80% e-shopper pilih affiliate marketing dari pengguna medsos biasa daripada artis 

  • 30 Juni 2024 12:49:05
  • Views: 1

Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com Riset: 80% e-shopper pilih affiliate marketing dari pengguna medsos biasa daripada artis  Dalam Negeri    Sigit Kurniawan    Kamis, 27 Juni 2024 - 18:22 WIB

Elshinta.com - Dalam pengembangan usaha atau bisnis diera digital sekarang ini tidak bisa lepas dari media sosial. Media sosial menjadi strategi penting dalam upaya meningkatkan penjualan usahanya. 

Dalam dunia e-commerce saat ini muncul fenomena Affiliate Marketing guna mendukung para pelaku UKM dalam meningkatkan penjualan melalui strategi affiliate marketing di social commerce dan platform e-commerce. Affiliate Marketing merupakan suatu bentuk pemasaran dimana perusahaan membayar pihak ketiga (affiliator) untuk mempromosikan dan mendapatkan pelanggan baru. 

Ninja Xpress melalui riset Suara UKM Negeri Vol. 5  memberikan insight tentang affiliate marketing dan menemukan empat strategi yang dapat dimanfaatkan oleh para UKM guna optimalisasi pemanfaatan affiliate marketing, dengan mempertimbangkan empat aspek kunci, yaitu orang (people), platform, harga (price), dan kinerja (performance) yang diantaranya adalah: 

People: Mayoritas E-Shopper Lebih Memilih Affiliate Marketing dari Pengguna Media Sosial Biasa dan Teman Sendiri, Daripada Artis atau Influencer dengan Jumlah Pengikut Tinggi 

Data menunjukkan bahwa mayoritas e-shopper cenderung melakukan pembelian melalui affiliate marketing yang berasal dari pengguna media sosial biasa (80%), artis atau influencer (69%), atau teman mereka sendiri (42%). Lebih lanjut, sebagian besar e-shopper (sekitar 30%) memilih untuk berbelanja dari affiliate marketing yang memiliki jumlah pengikut di media sosial kurang dari 500, sedangkan 21% memilih affiliate marketing dengan pengikut dalam kisaran 500 hingga 800. 

"Hanya sekitar 3% e-shopper yang cenderung membeli dari affiliate marketing dengan jumlah pengikut antara 8000 hingga 1 juta. Hal ini mengindikasikan bahwa faktor kepercayaan dan kedekatan personal lebih berpengaruh daripada jumlah pengikut dalam memengaruhi perilaku pembelian e-shopper melalui affiliate marketing,"ujar Head of PR, Ninja Xpress, Ribka Pratiwi di Yogyakarta, Kamis (27/06/2024)

Platform: Social Commerce Menjadi Platform Pemasaran Utama Bagi Para Affiliator

Social Commerce seperti TikTok, Instagram, dan WhatsApp merupakan platform utama yang sering digunakan oleh para afiliasi untuk pemasaran dengan kemampuan mereka dalam menarik jumlah pembeli yang besar. Para afiliator menggunakan media sosial ini untuk memperluas jangkauan pemasaran dengan cara membagikan tautan produk bersama dengan konten visual seperti foto atau video, yang dapat menarik perhatian calon pembeli. 

Adapun platform paling dominan untuk affiliate marketing di Indonesia adalah Shopee, dengan penggunaan mencapai 71%, diikuti oleh TikTok Shop yang mencapai 68%. Tokopedia digunakan oleh 21% affiliate marketing, sementara Lazada dan Bli Bli memiliki tingkat penggunaan masing-masing sebesar 16% dan 6%. 

Price: Produk Fesyen Menjadi Kategori Paling Banyak dibeli Melalui Affiliate Marketing

Produk fashion merupakan kategori paling diminati dan banyak dibeli melalui affiliate marketing, dengan persentase mencapai 74%, diikuti oleh produk kecantikan (56%), produk untuk kebutuhan rumah dan gaya hidup (50%), aksesori (43%), dan produk makanan dan minuman (40%), sehingga UKM yang bergerak dibidang fesyen, kecantikan, kebutuhan rumah tangga, hingga F&B dapat memanfaatkan affiliate marketing dengan lebih maksimal. 

"Mayoritas anggaran belanja untuk pembelian melalui affiliate marketing berada dalam rentang 100.000 hingga 250.000, dengan persentase sebanyak 47%," imbuhnya.

Performance: Pengiriman Standar Dominan di Kalangan E-Shopper Indonesia

Sebanyak 75% e-shopper cenderung memilih pengiriman standar dengan waktu pengiriman 1-2 hari, sedangkan 44% lebih memilih pengiriman ekonomi dengan durasi pengiriman 1-4 hari. Sebagian lainnya memanfaatkan layanan pengiriman khusus seperti same day, xpress, cargo, instant, dan sejenisnya. Pembeli online mengharapkan pengiriman yang efisien namun terjangkau secara biaya. Dalam konteks UKM yang menggunakan banyak afiliasi, layanan manajemen gudang dapat menjadi solusi untuk mengoptimalkan proses pengiriman barang secara efektif dan efisien, meningkatkan kepuasan pelanggan, dan mendukung pertumbuhan bisnis secara keseluruhan.

Riset ini dilakukan oleh Ninja Xpress yang merupakan perusahaan jasa pengiriman berbasis teknologi melalui hasil riset Suara UKM Negeri Vol 5 yang membahas tentang “Fenomena Affiliate Marketing pada Social Commerce”. Bekerja sama dengan Populix, sebuah lembaga riset, dimana studi ini melibatkan lebih dari 300 responden untuk mempelajari fenomena Affiliate Marketing guna mendukung para pelaku UKM dalam meningkatkan penjualan melalui strategi affiliate marketing di social commerce dan platform e-commerce. 

Menurut data Suara UKM Negeri Vol 4 terkait Social Commerce dijelaskan sekitar 50% dari para penjual mengalami kesulitan dalam menciptakan konten yang efektif, sementara 48% lainnya merasa sulit untuk mengikuti perubahan algoritma platform yang terus berubah, sehingga dibutuhkan strategi pemasaran yang relevan dengan perkembangan tren penjualan, salah satunya strategi Affiliate Marketing. 

Andi Djoewarsa, Chief Marketing Officer Ninja Xpress menjelaskan bahwa “Affiliate Marketing telah menjadi salah satu strategi kolaborasi pemasaran yang kuat dalam ekosistem social commerce.

"Melihat hal tersebut, kami berkomitmen untuk secara proaktif mendukung UKM dalam memanfaatkan potensi penuh dari affiliate marketing untuk meningkatkan penjualan mereka," katanya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Kamis (27/6).

Sumber : Radio Elshinta


Sumber: https://xcloud.id/80-e-shopper-pilih-affiliate-marketing-dari-pengguna-medsos-biasa-daripada-artis/
Tokoh

Graph

Extracted

companies Instagram, Lazada, Shopee, TikTok, Tokopedia, WhatsApp,
topics e-commerce,
nations Indonesia,
places DI YOGYAKARTA,
cities Yogyakarta,