media online,. Pribadi-pribadi kita sekarang bisa menjadi surat kabar, bisa menjadi media yang setiap saat bisa memunculkan perilaku-perilaku kita kayak apa meskipun sembunyi-sembunyi. Saya terlalu banyak mendapat laporan sehingga kembali lagi gaya hidup urusan kecil-kecil tetapi itu bisa mengganggu kepercayaan terhadap Polri.

Urusan mobil, urusan motor gede, urusan yang remeh temeh, sepatunya apa, bajunya apa dilihat masyarakat sekarang ini. Itu yang kita harus mengerti dalam situasi dunia yang penuh dengan keterbukaan dan keluhan masyarakat terhadap anggota Polri kita ini tugas Saudara semuanya. Jadi keluhan masyarakat terhadap Polri 29,7% itu, ini sebuah persepsi karena pungli. Tolong ini anggota-anggota semua diredam untuk ini. Sewenang-wenang, tolong ini juga diredam.

Pendekatan-pendekatan yang represif jauhi. Mencari-cari kesalahan, nomor yang ketiga, 19,2% dan yang keempat hidup mewah, yang tadi sudah saya sampaikan karena Bapak Ibu dan Saudara sekalian itu adalah aparat penegak hukum yang paling dekat dengan rakyat, paling dekat dengan masyarakat, dan paling sering interaksi dengan masyarakat, jadi ingatkan anggota-anggota, selalu dibriefing seluruh anggota dan ingatkan untuk hal-hal yang berkaitan dengan pelayanan masyarakat, ingatkan mereka. Jangan sampai karena ketidakcepatan kita, rasa aman dan nyaman masyarakat itu, menjadi terkurangi atau hilang. Karena apapun Polri adalah pengayom masyarakat. Hal- hal yang kecil-kecil tolong dilayani betul. Masyarakat kehilangan sesuatu harus direspons cepat. sehingga rasa terayomi dan rasa aman itu menjadi ada.

Yang ketiga, yang berkaitan dengan soliditas, ini sudah masuk tahun politik karena pemilu sudah berjalan sejak Juni lalu. Harus ditunjukkan soliditas di internal Polri dulu, rampung kemudian baru soliditas Polri dan TNI. Itu yang akan mengurangi tensi politik ke depan. Soliditas, harus ada kepekaan. Posisi politik ini seperti apa sih? Karena Saudara adalah pimpinan tertinggi di wilayah masing-masing, sense of politicnya juga arus ada. Tidak bermain politik, tetapi ngerti masalah politik karena memang kita akan masuk ke dalam tahapan tahun politik.

Kalau dilihat Polri solid kemudian bergandengan dengan TNI solid, saya bolak balik menyampaikan, saya memberikan jaminan stabilitas keamanan kita, stabilitas politik kita pasti akan baik. Nggak ada yang berani coba-coba, kalau coba-coba ya tegas aja.

Yang keempat berkaitan dengan kesamaan visi, saya kira yang berkaitan kebijakan organisasi jangan terkesan kita ini gamang. Sebagai pemimpin-pemimpin di wilayah baik itu di provinsi, kabupaten dan kota jangan gamang, apalagi cari selamat. Yakin, sesuai dengan prosedur, yakin sesuai dengan SOP, yakin sesuai dengan undang-undang, lakukan. Visi presisi, Pak Kapolri, saya minta juga tidak usah njelimet-njelimet. Tolong disederhanakan, sehingga yang di bawah itu ngerti apa yang harus dijalankan. Apa sih kalau disederhanakan? Ya tadi, yang Kapolri sampaikan tadi: Polri sebagai pelindung, Polri sebagai pengayom, dan Polri sebagai pelayan masyarakat. Intinya ke sana. Presisinya tuh apa, jelasin, sekali lagi, secara sederhana dan jelas sehingga gampang ditangkap visi itu.

Yang kelima yang berkaitan dengan pendekatan hukum jangan sampai pemerintah dianggap lemah, jangan sampai Polri dianggap lemah. Saya sudah perintahkan kepada Kapolri urusan judi online bersihkan. Saya nggak usah bicara banyak. Saudara tahu semuanya, perintah ini tahu dan penegakan hukum untuk yang berkaitan dengan narkoba. Ini yang akan nanti bisa mengangkat kembali kepercayaan masyarakat terhadap Polri dan kalau ada sebuah peristiwa itu segera dirancang komunikasinya yang baik. Komunikasi publik itu penting banget. Jangan terlambat, jangan lamban sehingga yang muncul nanti kalau lamban yang muncul isu-isu lain.

Sekarang ini era sosial media hitungannya detik, hitungannya menit, sudah bukan hari lagi. Begitu ada peristiwa kecil dan Saudara menganggap ini kecil sehingga tidak ditangani dikomunikasikan dengan baik, dengan kecepatan, membesar menjadi sulit untuk kemudian diselesaikan lagi. Ini tidak berada pada posisi yang normal. Dunia sekarang ini sehingga gampang sensitif dan gampang tersulut. Untuk menumbuhkan optimisme harus menciptakan hal-hal yang baik dikontra dengan itu dikontra dengan prestasi, komunikasi yang baik.

Saya rasa itu yang ingin saya sampaikan. Sekali lagi saya sangat menghargai kerja keras saudara saudara sekalian dalam penanganan COVID yang lalu dan kita harapkan dengan kekompakan, dengan kesolidan di Polri, di internal Polri kemudian bergandengan dengan TNI saya percaya apa yang tadi saya sampaikan bisa kita lakukan dengan baik.

- Jokowi ke Polri: Ada Laporan Jangan Lamban, Ini Era Sosial Media

[-]

(nhd/hri)

Sentimen: positif (100%)