Peneliti BRIN Pertanyakan Benih Padi Cina Mampu Taklukkan Lahan Kalimantan

  • 29 April 2024 20:43:33
  • Views: 1

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Pusat Riset Tanaman Pangan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Yudhistira Nugraha tak mempermasalahkan rencana pemerintah yang ingin menggunakan lahan di Kalimantan Tengah untuk pengembangan sawah padi Cina. Dia merujuk kepada pernyataan Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan bahwa lahan eks program satu juta hektare sawah akan disiapkan untuk transfer teknologi dan benih padi hibrida asal Cina.

Menurut Yudhistira, bisa saja padi hibrida itu dicoba ditanam di Kalimantan Tengah. Apa lagi, sudah ada beberapa varietas hibrida di Kalimantan. Sebelumnya pula, Yudhistira mengungkap kalau sejatinya benih padi impor itu telah melalui verifikasi oleh tim independen dari Kementerian Pertanian. Pelepasannya didahului uji adaptasi dan kesesuaian lingkungan 

Namun dia mengingatkan bahwa perawatan varietas hibrida membutuhkan syarat-syarat yang rumit. Diingatkannya pula tentang sifat lahan pasang surut yang akan ditanami tersebut. “Setahu saya di Cina tidak ada lahan pasang-surut dengan sifat sulfat masam seperti di Indonesia,” katanya menambahkan pada pekan lalu.

Lahan sulfat masam yang dimaksud Yudhistira adalah salah satu jenis tanah atau tipologi lahan yang dijumpai di lahan rawa pasang surut. Jenis tanah itu mengandung mineral sulfida besi atau pirit, bukan tanah gambut murni. 

Kata dia, penduduk asli dan masyarakat transmigrasi di Kalimantan menyiasati sifat lahan itu dengan menanaminya varietas padi lokal yang adaptif, seperti Siam. Varietas itu disebutnya malah lebih unggul dibandingkan varietas padi lainnya termasuk yang padi hibrida buatan dalam negeri. 

Yudhistira menjelaskan, kondisi seperti itu juga terjadi di banyak daerah, seperti di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur. Masyarakat secara minoritas memilih mempertahankan varietas lokal karena perawatan tak sesulit hibrida. “Memang, pada 1960-1970-an, varietas lokal itu sangat dominan, kemudian mulai turun perlahan dari 1990-an sampai kini dan stagnan.”

Iklan

Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengungkap rencana sawah padi Cina itu usai pertemuan ke-4 Mekanisme Kerja Sama dan Dialog Tingkat Tinggi Indonesia-Cina di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, pada 18-20 April 2024.

Menurut Luhut, sudah tersedia lahan 1 juta hektare yang sudah ada di Kalimantan Tengah. Lahan yang ia maksudkan merupakan bagian dari bekas proyek pengembangan lahan gambut (PLG) seluas 1,4 juta hektare. 

Dalam rencana Luhut, pengelolaan lahan sawah padi Cina akan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari 100 ribu hektare pada Oktober nanti, lalu diperluas menjadi 200 ribu, hingga mencapai 1 juta hektare. Tujuan besarnya, menurut dia, adalah menjamin ketersediaan pasokan beras nasional.

ANTARA

Pilihan Editor: UI Open Days 2024 Sedot Ribuan Pengunjung


Sumber: https://tekno.tempo.co/read/1862146/peneliti-brin-pertanyakan-benih-padi-cina-mampu-taklukkan-lahan-kalimantan
Tokoh



Graph