Bagaimana Risiko Kehamilan pada Usia Terlalu Muda dan Terlalu Tua? Ini Penjelasan Wakil Dekan Kedokteran UI

  • 21 April 2024 11:50:25
  • Views: 5

TEMPO.CO, Jakarta - Wakil Dekan Bidang Pendidikan, Penelitian, dan Kemahasiswaan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI), Profesor Dwiana Ocviyanti, menyatakan kehamilan perempuan di bawah usia 20 tahun dan di atas 35 tahun mempengaruhi morbiditas dan mortalitas ibu dan janin. Dia menanggapi pernyataan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) mengenai kehamilan yang tidak berisiko pada usia reproduksi sehat, yaitu 20- 35 tahun.

Menurut Dwiana, kehamilan pada wanita berusia di bawah 20 tahun mendatangkan risiko pre-eklampsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan. Ada juga bahaya eklampsia alias kejang, serta dan infeksi. “Kondisi ini akan membuat ibu berisiko melahirkan secara prematur dan janin lahir dengan berat badan rendah,” ujarnya, dikutip dari laman resmi UI, Kamis, 18 April 2024.

Kehamilan pada usia tua, dia meneruskan, bisa meningkatkan risiko kelainan kromosom, kecatatan kongenital, berat badan bayi lahir rendah, bahkan kematian neonatusa alias bayi berumur 0–28 hari. Saat persalinan, ibu yang melahiran di usia tua cenderung membutuhkan tindakan khusus, seperti induksi hingga operasi caesar.

Tak sebatas soal usia, beberapa faktor lain juga membuat kehamilan menjadi lebih berisiko. Salah satunya adalah kondisi medis sebelum mengandung janin, seperti hipertensi, diabetes, obesitas, autoimun, penyakit ginjal, penyakit tiroid, serta sindrom ovarium polikistik (PCOS).

Penyakit infeksi seperti HIV/AIDs juga dapat mengganggu kehamilan dan persalinan. Ibu hamil yang memiliki masalah medis harus mendapat pengawasan dari dokter spesialis.

Ibu hamil yang merokok—baik perokok aktif maupun pasif—juga berpotensi menyebabkan janinnya lahir prematur, cacat lahir, bahkan yang terburuk mendapat sindrom kematian bayi mendadak (SIDS). Konsumsi alkohol saat kehamilan mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin—biasa disebut fetal alcohol spectrum disorders (FASDs). Peluang keguguran juga naik dua kali lipat pada ibu hamil yang memakai narkotika.

Iklan

Selama periode kehamilan, calon ibu harus memeriksa kesehatan diri secara teratur. Dwiana menyarankan minimal enam kali pemeriksaan kehamilan. Pemeriksaan pada awal kehamilan di trimester pertama dan emeriksaan kelima pada trimester ketiga wajib oleh dokter ahli.

Ibu hamil dianjurkan mencari antenatal care (ANC) setidaknya satu kali pada trimester pertama, dua kali pada trimester kedua, dan tiga kali pada trimester ketiga. Layanan itu umumnya mencakup identifikasi risiko, pencegahan komplikasi kehamilan, serta edukasi dan promosi.

“Apabila terdapat masalah, ibu harus segera dirujuk ke dokter spesialis di fasilitas kesehatan terdekat,” tutur Dwiana.

Pilihan Editor: Ada 107 Titik Panas di Kaltim, BMKG Ingatkan Bahaya Cuaca Kering


Sumber: https://tekno.tempo.co/read/1858868/bagaimana-risiko-kehamilan-pada-usia-terlalu-muda-dan-terlalu-tua-ini-penjelasan-wakil-dekan-kedokteran-ui
Tokoh

Graph

Extracted

ministries BKKBN, BMKG,
institutions Universitas Indonesia,
topics diabetes, tekanan darah tinggi,
products Narkotika,
nations Indonesia,
places DKI Jakarta, KALIMANTAN TIMUR,
musicclubs APRIL,