Usai Gempa Garut M6.2, BMKG Peringatkan Potensi Longsor dan Banjir

  • 28 April 2024 21:25:47
  • Views: 2

TEMPO.CO, Jakarta - Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati meminta masyarakat Sukabumi, Tasikmalaya, Bandung, Garut dan sekitarnya, untuk mewaspadai adanya sejumlah potensi bencana usai guncangan gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6.2, Sabtu, 27 April 2024.

"Kepada masyarakat kami mengimbau untuk tenang, namun tetap waspada apabila turun hujan baik dengan intensitas sedang hingga lebat. Terutama masyarakat yang bertempat tinggal pada lereng-lereng bukit, perbukitan, gunung, ataupun pegunungan  dan daerah aliran sungai, karena berpotensi terjadi longsor dan banjir bandang," ucap Dwikorita melalui keterangan tertulis, Ahad, 28 April 2024.

Dwikorita mengatakan, getaran yang terjadi akibat gempa sangat mungkin mengakibatkan lereng-lereng itu menjadi retak-retak atau rapuh, dan apabila terguyur hujan, air hujan yang meresap dikhawatirkan akan mendorong massa tanah dan atau batuan menjadi longsor. 

Curah hujan dengan intensitas sedang hingga lebat, tambah Dwikorita, juga dapat mengakibatkan banjir bandang dengan membawa material tanah, bebatuan, dan pepohonan. BMKG meminta masyarakat dan pemerintah daerah untuk mewaspadai potensi bencana ikutan tersebut. 

BMKG juga mengimbau masyarakat untuk menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa. "Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal  apakah cukup tahan gempa, atau  tidak ada kerusakan yang dapat membahayakan kestabilan bangunan, sebelum kembali ke dalam rumah," kata Dwikorita.

Iklan

Kepala Pusat Gempa Nasional Daryono menyatakan, gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6.2 yang mengguncang Kabupaten Garut dan sekitarnya adalah gempa utama. Hasil analisis BMKG, gempa bumi jenis menengah itu akibat adanya aktivitas deformasi batuan dalam lempeng Indo-Australia yang tersubduksi di bawah lempeng Eurasia di selatan Jawa barat atau populer disebut sebagai gempa dalam lempeng (intra-slab earthquake). 

Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan bahwa gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust Fault). Episenter gempa bumi terletak pada koordinat 8,39° LS ; 107,11° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 156 Km arah Barat Daya Kabupaten Garut pada kedalaman 70 km.

"Gempa semalam adalah langsung gempa utama (mainshock) , kemudian amblas dan energi habis atau lepas total. Tidak ada gempa pembuka dan miskin susulan. Hingga pukul 23.55 WIB, hasil monitoring BMKG menunjukkan adanya 1 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitudo 3.1," ungkap Daryono di Jakarta, Ahad, 28 April 2024.

Gempa bumi tersebut diketahui berdampak dan dirasakan di daerah Sukabumi dan Tasikmalaya dengan skala intensitas IV MMI (saat siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah), Bandung dan Garut dengan skala III-IV MMI, daerah Tangerang, Tangsel, Bogor, DKI Jakarta, Kebumen, Banyumas, Cilacap dan  Purwokerto dengan skala intensitas III MMI (Terasa seakan akan truk berlalu), daerah Bantul, Sleman, Kulonprogo, Trenggalek, Malang dengan skala intensitas II MMI (benda-benda ringan yang digantung bergoyang). Hasil pemodelan menunjukkan bahwa gempa bumi ini tidak berpotensi tsunami.


Sumber: https://tekno.tempo.co/read/1861739/usai-gempa-garut-m6-2-bmkg-peringatkan-potensi-longsor-dan-banjir
Tokoh



Graph