Alasan Rakyat Korea Selatan dan Hongkong Banyak Yang Pindah Agama

  • 24 Juni 2024 18:05:24
  • Views: 3

Abadikini.com, JAKARTA – Pindah keyakinan atau agama merupakan hal yang sensitif bagi setiap orang. Terlepas itu, ada alasan tersendiri mengapa mereka meninggalkan kepercayaan lamanya.

Sebuah studi terbaru dari lembaga penelitian Amerika Serikat, Pew Research Center menemukan bahwa negara-negara di Asia Timur memiliki warga dengan tingkat tertinggi di dunia yang keluar dan berpindah agama.

Survei ini menangkap bahwa lebih dari 10.000 orang mengatakan bahwa mereka sekarang memiliki identitas agama yang berbeda dengan agama yang mereka anut saat dibesarkan.

Melansir detikcom, Senin (24/6/2024) Hong Kong dan Korea Selatan menduduki peringkat teratas, dengan 53% responden di masing-masing negara mengatakan bahwa mereka telah mengubah agama mereka, termasuk benar-benar meninggalkan agama.

Di Taiwan, 42% orang telah berpindah agama dan di Jepang sebanyak 32%. Bandingkan dengan survei tahun 2017 di Eropa. Di benua ini, tidak satu pun negara yang punya tingkat perpindahan agama melebihi 40%.

Adapun di Amerika Serikat, data tahun lalu menunjukkan hanya 28% orang dewasa yang mengaku tidak lagi mengidentifikasi diri mereka dengan agama yang mereka anut sewaktu kanak-kanak.

Survei Pew Research Center menunjukkan, 19% responden yang dibesarkan sebagai penganut Kristen di Korsel telah meninggalkan agama itu. Di Hong Kong, jumlahnya mencapai 17%.

Dan bukan hanya agama Kristen yang kehilangan penganut di Korsel. Sebanyak 20% orang yang dibesarkan sebagai penganut agama Buddha di Korsel kini telah meninggalkan agama tersebut. Di Hong Kong dan Jepang, jumlahnya masing-masing mencapai 17%. Sebagian orang di wilayah ini memilih untuk memeluk agama baru.

Di Korea Selatan, misalnya, agama Kristen mengalami peningkatan penganut sebesar 12%, sedangkan agama Buddha mengalami peningkatan pengikut sebesar 5%. Di Hong Kong, agama Kristen dan Buddha masing-masing mengalami kenaikan penganut sebesar 9% dan 4%.

Namun, kelompok terbesar di antara mereka yang mengubah identitas agama adalah orang-orang yang tidak memeluk agama apa pun. Jumlahnya di negara-negara Asia Timur lebih tinggi daripada di belahan dunia lainnya.

Sebanyak 37% orang di Hong Kong dan 35% orang di Korea Selatan mengatakan bahwa ini merupakan proses pencarian mereka, dibandingkan dengan 30% di Norwegia atau 20% di Amerika Serikat.

Dari semua negara yang disurvei, lebih dari separuh orang yang tidak memeluk agama, mengatakan telah mengambil bagian dalam ritual untuk menghormati nenek moyang mereka dalam 12 bulan terakhir. Sebagian besar orang yang disurvei di seluruh wilayah mengatakan bahwa mereka percaya pada Tuhan/Dewa-dewa atau makhluk gaib.

Semua ini tidak mengejutkan bagi Dr Se-Woong Koo, yang merupakan seorang ahli studi agama. Berbicara kepada BBC dari Seoul, ia mengatakan bahwa kemampuan untuk mengambil bagian dari agama-agama yang berbeda selaras dengan sejarah wilayah tersebut.

“Secara historis, di Asia Timur tidak terlalu fokus pada apa yang bisa disebut sebagai identitas agama yang eksklusif. Jika Anda seorang penganut Tao, bukan berarti Anda tidak bisa menjadi penganut Buddha pada saat yang sama, atau penganut Konghucu. Batas-batas ini jauh lebih tidak jelas sebagaimana di Barat.”

Barulah pada abad ke-19, setelah terjadi peningkatan interaksi dengan orang-orang Barat, konsep agama seperti yang kita pahami saat ini dibawa ke Asia Timur. Namun, kemampuan untuk memiliki berbagai identitas dan tradisi adalah sesuatu yang tidak pernah benar-benar hilang di wilayah ini, kata Dr Koo.


Sumber: https://www.abadikini.com/2024/06/24/alasan-rakyat-korea-selatan-dan-hongkong-banyak-yang-pindah-agama/
Tokoh

Graph

Extracted

religions Kristen,
nations Amerika Serikat, Hong Kong, Jepang, Korea Selatan, Norwegia, Taiwan,
places DKI Jakarta,
cities Hongkong, Seoul,