Sentimen
Informasi Tambahan
Institusi: Universitas Trunojoyo Madura
Kab/Kota: Surabaya, Madura
Partai Terkait
Tokoh Terkait
Pengamat: Golkar mulai tinggalkan era narsis jelang Pemilu 2024
Antaranews.com Jenis Media: Politik
"Hindari pesan selfie dan narsistik. Pesan-pesan politik harus lebih soft dan berdimensi publik. Kekuatan pesan politik saat ini ada di daya persuasif positif, jadi lebih ke soft marketing," kata dia.
Surabaya (ANTARA) - Pengamat politik sekaligus peneliti senior Surabaya Survey Center (SSC) Surokim Abdussalam menilai Partai Golkar di Kota Surabaya, Jawa Timur, mulai menunjukkan telah meninggalkan era narsis menjelang pelaksanaan Pemilu 2024.
"Era narsis sepertinya sudah bukan lagi zamannya. Parpol silahkan buat pesan politik sekreatif mungkin," kata Surokim yang juga menjabat Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Budaya (FISIB) Universitas Trunojoyo Madura (UTM) kepada ANTARA di Surabaya, Jumat.
Pernyataan Surokim tersebut tidak lepas dari beredar-nya baliho dengan kalimat "Izinkan kami terus melayani" menyongsong HUT ke-58 Partai Golkar yang terpasang di sejumlah Jalan protokol di Kota Surabaya.
Baliho tersebut dianggap berbeda dengan sejumlah baliho partai lainnya yang gemar memasang foto baik calon Presiden maupun menampilkan sosok calon anggota legislatif.
Menurut Surokim, era sosialisasi politik kekinian jelas butuh pendekatan baru, di antaranya pesan politik harus lebih empatik dan persuasif.
"Hindari pesan selfie dan narsistik. Pesan-pesan politik harus lebih soft dan berdimensi publik. Kekuatan pesan politik saat ini ada di daya persuasif positif, jadi lebih ke soft marketing," kata dia.
Surokim menilai Golkar Surabaya peka terhadap situasi itu dan mulai memahami kebutuhan politik saat ini. "Saya pikir ini positif dan perlu dilanjutkan," ujar dia.
Sekaligus, kata dia, untuk edukasi publik agar politik kian positif, mendorong dan meningkat menjadi politik solutif, politik forum yang menguatkan gagasan dan politik kebangsaan dan politik publik empatik.
"Saya pikir sekarang era-nya sudah berbeda dan perlu strategi mengemas pesan politik," kata dia.
Pewarta: Abdul Hakim
Editor: Agus Setiawan
COPYRIGHT © ANTARA 2022
Sentimen: netral (93.8%)