Tak Hanya Naikkan BI Rate, BI Rilis 5 Kebijakan Moneter Ini untuk Jaga Stabilitas Rupiah

  • 03 Mei 2024 21:33:54
  • Views: 4

TEMPO.CO, Jakarta - Gubernur Bank Indonesia atau BI Perry Warjiyo membeberkan lima aksi bank sentral untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah di tengah ketidakpastian pasar keuangan global. Dia mengatakan, BI akan terus memperkuat respons bauran kebijakan untuk menjaga stabilitas dan mendorong pertumbuhan ekonomi di tengah peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

"Dengan meningkatnya risiko global karena penundaan penurunan suku bunga The Fed maupun ketegangan geopolitik di Timur tengah, BI terus memperkuat bauran kebijakan untuk memperkuat ketahanan ekonomi Indonesia dari dampak rambatan global tadi," katanya dalam konferensi pers daring hasil rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) II 2024 pada Jumat, 3 Mei 2024.

Bauran kebijakan tersebut, kata Perry khususnya untuk menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, portofolio outflow ke luar negeri maupun likuiditas di dalam negeri. Dalam hal ini, kebijakan moneter BI terus difokuskan menjaga stabilitas atau atau pro-stability.

Sementara kebijakan makroprudensial, sistem pembayaran, pendalaman pasar uang serta keuangan inklusif dan hijau terus diarahkan untuk mendorong pertumbuhan. 

Selain menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate 25 basis poin menjadi 6,35 persen , BI melakukan lima kebijakan moneter dalam menghadapi ketidakpastian pasar keuangan global. 

Kebijakan pertama adalah kenaikan struktur suku bunga di pasar uang rupiah, termasuk suku bunga Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI). Hal ini sejalan dengan kenaikan BI rate serta meningkatnya yield US Treasury dan premi risiko keuangan domestik, guna mendukung stabilitas nilai tukar rupiah.

"Langkah ini menunjukkan keberhasilan, dalam seminggu terakhir telah terjadi pembalikan yaitu masuknya kembali portofolio inflow dalam bentuk SRBI, demikian juga saham dan kita juga melihat inflow ke SBN sudah kemudian kembali naik," tuturnya.

Adapun langkah yang kedua untuk stabilitas nilai tukar rupiah dan menjaga ketahanan ekonomi dari dampak global adalah melakukan intervensi di pasar valas. 

"Baik transaksi secara tunai spot, domestic non-delivery forward (DNDF) dan apabila diperlukan pembelian SBN dari pasar sekunder."

Iklan

Ketiga, penguatan strategi transaksi tunai term repo SBN dan swap valas yang kompetitif guna menjaga kecukupan likuiditas perbankan. Strategi ini untuk memastikan agar bank-bank yang membutuhkan likuiditas dan mempunyai SBN dapat menggunakannya sebagai underlying term repo untuk mendapatkan likuiditas dari BI. 

"Kami terus memperluas window itu agar bank-bank betul-betul terpenuhi kebutuhan likuiditasnya," tutur Perry.

Langkah keempat adalah terus memperkuat strategi operasi moneter yang pro-market untuk meningkatkan efektivitas kebijakan moneter. Termasuk peningkatan volume dan frekuensi SRBI. 

"Lelang yang semula satu minggu sekali, mulai minggu depan akan dua kali seminggu, Rabu dan Jumat. Ini untuk mendorong aliran masuk modal asing sehingga memperkuat stabilitas nilai tukar, moneter, sistem keuangan maupun makroekonomi."

Hal yang sama juga berlaku untuk Sekuritas Valuta Asing Bank Indonesia (SVBI) dan Sukuk Valas Bank Indonesia (SUVBI) yang terus sikeluarkan. 

Kelima, penguatan koordinasi dengan pemerintah, perbankan dan dunia usaha. Adapun tujuannya adalah mendukung implementasi instrumen penempatan valas devisa hasil ekspor sumber daya alam (DHE-SDA).  

Sementara itu, kebijakan makro makroprudensial longgar semakin dilonggarkan untuk mendorong pertumbuhan kredit pembiayaan. Pada akhirnya, dapat mendukung pertumbuhan ekonomi sekaligus menjaga stabilitas sistem keuangan. "Nah, kebijakan makroprudensial longgar yang selama ini sudah longgar, kami terus perlonggar."

Pilihan Editor: Sri Mulyani Sebut Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Stagnan di 3,2 Persen, Bagaimana Dampaknya ke RI?


Sumber: https://bisnis.tempo.co/read/1863762/tak-hanya-naikkan-bi-rate-bi-rilis-5-kebijakan-moneter-ini-untuk-jaga-stabilitas-rupiah
Tokoh



Graph

Extracted

persons Perry Warjiyo,
ministries BI, KSSK,
topics ekspor,
products SBN,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta, rupiah,