Deretan 5 Fakta Mengenai Banjir di Sulawesi Selatan

  • 05 Mei 2024 13:59:26
  • Views: 1

TEMPO.CO, Jakarta - Banjir dan tanah longsor melanda sejumlah titik di Sulawesi Selatan. Dilansir dari laman Pemerintah Sulawesi Selatan, banjir bandang dan tanah longsor menerjang lima kabupaten di Sulsel, Jumat 3 Mei 2024. Masing-masing di Kabupaten Luwu, Enrekang, Sidrap, Wajo, dan Sinjai.

1. Menyebabkan korban jiwa

Salah satu area terdampak yang dilaporkan oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) adalah Luwu, kabupaten yang terletak di ujung utara provinsi tersebut. Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, mengatakan terdapat 14 warga yang meninggal dunia akibat banjir dan longsor di Kabupaten Luwu.

“Ketinggian muka air terpantau 1-3 meter,” katanya dalam keterangan resmi, Sabtu, 4 Mei 2024.

Hingga Sabtu pagi pukul 06.00 WIB, BNPB sudah mendata 1.385 kepala keluarga yang terdampak banjir tersebut. Sebanyak 115 orang dari jumlah itu mengungsi ke beberapa masjid dan rumah kerabat.

2. Rumah dan fasilitas umum rusak

Dari kajian cepat, BNPB mencatat 1.867 unit rumah terdampak. Jumlah itu belum termasuk 103 unit rumah yang rusak berat, serta 42 unit rumah yang hanyut. Banjir itu juga mengganggu empat titik ruas jalan, satu unit jembatan. Air bah juga merusak 14 unit kendaraan, baik roda dua dan empat.

“Serta lahan persawahan dan perkebunan warga terdampak," kata Kepala Pusat Data, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Abdul Muhari, dalam keterangan resminya pada Sabtu, 4 Mei 2024.

3. 33 desa terendam di Kabupaten Wajo

Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) melaporkan banjir merendam 33 desa di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, pada pukul 03.03 WITA Jumat dinihari, 3 Mei 2024. 

"Tiga kecamatan yang terdampak antara lain Kecamatan Keera, Kecamatan Pitumpanua, dan Kecamatan Tempe," kata Kepala Pusat Data, Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB, Muhari, melalui siaran pers, Sabtu, 4 Mei 2024.

Iklan

Menurut Muhari, tidak ada korban jiwa dalam akibat air bah tersebut. Dari hasil kaji cepat Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Wajo, terdapat 255 kepala keluarga atau 655 jiwa di Kecamatan Keera yang terdampak.

4. 7 orang hilang

Dikutip dari Antara, Badan Pencarian dan Pertolongan (Basarnas) melaporkan sebanyak tujuh orang dinyatakan hilang dan dalam proses pencarian. 

Pada Sabtu 4 Mei 2024, Direktur Kesiapsiagaan Basarnas Noer Isrodin di Jakarta, mengatakan tujuh korban hilang dalam pencarian adalah warga Desa Buntu Sarek, Latimojong, Luwu yang terdiri dari empat perempuan dan tiga laki-laki, dua di antaranya merupakan lansia dan anak berusia sembilan tahun.

berdasarkan laporan dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Kabupaten Luwu menjadi daerah yang mengalami dampak bencana paling parah.

5. Bantuan disalurkan lewat jalur udara

Banjir dan tanah longsor yang terjadi di beberapa titik di Sulawesi Selatan, mengakibatkan korban jiwa dan kerusakan pada rumah warga. 

Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan Bahtiar Baharuddin mengatakan telah ditemukan 14 korban jiwa akibat bencana tersebut, dan akan menyalurkan bantuan makanan serta obat-obatan. Namun bantuan tersbut disalurkan melalui jalur udara lantaran akses jalan terputus.

YOLANDA AGNE | IRSYAN HASYIM | ANTARANEWS
Pilihan editor: 33 Desa di Wajo Sulawesi Selatan Terendam Banjir, Listrik Padam di Tengah Evakuasi


Sumber: https://tekno.tempo.co/read/1864191/deretan-5-fakta-mengenai-banjir-di-sulawesi-selatan
Tokoh



Graph

Extracted

persons Abdul Muhari,
ministries BNPB, BPBD,
topics Banjir, Banjir Bandang, Listrik, longsor,
places DKI Jakarta, SULAWESI SELATAN,
cities Enrekang,