Neraca Perdagangan Kita Surplus 47 Bulan Berturut-turut, Apa Penyebabnya?

  • 22 April 2024 20:18:16
  • Views: 2

TEMPO.CO, Jakarta - Indonesia memperpanjang rekor surplus neraca perdagangan dalam 47 bulan terakhir pada Maret 2024, demikian diumumkan Badan Pusat Statistik BPS, Senin, 22 April 2024.

Pada Maret ini, surplus mencapai 4,47 miliar dolar AS. "Surplus neraca perdagangan bulan Maret 2024 lebih besar dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu," ujar Plt Kepala BPS Amalia Adiningar Widyasanti dalam jumpa pers Berita Resmi Statistik di Jakarta.

Amalia mengatakan surplus disumbang oleh sektor nonmigas sebesar 6,51 miliar dolar AS, sedangkan sektor migas defisit 2,04 miliar dolar AS pada Maret 2024.

Selama Januari-Maret 2024 sektor migas mengalami defisit 5,10 miliar dolar AS, namun masih terjadi surplus pada sektor nonmigas sebesar 12,41 miliar miliar dolar AS.

"Tiga negara penyumbang surplus terbesar pada 2024 yakni Amerika Serikat sebesar 1,50 miliar dolar AS, India sebesar 1,43 dolar AS dan Filipina sebesar 771,7 juta dolar AS," kata Amalia.

BPS juga mencatat negara penyumbang defisit terdalam pada Maret 2024 adalah Thailand dengan 383,9 juta dolar AS, Brasil sebesar 359,0 juta dolar AS, dan Australia sebesar 265,6 juta dolar AS.

Sementara itu, nilai ekspor Indonesia Maret 2024 mencapai 22,43 miliar dolar AS atau naik 16,40 persen dibanding ekspor Februari 2024. Dibanding Maret 2023 nilai ekspor turun sebesar 4,19 persen.

Infografisk Neraca Perdagangan Indonesia Maret 2023 - Maret 2024 (BPS)

Ekspor nonmigas Maret 2024 mencapai 21,15 miliar dolar AS, naik 17,12 persen dibanding Februari 2024, dan turun 4,21 persen jika dibanding ekspor nonmigas Maret 2023.

Lebih lanjut, nilai impor Indonesia Maret 2024 mencapai 17,96 miliar dolar AS, turun 2,60 persen dibandingkan Februari 2024 atau turun 12,76 persen dibandingkan Maret 2023.

Impor migas Maret 2024 senilai 3,33 miliar dolar AS, naik 11,64 persen dibandingkan Februari 2024 atau naik 10,34 persen dibandingkan Maret 2023.

Iklan

Data dari biro statistik menunjukkan bahwa surplus perdagangan sebesar $4,47 miliar pada bulan Maret, lebih besar dari perkiraan surplus perdagangan sebesar $1,13 miliar dalam jajak pendapat Reuters karena impor turun lebih dari yang diperkirakan.

Surplus tersebut juga lebih besar dibandingkan surplus bulan Februari yang berjumlah sekitar $870 juta, yang merupakan surplus terkecil dalam sembilan bulan.

Ekspor turun 4,19% menjadi $22,43 miliar tahun-ke-tahun di bulan Maret, sementara impor turun 12,76% menjadi $17,96 miliar. Jajak pendapat Reuters memperkirakan kontraksi ekspor sebesar 9,03% pada bulan lalu dan penurunan impor sebesar 1,57%.

Pembelian mesin dan produk elektronik yang turun berkontribusi terhadap penurunan impor, sedangkan penurunan ekspor sebagian besar disebabkan oleh nilai pengiriman komoditas pertambangan, kata Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti.

Meskipun angka perdagangan kuat, ekonom Trimegah Securities Fakhrul Fulvian memperkirakan bank sentral akan memberikan panduan yang hawkish pada pertemuan kebijakannya minggu ini untuk melindungi rupiah yang goyah.

Nilai tukar rupiah, yang terpukul oleh penguatan dolar AS dan meningkatnya ketegangan di Timur Tengah, anjlok ke level terendah pada pekan lalu. Mata uang ini naik 0,12% pada hari Senin, tetapi masih berada di dekat level terlemahnya sejak tahun 2020.

Jajak pendapat Reuters menunjukkan pada hari Senin bahwa 29 dari 35 analis memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga acuannya tidak berubah pada pertemuan 23-24 April, sementara enam analis memperkirakan kenaikan sebesar 25 bps poin.

Survei yang sama juga menunjukkan bahwa para analis memundurkan ekspektasi mereka terhadap penurunan suku bunga Indonesia pada kuartal berikutnya, dibandingkan dengan ekspektasi penurunan suku bunga pada kuartal kedua dalam jajak pendapat di bulan Maret, diikuti oleh penurunan lagi menjadi 5,50% pada akhir Desember.

ANTARA | REUTERS

Pilihan Editor IHSG Melemah Investor Tunggu Perkembangan Sengketa Pilpres, Rupiah Menguat


Sumber: https://bisnis.tempo.co/read/1859446/neraca-perdagangan-kita-surplus-47-bulan-berturut-turut-apa-penyebabnya
Tokoh

Graph

Extracted

companies Reuters,
ministries BPS,
topics ekspor, neraca perdagangan,
products dolar AS,
nations Amerika Serikat, Australia, Brasil, Filipina, India, Indonesia, Thailand,
places DKI Jakarta, rupiah,
musicclubs APRIL,