Sependapat dengan Guru Besar IPB Soal Wacana 1 Hektar Lahan di Kalteng, Said Didu: Kecuali Mau Serahkan Negera Ini ke China

  • 24 April 2024 17:12:30
  • Views: 3

FAJAR.CO.ID, JAKARTA -- Said Didu, kembali memberikan komentarnya terkait wacana pemerintah yang ingin memberikan satu hektare lahan untuk investor China di Kalimantan Tengah (Kalteng).

Dalam pernyataannya, Said Didu tidak menampik bahwa dirinya setuju dengan pendapat Guru Besar IPB Dwi Andreas Santosa yang menyebut wacana tersebut tidak masuk akal.

"Memang sangat tidak masuk akal dalam semua aspek," ujar Said Didu dalam keterangannya di aplikasi X @msaid_didu (24/4/2024).

Menurutnya, memberikan satu hektare lahan untuk investor asing, terutama dari China, adalah keputusan yang kontroversial.

Hal ini tentu menimbulkan berbagai pertanyaan dan kekhawatiran, terutama terkait kedaulatan negara dan keberlanjutan lingkungan.

Said Didu merasa perlu mengajukan pertanyaan kritis terkait kebijakan ini, mengingat potensi dampaknya yang besar bagi Indonesia, terutama bagi masyarakat lokal di Kalimantan Tengah.

Sebagai seorang yang memiliki pengalaman dan wawasan yang luas di bidang ekonomi dan kebijakan publik, Said Didu juga menyatakan keprihatinannya terhadap arah kebijakan pemerintah yang mungkin merugikan kepentingan nasional.

Ia berpendapat bahwa kebijakan seperti ini dapat membuka pintu bagi eksploitasi sumber daya alam Indonesia oleh investor asing, yang pada akhirnya dapat mengancam kedaulatan dan kesejahteraan negara.

"Kecuali aspek mau menyerahkan negara ini ke China," tandasnya.

Seperti diketahui, Dwi Andreas Santosa, seorang Guru Besar di Institut Pertanian Bogor (IPB), mempertanyakan wacana penggunaan lahan sebanyak 1 juta hektare di Kalimantan Tengah untuk penerapan adaptasi sawah padi dari China.

Dikatakan Andreas, rencana tersebut terlalu ambisius dan berpotensi menimbulkan risiko yang besar bagi lingkungan dan masyarakat setempat.

Dalam pernyataannya, Andreas menyoroti bahwa alokasi sebanyak 1 juta hektare lahan untuk proyek ini terlalu luas untuk rencana awal.

Ia berpendapat bahwa pendekatan yang lebih bijaksana adalah dengan menggunakan lahan dalam jumlah yang lebih kecil terlebih dahulu sebagai uji coba.

Jika proyek tersebut terbukti berhasil dan memberikan manfaat yang signifikan, barulah dipertimbangkan untuk memperluasnya ke lahan yang lebih luas.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengumumkan bahwa Indonesia akan bekerja sama dengan China untuk mengembangkan sektor pertanian di Kalimantan Tengah.

Menurut Luhut, China akan mentransfer teknologi pertanian persawahan padi kepada Indonesia untuk proyek yang dijadwalkan dimulai pada Oktober 2024.

Kerjasama ini merupakan hasil dari Pertemuan Ke-4 High Level Dialogue and Cooperation Mechanism (HDCM) antara Indonesia dan Tiongkok di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, beberapa waktu lalu.

Langkah berikutnya adalah mencari mitra lokal untuk berkolaborasi dalam mengembangkan pertanian padi di Kalimantan Tengah.

Dalam unggahannya di akun Instagram pribadinya, Luhut menyebut bahwa sudah tersedia lahan seluas 1 juta hektar yang siap digunakan untuk proyek ini.

Pengelolaan lahan akan dilakukan secara bertahap, dimulai dari 100 ribu hektar dan bertambah hingga mencapai 1 juta hektar.

Lebih lanjut, Luhut menyatakan bahwa hasil produksi dari proyek ini akan dikumpulkan oleh Perum Bulog.

Kerjasama ini menandai langkah penting dalam pengembangan sektor pertanian Indonesia dan memperluas kemitraan internasional dalam bidang pertanian.

(Muhsin/fajar)


Sumber: https://fajar.co.id/2024/04/24/sependapat-dengan-guru-besar-ipb-soal-wacana-1-hektar-lahan-di-kalteng-said-didu-kecuali-mau-serahkan-negera-ini-ke-china/?page=all
Tokoh





Graph