Bus Study Tour Masuk Jurang di Lampung: Bawa 40 Siswa, 6 Orang Jadi Korban

  • 24 Mei 2024 05:35:45
  • Views: 11

PIKIRAN RAKYAT - Bus rombongan study tour asal Kabupaten Pesisir Barat, Provinsi Lampung, mengalami kecelakaan pada Rabu 22 Mei 2024. Kendaraan besar itu masuk jurang di tanjakan Sedayu, Kabupaten Tanggamus.

Polisi mengungkapkan bahwa kecelakaan yang terjadi pada Rabu 22 Mei 2024 dini hari tersebut mengakibatkan enam orang mengalami luka berat.

"Benar, dini hari tadi sekitar pukul 1.30 WIB terjadi laka tunggal, di mana satu unit bus terperosok ke dalam jurang di tanjakan Sedayu," ucap Kapolres Tanggamus AKBP Rinaldo Aser.

Dia mengatakan, bus yang masuk ke dalam jurang tersebut membawa rombongan siswa-siswi dari MIN 1 Pesisir Barat. Bus tersebut masuk jurang saat melintas di tanjakan Sedayu, Kabupaten Tanggamus dan mengakibatkan enam orang penumpang harus dilarikan ke puskesmas terdekat.

"Korbannya ada enam termasuk sopir. Saat ini masih dilakukan perawatan. Ada beberapa korban yang mengalami sejumlah patah tulang," ujar Rinaldo Aser.

Dia juga menjelaskan bahwa bus pariwisata tersebut bernomor polisi AD 7719 OG yang membawa sebanyak 41 penumpang termasuk sopir.

"Jumlah 41 penumpang termasuk sopir, tujuan study tour ke Bandar Lampung," kata Rinaldo Aser.

Pemerintah Harus Awasi Ketat Study Tour Sekolah

 Direktur Eksekutif Yayasan Cahaya Guru, Muhammad Mukhlisin, mengimbau pemerintah untuk memperketat pengawasan terhadap pelaksanaan widyawisata atau study tour serta kegiatan lain yang mengharuskan murid bepergian jauh. Langkah ini dianggap mendesak guna mengurangi risiko kecelakaan yang telah berulang kali terjadi dan menelan korban jiwa.

“Ini karena kejadian kecelakaan akibat study tour telah banyak menyebabkan korban jiwa dan terus berulang,” ujar Mukhlisin di Jakarta, Selasa 14 Mei 2024.

Mukhlisin menyebutkan beberapa insiden tragis yang terjadi selama setahun terakhir. Salah satunya adalah kecelakaan study tour SMPN 3 Mojosongo, Boyolali, Jawa Tengah, pada 18 Oktober 2023 yang mengakibatkan enam murid dan satu guru luka-luka, serta menewaskan satu kernet bus.

Kemudian pada 2 Desember 2023, rombongan SMKN 2 Ngasem Bojonegoro menabrak dump truk hingga menewaskan dua orang. Kecelakaan lainnya terjadi pada 18 Januari 2024, saat study tour SMAN 1 Sidoarjo mengakibatkan tiga orang luka-luka dan dua orang meninggal dunia.

Yang terbaru, pada 11 Mei 2024, rombongan murid dan guru SMK Lingga Kencana Kota Depok mengalami kecelakaan di Subang, Jawa Barat, yang menyebabkan 11 orang meninggal dan puluhan lainnya luka-luka.

Menurut Mukhlisin, pemerintah harus segera menetapkan mekanisme pengawasan dan regulasi terkait widyawisata untuk mencegah terulangnya kejadian serupa.

"Regulasi sangat diperlukan untuk memberikan kepastian kepada orang tua murid dan pemangku kepentingan soal wajib atau tidaknya widyawisata termasuk mekanisme pelaksanaannya sehingga memunculkan rasa aman dan berkeadilan," tegasnya.

Pentingnya Regulasi dan Pengawasan

Mukhlisin juga menyoroti kecelakaan yang menimpa SMK Lingga Kencana Depok pada 11 Mei 2024 di Subang, Jawa Barat, yang merupakan bagian dari kegiatan perpisahan dan tidak terkait dengan kurikulum pembelajaran.

Ia menilai, kegiatan-kegiatan akhir tahun seperti perayaan perpisahan, wisuda, dan study tour sering kali memberatkan orang tua dari segi biaya, mengingat kondisi ekonomi yang beragam.

Selain itu, ia mengingatkan pentingnya regulasi dan pengawasan untuk mencegah penyelewengan dana seperti yang terjadi di sebuah SMA Negeri di Bandung, di mana seorang pemimpin perjalanan menggelapkan dana sebesar Rp368 juta sehingga study tour gagal dilaksanakan.

Mukhlisin menjelaskan, apabila widyawisata dirancang dengan tepat, kegiatan ini dapat menjadi proses pembelajaran yang menyenangkan, karena murid dapat berinteraksi langsung dengan berbagai komunitas dan lingkungan baru.

Ia juga menambahkan bahwa implementasi kebijakan yang sudah ada, seperti Permendikbud Nomor 75 Tahun 2016 tentang Komite Sekolah, perlu dievaluasi karena seharusnya bisa menjadi pengawas dan pertimbangan dalam menentukan kebijakan serta program sekolah.

Dengan pengawasan yang ketat dan regulasi yang jelas, Mukhlisin berharap kejadian-kejadian tragis akibat widyawisata dapat diminimalisir, memberikan rasa aman bagi orang tua, murid, dan seluruh pemangku kepentingan dalam dunia pendidikan.***


Sumber: https://www.pikiran-rakyat.com/nasional/pr-018119981/bus-study-tour-masuk-jurang-di-lampung-bawa-40-siswa-6-orang-jadi-korban?page=all
Tokoh

Graph