Indonesia Aman dari Gelombang Panas

  • 05 Mei 2024 22:16:16
  • Views: 1

Saat sebagian Asia dilanda gelombang panas, BMKG memastikan Indonesia masih aman. Kenaikan suhu tetap harus diperhatikan oleh warga.

Cuaca panas ekstrem tengah terjadi di sejumlah kawasan di Asia. Semenjak pekan lalu hingga hari ini, hampir sebagian besar negara-negara di Asia Selatan masih terdampak gelombang panas atau heatwave.

Seiring itu, Badan Meteorologi di sejumlah negara Asia, seperti di Bangladesh, Myanmar, India, Tiongkok, Thailand, dan Laos telah menyampaikan adanya laporan kejadian suhu panas yang melebihi 40°C. Fenomena yang telah berlangsung beberapa hari belakangan itu bahkan mencatatkan sejumlah rekor baru suhu maksimum.

Sebut saja Badan Meteorologi Tiongkok (China Meteorological Administration/CMA) melaporkan, lebih dari 100 stasiun cuaca di negara itu mencatat suhu tertinggi sepanjang sejarah pengamatan instrumen untuk April ini. Sementara itu, di Jepang “panas yang luar biasa” juga teramati dalam beberapa hari terakhir.

Di Kumarkhali, sebuah kota di Distrik Kusthia, Bangladesh, menjadi daerah terpanas dengan suhu maksimum harian yang tercatat sebesar 51,2°C pada 17 April 2023. Sedangkan catatan yang ada menunjukkan, 10 kota terpanas di Asia lainnya terjadi sebagian besar di Myanmar dan India.

Di Asia Tenggara, selama dua tahun berturut-turut, memang terjadi cuaca panas ekstrem. Suhu yang cukup ekstrem juga terjadi pada April 2024, bertepatan dengan musim terpanas dan terkering dalam setahun di sebagian besar negara di Asia Tenggara.

Sebagaimana dilansir laman World Meteorological Organization (WMO), pada Kamis (2/5/2024), ada sejumlah hal yang menjadi penyebab kenaikan suhu panas di Asia Tenggara. Hal itu antara lain, laju percepatan indikator iklim. Disebutkan dalam laporan State of the Climate in Asia 2023, terjadi laju percepatan indikator perubahan iklim utama, seperti suhu permukaan, pencairan gletser, dan kenaikan permukaan air laut. Semua hal itu diyakini berdampak besar pada masyarakat, ekonomi, dan ekosistem di Asia.

Selain itu, ada juga penyebab lain, yakni gelombang panas laut. Diketahui, pada 2023, suhu permukaan laut di Samudra Pasifik barat laut merupakan yang tertinggi yang pernah tercatat. Bahkan Samudra Arktik turut mengalami gelombang panas laut.

Asia sendiri memang memanas lebih cepat dari rata-rata global. Sejak periode 1961–1990, tren pemanasan bahkan telah meningkat hampir dua kali lipat. Seiring itu, risiko kesehatan yang ditimbulkan oleh panas ekstrem juga semakin meningkat.

Penyebab kenaikan suhu ekstrem lainnya adalah gelombang panas. Akibat gelombang panas, iklim menjadi tidak terkendali, hujan lebat, banjir besar, kekeringan selama bertahun-tahun, kebakaran hutan yang ekstrem, dan badai, semuanya terjadi lebih sering serta lebih intens.

Efek gas rumah kaca yang meningkat dengan cepat di atmosfer juga menjadi penyebab utama terjadinya peningkatan suhu panas. Ketika karbon dioksida, metana, dan gas-gas lainnya meningkat, gas-gas tersebut bertindak sebagai selimut, memerangkap panas dan menghangatkan planet ini.

Hal itu mengakibatkan suhu udara dan lautan di Bumi menjadi hangat. Pemanasan tersebut memengaruhi siklus air, mengubah pola cuaca, dan mencairkan es di daratan. Semua hal itu juga memperburuk cuaca ekstrem yang terjadi di bumi.

Tidak Terjadi di Indonesia

Bagaimana dengan kondisi di Indonesia, yang merupakan salah satu negara di Asia? Dalam siaran pers terkini dari Badan Metereologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) disampaikan bahwa gelompang panas di Asia memang masih terus berlangsung.

Kendati begitu, Kepala BMKG Dwikorita Karnawati memastikan, bencana alam itu tidak terjadi di Indonesia. Oleh karenanya, masyarakat diimbau untuk tidak mengalami kepanikan seiring menguatnya isu tersebut di kawasan.

Walau begitu, Dwikorita tetap mengimbau masyarakat di tanah air untuk terus menjaga kewaspadaan. Dia menyebutkan, saat ini di Indonesia, suhu maksimum harian tercatat mencapai 37,2°C. di stasiun pengamatan BMKG di Ciputat pada pekan lalu. Secara umum, suhu tertinggi yang tercatat di beberapa lokasi berada pada kisaran 34°C–36°C.  hingga saat ini.

“Fenomena udara panas yang terjadi di Indonesia belakangan, jika ditinjau secara lebih mendalam dengan dua penjelasan di atas secara karakteristik fenomena maupun secara indikator statistik pengamatan suhu, tidak termasuk ke dalam kategori gelombang panas, karena tidak memenuhi kondisi-kondisi tersebut,” katanya.

Suhu panas April di wilayah Asia, lanjut Dwikorita, secara klimatologis dipengaruhi oleh gerak semu matahari. BMKG juga menilai, hal itu merupakan suatu siklus yang biasa dan terjadi setiap tahun, sehingga potensi suhu panas seperti ini juga dapat berulang pada periode yang sama setiap tahunnya.

Kendati demikian pihaknya merekomendasikan untuk meminimalkan waktu di bawah paparan matahari antara pukul 10.00 WIB–16.00 WIB dan direkomendasikan mengoleskan cairan pelembab tabir surya SPF 30+ setiap dua jam untuk melindungi kulit.

Sementara itu, Deputi Meteorologi BMKG Guswanto menjelaskan, merujuk pada data rekapitulasi meteorologi BMKG selama 24 jam terakhir suhu sebagian besar wilayah Indonesia cukup meningkat sebesar lima derajat di atas suhu rata-rata maksimum harian, dan sudah bertahan sekitar lebih dari lima hari.

Peningkatan suhu tersebut teramati melanda mulai dari Jayapura, Papua (35,6°C), Surabaya, Jawa Timur (35,4°C), Palangka Raya, Kalimantan Tengah (35,3°C), Pekanbaru-Melawi, Kalimantan Barat, Sabang, Aceh, dan DKI Jakarta (34,4°C).

“Namun, peningkatan suhu itu tidak sama dengan apa yang dialami sejumlah negara Asia lain seperti Myanmar, Thailand, India, Bangladesh, Nepal dan Tiongkok,” pungkasnya, di Jakarta.

 


Sumber: https://kabartangsel.com/indonesia-aman-dari-gelombang-panas/
Tokoh







Graph