Meraup Cuan dari Bisnis Green Laundry dan Montir Kapal Rabu, 29/05/2024, 18:54 WIB

  • 29 Mei 2024 18:54:00
  • Views: 7

Warta Ekonomi, Dumai -

Adanya peraturan zona terbatas mengakibatkan kegiatan ngokang tergolong dalam aktivitas illegal, minimnya keterampilan penduduk setempat membentuk pola pekerjaan ngokang yang biasanya menggunakan perahu kecil untuk menjajakan dagangannya ke kapal-kapal besar mengharuskan memutar otak mencari pekerjaan baru.

Puluhan orang, sebagian sudah memasuki usia lansia, telah beralih menjadi pembudidaya lele dan belut. Bagaimana dengan kelompok yang lain? Ternyata ada: ialah bekerja di binatu (laundry) dan menjadi bengkel.

“Dalam program Dumai Minapolitan yang diberikan Pertamina, pekerjaan ngokang kini telah diberikan alternatif pekerjaan baru selain menjadi pembudidaya ikan berupa bisnis laundry dan bengkel,” tutur Nazaruddin, local hero dalam program Dumai Minapolitan.

Program Dumai Minapolitan merupakan salah satu pemberdayaan masyarakat yang dilakukan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI) Unit Dumai.

Program yang digagas saat pandemi COVID-19 ini terdiri atas Posyandu Sehati di Kelurahan Jaya Mukti, Budidaya Perikanan di Kelurahan Tanjung Palas, Green Laundry di Kelurahan Tanjung Palas, dan Vokasi Montir Sederhana di Tanjung Palas.

Kelurahan Tanjung Palas menjadi fokus dalam program ini karena lokasinya berada pada Ring 1 perusahaan dan seluruh nelayan ngokang berasal dari daerah tersebut.

Menurut Risman, penggerak Green Laundry, bisnis binatu di sekitar Dumai sangat potensial karena kebutuhan jasa layanan ini sangat besar.

Apalagi, di sekitar Tanjung Palas banyak pekerja Perusahaan. “Kami diberikan alternatif pekerjaan green laundry ini karena mata pencaharian dari ngokang tidak dapat diharapkan lagi. Oleh Pertamina kami diajarkan untuk mengelola laundry dan limbahnya yang ramah lingkungan,” tutur dia.  “Alhamdulillah bisa menjadi tambahan penghasilan bagi keluarga.”

KPI Unit Dumai menggagas Kegiatan Laundry Ramah Lingkungan “Green Laundry” yang dijalankan oleh Kelompok Barter Jaya setelah menemukan adanya masalah keterbatasan lapangan pekerjaan di Kelurahan Tanjung Palas setelah adanya pelarangan kegiatan ngokang dikarenakan zona terbatas wilayah jalur pelayaran perairan Dumai karena dinilai sebagai aktivitas berbahaya yang mengganggu alur pelayaran.

Pada saat itu, terdapat empat korban kecelakaan laut yang menimpa nelayan ngokang. Puluhan nelayan otomatis kesulitan dalam mencari pekerjaan yang aman, sementara istri nelayan tidak dapat membantu meringankan beban keluarga karena tidak bekerja.

Pada sisi lain, saat mau menjalankan program binatu ini, Pertamina menyadari bahwa pengetahuan Masyarakat terutama kelompok ibu-ibu tentang pengelolaan limbah laundry sangat minim.

Pertamina menawarkan inovasi agar keluarga nelayan ngokang beralih profesi. Pekerja dan Istri pelaku ngokang diarahkan untuk bekerja di binatu pakaian.

Agar mereka sukses mengelola bisnis rumahan ini, Pertamina melakukan peningkatan kapasitas melalui pelatihan usaha binatu pakaian, penggunaan sabun cuci dari bahan organik, dan pengelolaan limbah zero waste.

Pertamina menyediakan bak penampungan limbah. Libah yang telah terkumpul kemudian diolah menjadi pupuk organik cair.

Pengembangan yang berhasil dilakukan hingga saat ini ialah pembuatan sabun organik yang dicapai melalui pelatihan “Pembuatan Sabun Organik dari Rumput Teki” oleh Pertamina Foundation.

Tidak hanya diproduksi sendiri untuk menekan biaya operasional namun hasil produk tersebut juga akan dipasarkan. Hingga saat ini penerima manfaat langsung dari adanya kegiatan Green Laundry berjumlah sebanyak 16 orang.

Terdapat pula inovasi program Superdry (Supply Backwash Water untuk Laundry) untuk penggunaan air cucian yang berasal dari air kilang yang telah bersih.

Tiap bulan program Green Laundry memanfaatkan 248 ribu liter air sedimentasi dari kilang. Kontribusi program Superdry terhadap offsetting dampak water footprint di kegiatan green laundry (keterkaitan LCA) sekitar 0,00298%.

Selain melakukan peningkatan kapasitas kelompok, Pertamina mendukung bisnis laundry ramah lingkungan ini dari sisi operasional. Adanya kerjasama antara beberapa Fungsi dari PT KPI Unit II Dumai untuk cuci wearpack.

Program ini dinilai berhasil karena memiliki Indeks Kemandirian sebesar 13. Artinya berada pada rank indeks skor 10-14 yang mencerminkan kemandirian tinggi dimana kelompok telah mampu mengelola aset dan potensi dalam kelembagaan. Dari aspek keberlanjutan, terdapat Syahminan yang akan menjadi tokoh penerus Green Laundry.

“Di sini ada perubahan pasar usaha. Masyarakat memiliki pilihan langan pekerjaan yang lebih aman dan memiliki keahlian baru dan melek akan isu kesehatan. Program Dumai Metropolitan memberikan alternatif pilihan pekerjaan yang lebih baik dan efisien,” ujar Risman.

PT KPI Unit Dumai bersama Madani Human Care (MHC) mengadakan pelatihan montir kapal nelayan tidak hanya bagi masyarakat di Kelurahan Tanjung Palas.

Kelompok Masyarakat dari Kelurahan Mundam juga dilibatkan dalam kegiatan yang digelar di Bengkel Nelayan, Jalan Muslim RT 1, Kelurahan Mundam, Kecamatan Dumai Timur, pada akhir Oktober 2022.

Program pelatihan yang merupakan perwujudan pilar CSR Pertamaina yaitu Pertamina Cerdas tersebut diikuti oleh 30 nelayan yang berasal dari Kelurahan Tanjung Palas dan Kelurahan Mundam yang dibagi dalam dua kelompok berbeda.

Selain itu, pelaksanaan program ini juga sejalan dengan implementasi prinsip Environmental, Social, and Governance (ESG) yang sedang diterapkan PT KPI serta berdasar pada Sustainability Development Goals (SDGs) yaitu Poin 3 - Kehidupan Sehat dan Sejahtera dan Poin 4 - Pendidikan Berkualitas.

Pertamina mendatangkan ahli mesin kapal sebagai narasumber. Ia berharap ilmu yang dibagikan bisa membantu meningkatkan pemahaman para nelayan tentang perawatan mesin, perbaikan, hingga pemilihan spesifikasi mesin yang tepat untuk melaut.

Dosen Prodi Permesinan Kapal Politeknik Kelautan dan Perikanan Dumai, M Zaki Latif Abrori, yang menjadi pemateri, berharap kolaborasi antarinstitusi terus dilakukan saat menjalankan program pengembangan masyarakat.

Pelaksanaan program Vokasi Montir Sederhana dilatarbelakangi sejumlah masalah yang ditemukan Pertamina seperti 18,06% angka pengangguran adalah kelompok pemuda.

Keterampilan pemuda dalam memperbaiki mesin kapal dan motor sederhana juga masih minim. Lewat program ini, Pertamina menawarkan inovasi peningkatan kapasitas SDM melalui keterampilan pelatihan montir sederhana, technical training inovasi pengembangan kompetensi montir.

Ini merupakan core competency bagian Safety-HSSE berupa technological capabilities dengan pelatihan montir sederhana berbasis Kesehatan keselamatan kerja (K3) permesinan.

Ketua Kelompok Nelayan Mundam Jaya, Sulaiman yang juga menjadi peserta kegiatan, mengatakan pihaknya bersyukur dilibatkan pada kegiatan CSR PT KPI unit Dumai.

"Meskipun selama ini kami merasa mampu memperbaiki mesin kapal kami sendiri, setelah mengikuti sesi pertama pelatihan ini, ternyata tidak semua yang kami pahami itu benar. Banyak pengetahuan baru yang bisa dipraktikkan saat melaut nanti," ujarnya.

Anggota pelatihan sebagian telah meiliki bekal untuk memperbaiki kerusakan mesin minor dikarenakan belajar dari pengalaman yang kegiatan sehari-hari berhubungan dengan kapal.

Setelah mengikuti pelatihan ada perubahan pola kebiasaan yang pada awalnya nelayan akan memperbaiki kerusakan mesin kapal pada bengkel namun setelah memiliki keterampilan sendiri mereka akan memperbaiki sendiri kerusakan kapalnya dengan cara yang benar.

Program tersebut dinilai cukup berhasil karena pencapaian Indeks Kemandirian tercatat sebesar 10. Progam Vokasi Montir Sederhana ini telah menghasilkan 30 pemuda yang meningkat kapasitasnya. Sebanyak tiga orang peserta pelatihan bahkan telah berhasil memperoleh pekerjaan tetap.


Sumber: https://wartaekonomi.co.id/read536063/meraup-cuan-dari-bisnis-green-laundry-dan-montir-kapal?page=all
Tokoh



Graph

Extracted

persons Nazaruddin,
ministries KPI,
bumns PT Kilang Pertamina Internasional, PT Pertamina,
ngos CORE,
religions Islam,
places RIAU,
cities Dumai,
cases covid-19, kecelakaan, pengangguran,
animals Belut,