Dibangun Tanpa APBD dan Tanpa Utang, Pembangunan Simpang Susun Semanggi pada Era Ahok Habiskan Dana Rp345 Miliar, Ternyata dari Sini Sumbernya

  • 23 April 2024 11:40:39
  • Views: 2

LENGKONG, AYOBANDUNG.COM -- Bagi anda yang sering melewati jalan Gatot Subroto atau Jalan Jendral Sudirman kota Jakarta, tentu sudah tidak asing lagi dengan pemandangan jembatan Simpang Susun Semanggi.

Jembatan Ikonik kota Jakarta ini kembali dibangun pada era Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok), ini pun memiliki hal yang menarik yakni dibangun tanpa menggunakan dana APBD dan tak meninggalkan utang sedikitpun. Lantas dari mana sumber dana nya?

Pembangunan Simpang Susun Semanggi ini ternyata memakai dana kompensasi atas kelebihan koefisiensi luas bangunan (KLB) dari PT Mitra Panca Persada, anak perusahaan yang berasal dari Jepang, Mori Building Company.

Baca Juga: Golongan Pensiunan PNS Ini Kantongi Uang hingga Rp4,7 Juta pada Mei 2024, Jangan Lupa Lakukan Otentikasi Taspen!

Apa itu KLB?

KLB atau Koefisiensi Luas Bangunan merupakan instrumen penataan ruang yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang.

Dalam UU ini pengembang hanya bisa membangun dengan luas dan tinggi bangunan sesuai ketentuan yang tertuang dalam izin yang diberikan.

Apabila terjadi kelebihan maka sipengembang pun wajib membayar kompensasi atau sanksi.

Habiskan dana sebesar Rp 345,067 miliar, Jalan Layang Non-Tol (JLNT) yang memiliki panjang jalan 1.622 meter ini menjadi yang pertama di Indonesia dengan memakai bentang terpanjang di atas jalan tol dalam kota Jakarta secara full precast melengkung (Hiperbolik).

Simpang Susun Semanggi ini menjadi ikonik karena memiliki desain bangunnya yang melingkar ditengah jantung kota Metropolitan yang disertai adanya lampu warna-warna yang menyala ketika malam hari.

Pembangunan Simpang Susun Semanggi ini dimulai pada 8 April di bawah kepemimpinan Ahok yang kala itu tengah menjabat menjadi Gubernur DKI Jakarta.

Baca Juga: Sesuai Amanat UU ASN 2023, MenPAN RB Hanya Angkat Honorer yang Berhasil Penuhi 2 Syarat Ini untuk Jadi PPPK

Kemudian Simpang Susun Semanggi ini rampung yang kemudian diresmikan pada 17 Agustus 2017 oleh Presiden Jokowi yang didampingi oleh Gubernur DKI yang baru yakni Djarot Saiful Hidayat.

Walaupun kala itu Ahok tak lagi menjabat sebagai Gubernur DKI karena kalah dalam pertarungan pilkada Jakarta, namun dirinya yakin bisa menghadiri peresmiannya. Akan tetapi nasib berkata lain, kala itu Ahok yang sedang terjerat kasus penodaan agama yang membuat dirinya mendekam di Mako Brimob.

Adanya jembatan Simpang Susun Semanggi ini pun diprediksi mengurangi kemacetan sekitar 30 - 40 persen.

Simpang Susun Semanggi ini memiliki dua ruas jalan, yaitu satu ruas yang diperuntukkan bagi kendaraan yang berasal dari arah Cawang menuju Bundaran Hotel Indonesia, sementara ruas lainnya untuk kendaraan yang berasal dari arah Slipi menuju Blok M.

Jembatan ikonik kota Jakarta ini menyuguhkan pemandangan indah karena dihiasi dengan lampu-lampu yang menarik, selain itu desain jembatan yang menyerupai daun semanggi ini ternyata memiliki makna dibaliknya yakni mengenai persatuan dimana nama tersebut merupakan pemberian Presiden Pertama Republik Indonesia yaitu Bung Karno.***


Sumber: https://www.ayobandung.com/umum/7912489235/dibangun-tanpa-apbd-dan-tanpa-utang-pembangunan-simpang-susun-semanggi-pada-era-ahok-habiskan-dana-rp345-miliar-ternyata-dari-sini-sumbernya?page=all
Tokoh









Graph

Extracted

persons Basuki Tjahaja Purnama, Djarot Saiful Hidayat, Joko Widodo, Sudirman,
companies Dana,
ministries ASN,
bumns PT Taspen,
topics kota metropolitan,
events Pilkada Serentak,
products PPPK,
nations Indonesia, Jepang,
places DKI Jakarta,
cities Cawang, Slipi,
cases Kemacetan,
musicclubs APRIL,