Koalisi Desak Perbankan Setop Investasi ke Energi Kotor dan Segera Beralih ke EBT

  • 05 Mei 2024 15:20:57
  • Views: 4

TEMPO.CO, Jakarta - Koalisi organisasi masyarakat sipil yang terdiri dari Enter Nusantara, Greenpeace Indonesia, dan Market Forces menggelar aksi bersepeda di car free day Jakarta hari ini, Ahad, 5 Mei 2024.

Dalam aksi ini, mereka mendesak kepada sejumlah bank, baik di Indonesia maupun internasional, untuk berhenti memberikan dukungan pendanaan energi kotor seperti batu bara, dan segera beralih ke energi baru terbarukan (EBT).

Adapun bank-bank yang dimaksud di antaranya bank yang berada di bawah kendali Mitsubishi UFJ Financial Group, lalu bank-bank lain seperti BCA, BRI, BNI, dan Bank Mandiri. 

Juru Kampanye Iklim dan Energi dari Greenpeace Indonesia, Bondan Andriyani mengatakan, bahwa energi kotor seperti batu bara sepatutnya sudah banyak ditinggalkan. Hal ini didukung dengan laporan Badan Energi Internasional, yang menyatakan bahwa sejak 2023 semestinya tidak ada lagi ekspansi aset batu bara manapun.

"Jika institusi finansial seperti bank masih mendanai energi kotor, maka mereka juga ikut andil dalam memperparah dampak krisis iklim," ujarnya dalam keterangannya, Minggu, 5 Mei 2024.

Tidak hanya terlibat memperparah kondisi iklim, ia menilai jika perbankan yang masih memberikan dukungan pendanaan terhadap energi kotor sudah jauh dari komitmen transisi Indonesia dan net zero emission di 2060.

Padahal, ancaman pertumbuhan emisi terbesar di Indonesia berasal dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap atau PLTU batu bara captive atau PLTU batu bara yang didedikasikan untuk fasilitas industri seperti smelter. Menurut Koordinator Enter Nusantara, Reka Maharwati, bank-bank tersebut berpotensi terekspos risiko iklim serta keuangan yang lebih parah di masa mendatang.

Iklan

"Indikasi risiko bagi bank-bank yang tidak punya kebijakan coal exit dan yang masih terlibat Adaro nyata," ucapnya. 

Ia membandingkan dengan bank internasional lain seperti Standard Chartered dan DBS, yang sudah meninggalkan Adaro karena ekspansi batu baranya. Sedangkan bank-bank di Indonesia pada tahun lalu masih terlibat dalam pendanaan proyek PLTU batu bara captive baru Adaro di Kalimantan Utara.

Ia mengatakan, bahwa secara luas perbankan Indonesia masih gagal keluar dari sektor batu bara. Padahal, ucapnya, untuk mencegah dampak terburuk dari krisis iklim, semestinya perbankan ikut berperan dengan berhenti menopang ekspansi tambang dan PLTU batu bara.

Adapun Bank Mandiri menjadi bank Indonesia yang berinvestasi paling besar di sektor batu bara, berdasarkan laporan dari Urgewarld. Dalam tiga tahun ke belakang, Bank Mandiri sudah mendanai US$ 3,1 miliar ke sektor batu bara. Disusul oleh BRI sebesar US$1,6 miliar.

Pilihan Editor: Suku Bunga Acuan Naik Jadi 6,25 Persen, BCA Belum akan Ikuti


Sumber: https://bisnis.tempo.co/read/1864223/koalisi-desak-perbankan-setop-investasi-ke-energi-kotor-dan-segera-beralih-ke-ebt
Tokoh

Graph

Extracted

companies Mitsubishi Corp, PT Bank Central Asia Tbk,
ministries BI,
bumns Bank Mandiri, BNI, BRI,
ngos Greenpeace Indonesia,
topics Listrik,
events CFD,
products Batu Bara, smelter,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta, KALIMANTAN UTARA,
brands Mitsubishi,