"Grand Coalition" Prabowo-Gibran, PDIP, dan Oposisi

  • 25 Juni 2024 14:10:50
  • Views: 1

Jakarta -

Setidaknya saat ini terdapat delapan partai yang lolos parlemen dengan perolehan suara di atas parliamentary threshold 4%. Partai tersebut adalah PDIP, Golkar, Gerindra, PKB, NasDem, PKS, Demokrat, dan PAN. Sementara, partai koalisi Prabowo-Gibran yakni Golkar, Gerindra, Demokrat, PAN dengan total perolehan suara gabungan partai tersebut sebesar 65.547. 525 atau setara dengan 43,18%.

Dengan bergabungnya Nasdem, total suara koalisi pemenang mencapai 52,84%. PKB pun rupanya akan ikut bergabung, dengan demikian koalisi pemerintahan di suara legislatif sebanyak 63,46%. Dikabarkan pula kementerian di pemerintahan Prabowo Subianto jumlahnya akan bertambah dari sebelumnya. Koalisi Indonesia Maju (KIM) mendukung wacana penambahan kementerian tersebut. Golkar misalnya memilki pandangan bahwa penambahan kementerian akan mempercepat implementasi kebijakan.

Koalisi yang dibangun Prabowo-Gibran jelas secara politis untuk memuluskan kebijakan dan kerja-kerja pemerintahan. Pertama, pertemuan antara Prabowo-Gibran dan para elite politik membawa angin segar politik Tanah Air yang sebelumnya berlawanan keras di Pilpres 2024 bahkan sempat memecah belah masyarakat. Di samping sebagai upaya rekonsiliasi, pertemuan-pertemuan Prabowo-Gibran tersebut merupakan langkah awal membentuk pemerintahan yang kuat.

Pertemuan ini merupakan awal dari pembentukan grand coalition --mengambil istilah literatur ilmu politik yang digagas Arend Lipjhart-- yang dijajaki oleh elite parpol. Koalisi besar adalah koalisi yang dibentuk dengan melibatkan banyak partai di parlemen. Ini yang terbaca dari manuver elite politik saat ini, walaupun banyak penentangan di internal koalisi.

Dalam perjalanan pembentukan koalisi partai-partai besar dengan grand coalition akan diikuti oleh minimal connected coalition atau kesamaan dalam preferensi kebijakan, artinya terdiri dari partai-partai yang sama dalam skala kebijakan dan meniadakan partner yang tidak penting. Asumsi koalisi partai memiliki tujuan "policy seeking" atau memaksimalkan kebijakan sesuai kepentingan partai.

-

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Maka grand coalition yang akan berproses menuju minimal connected coalition, jika terbentuk akan memperkuat loyalitas peserta koalisi partai karena diikat oleh kesamaan tujuan kebijakan. Partai-partai lain pasti akan mengikuti grand coalition tersebut. Bagaimana dengan PDIP, meski harus menelan pil pahit karena harus menerima kenyataan politik kalah dalam Pipres 2024, namun merupakan partai politik pemenang Pemilu Legislatif 2024?

Meski berat melawan koalisi "grand coalition" yang kelak akan dibentuk pemerintahan Prabowo-Gibran, tetapi bisa saja koalisi yang saat ini dibangun Prabowo-Gibran lebih cenderung kepada koalisi taktis dan koalisi strategis.

Koalisi taktis dibangun untuk tidak memenuhi kepentingan visi dan ideologi parpol yang bergabung dan tidak berdasarkan pada keseimbangan sehingga dominasi kekuasaan berada dan ditentukan oleh parpol besar. Dengan kata lain, motivasi koalisi sangat pragmatis. Sebaliknya, koalisi strategis dibangun untuk pemenuhan kepentingan visi dan ideologi parpol, dengan maksud membentuk pemerintahan yang kuat dan tahan lama serta membagi kekuasaan yang adil dan demokratis.

Dengan demikian, seolah-olah koalisi parpol dengan bangunan kesepakatan demokratis, namun tetap parpol besar mendominasi struktur politik yang cenderung melekat dan menerapkan hukum besi oligarki, karena basis dasarnya adalah ego politik pemimpin yang dipilih atas nama masa pemilih. Hal ini bisa menyebabkan apa yang disebut fragile coalition dalam parlemen. Yakni, koalisi dalam parlemen yang mudah pecah dalam pengambilan keputusan.

Memang hukum besi oligarkis tidak bisa dinafikan. Nah, dalam hal ini PDIP dapat mengambil peran politiknya sebagai oposisi bersama kekuatan masyarakat sipil. Di sinilah peran signifikan politik PDIP sebagai oposisi sangat dibutuhkan rakyat dengan bergandengan tangan dengan kekuatan masyarakat sipil sebagai penyeimbang kekuatan politik di republik ini, dan tentu akan mendapatkan keuntungan politik berupa insentif elektoral pada pemilu berikutnya. Dan, yang lebih penting sebagai penyambung lidah rakyat.

Girindra Sandino Indonesia Democratic (IDE) Center

(mmu/mmu)
Sumber: https://news.detik.com/kolom/d-7406321/grand-coalition-prabowo-gibran-pdip-dan-oposisi
Tokoh





Graph

Extracted

persons Gibran Rakabuming Raka, Prabowo,
parties Demokrat, Gerindra, Golkar, Nasdem, PAN, PDIP, PKB, PKS,
topics Pilpres 2024,
products parliamentary threshold,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta,