Jokowi Merasa Lemas dan Soroti Kerumitan Perizinan di Indonesia: MotoGP Mandalika Jadi Contoh

  • 25 Juni 2024 02:28:31
  • Views: 3

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Presiden RI Joko Widodo mengungkapkan kekhawatirannya terhadap kerumitan proses perizinan di Indonesia dengan menjadikan ajang balap MotoGP Mandalika di Nusa Tenggara Barat sebagai contoh utama.

Dalam acara Peresmian Peluncuran Digitalisasi Layanan Perizinan Penyelenggaraan Event di Jakarta pada hari Senin, Presiden menyatakan bahwa ia merasa "lemas" setelah mengetahui bahwa penyelenggaraan acara tersebut memerlukan setidaknya 13 izin berbeda.

Kerumitan Perizinan MotoGP Mandalika

Presiden Jokowi menyampaikan bahwa penyelenggaraan MotoGP Mandalika, yang memberikan dampak ekonomi signifikan hingga Rp4,3 triliun dan melibatkan sekitar 8.000 tenaga kerja serta 1.000 UMKM, harus melalui proses perizinan yang sangat rumit.

Mulai dari surat persetujuan desa, surat rekomendasi dari Ikatan Motor Indonesia (IMI) NTB dan IMI Pusat, hingga berbagai surat rekomendasi dan pemberitahuan dari polsek, polres, Polda NTB, Mabes Polri, RSUD NTB, dinas kebakaran, Bea Cukai, Kawasan Ekonomi Khusus NTB, hingga Indonesia National Single Window (INSW).

"Begitu saya tanya bagaimana mengenai perizinan, 'lemas' saya, ternyata ada 13 izin yang harus diurus," ujar Jokowi, dikutip dari ANTARA.

Dampak Kerumitan Perizinan

Presiden menjelaskan bahwa banyaknya nama surat perizinan yang berbeda namun esensinya sama membuat proses perizinan menjadi lebih rumit. Ia menekankan bahwa kondisi ini tidak hanya terjadi pada penyelenggaraan MotoGP, tetapi juga pada berbagai acara besar lainnya seperti konser musik dan event olahraga lainnya.

"Betapa sangat beratnya menjadi penyelenggara event di Indonesia," kata Presiden.

Menurutnya, sebelum pandemi, Indonesia menyelenggarakan sekitar 4.000 event setiap tahun, dan saat ini jumlahnya sekitar 3.700 event.

Upaya Penyederhanaan Melalui Digitalisasi

Jokowi sangat mengapresiasi kehadiran Online Single Submission (OSS), sebuah sistem perizinan terintegrasi yang bertujuan untuk memudahkan pengurusan perizinan. Presiden berharap digitalisasi perizinan yang diluncurkan bukan hanya sekedar website layanan, melainkan benar-benar memberikan kemudahan, kepastian, dan memotong birokrasi yang ada.

"Betul-betul memberikan kepastian jauh-jauh hari sebelumnya, betul-betul memotong birokrasi kita sehingga munculnya adalah sebuah cost (biaya) yang lebih murah dan lebih terbuka, transparan," jelasnya.

Dengan adanya sistem perizinan terintegrasi seperti OSS, diharapkan proses perizinan di Indonesia bisa menjadi lebih efisien dan mendukung penyelenggaraan event-event besar yang memberikan dampak ekonomi signifikan bagi negara.


Sumber: https://fajar.co.id/2024/06/24/jokowi-merasa-lemas-dan-soroti-kerumitan-perizinan-di-indonesia-motogp-mandalika-jadi-contoh/?page=all
Tokoh



Graph

Extracted

persons Joko Widodo,
ministries Bea Cukai, Mabes Polri,
organizations Ikatan Motor Indonesia (IMI),
events MotoGP,
products UMKM,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta, NUSA TENGGARA BARAT,
cases kebakaran,